MIKROBIOLOGI : ISOLASI DAN PENANAMAN MIKROBA

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak on Kamis, 14 Maret 2013



MIKROBIOLOGI : ISOLASI DAN PENANAMAN MIKROBA
 

Percobaan mikrobiologi Isolasi dan Penanaman Mikroba bertujuan untuk mengenal dan membuat berbagai macam medium yang digunakan dalam bidang mikrobiologi, mengenal dan melakukan teknik menanaman bakteri serta mengisolasi bakteri untuk mendapatkan biakan murni. Prinsip yang mendasari percobaan ini adalah inokulasi bakteri dengan konsepsi biakan murni yaitu dengan memisahkan campuran mokroorganisme sehingga membentuk koloni yang terpisah antara satu strain atau jenis mikroba dengan mikroba lainnya dengan menumbuhkan mikroorganisme pada media agar sehingga masing-masing mikroba bisa tumbuh secara berjauhan dan setiap selnya berhimpun membentuk koloni.
Metode yang digunakan dalam percobaan ini yaitu dengan metode streak ( penggoresan ). Metode streak dilakukan untuk memperoleh biakan murni karena pada goresan terakhir akan didapatkan koloni bakteri yang semakin berjauhan sehingga diharapkan goresan yang terakhir adalah biakan murni. Penginokulasian bakteri dengan metode ini dengan menggunakan jarum ase..
Pada percobaan ini digunakan bakteri yang bersifat aerob yaitu Staphylococcus aureus.  Bakteri tersebut diinokulasi pada medium cair, medium agar, dan medium agar miring. Pada pembuatan medium nutrient cair digunakan nutrien-nutrien berupa ekstrak ragi, pepton, dan NaCl. Sedangkan pada medium padat nutrien-nutrien sama dengan nutrien cair hanya ditambahkan bubuk agar yang berasal dari alga yang berfungsi sebagai bahan pemadat.
Ekstrak ragi digunakan karena ekstrak ragi mengandung natrium karbinat dan natrium bikarbonat yang berfungsi sebagai sumber karbon . Ragi disini juga berfungsi sebagai  sumber makanan bagi bakteri. Hal ini karena sejumlah mikroorganisme membutuhkan sejumlah karbon dalam bentuk karbondioksida tetapi kebanyakan diantaranya juga membutuhkan beberapa senyawa karbon organik, seperti gula, dan karbohidrat. Pepton juga berfungsi sebagai protein karena pepton merupakan senyawa organic dalam bentuk asam-asam amino yang merupakan sumber nitrogen (N), yang penting bagi pertumbuhan bagi bakteri.
NaCl berfungsi sebagai sumber ion logam Natrium karena semua organisme hidup membutuhkan beberapa unsure logam seperti natrium, kalium, magnesium, mangan, besi, tembaga, dan kobalt. Berbagai sumber tersebut digunakan untuk pertumbuhan yang normal, tidak terkecuali kuman. Ketiganya merupakan nutrien-nutien atau unsur hara yang diperlukan bakteri agar dapat tumbuh dengan baik.
Medium nutrien cair dan padat telah dibuat kemudian disterilkan dengan dimasukkan kedalam autoklaf. Sebelum medium-medium tersebut dimasukkan kedalam autoklaf, medium padat yang terdapat dalam cawan petri harus dibungkus terlebih dahulu dengan kertas kemudian dibungkus juga dengan plastik. Hal ini dimaksudkan agar cawan patri tidak basah karena terkena uap air dari autoklaf karena cawan patri harus berada dalam kondisi tetap kering dan steril. Sedangkan untuk medium nutrient cair terdapat pada tabung  yang masih harus tertutupi dengan aluminium foil untuk mencegah kontaminasi dari udara luar.
Autoklaf merupakan alat serupa tangki minyak yang dapat diisi dengan uap air. Autoklaf  memiliki suatu ruangan yang dapat Manahan tekanan diatas 1 atm. Dalam autoklaf, yang mensterilkan adalah panas basah, bukan pada tekanannya. Oleh karena itu, setelah air di dalam tangki mendidih dan mulai terbentuk uap air maka uap air ini akan mengalir keruangan pensterilan guna mendesak keluar semua udara di dalamnya. Bila masih ada udara yang tersisa, maka udara ini akan menambah tekanan didalam ruangan pensteril yang akan mengganggu naiknya suhu dalam ruangan tersebut.
Medium tempat penginokulasian bakteri memiliki fungsi masing-masing. Medium cair ini digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Medium agar digunakan untuk memperoleh biakan murni dan medium agar miring digunakan untuk menyimpan (stock) bakteri untuk digunakan lagi di lain waktu.
Hal ini penting yang harus diperhatikan dalam melakukan penanaman bakteri, yaitu lingkungan harus berada pada kondisi steril atau aseptik. Hal ini dilakukan agar medium tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme lain dan dapat tumbuh dengan baik, sehingga diperoleh biakan murni. Oleh karena itu, sebelim peralatan untuk inokulasi dipergunakan, terlebih dahulu harus dipanaskan dengan pembakar spirtus.
Pembakaran merupakan cara sterilisasi yang 100% efektif, tetapi cara ini terbatas penggunaannya. Cara ini biasa dipergunakan untuk mensterilkan alat penanam kuman (jarum ose atau sengkelit) yakni dengan membakarnya sampai  pijar. Dengan cara ini semua bentuk makhluk hidup akan dimatikan. Pembakaran juga dilakukan untuk bangkai binatang percobaan yang mati. Setelah keluar dari autoklaf, bakteri kemudian diinokulasi pada medium. Penginokulasian dilakukan dalam sebuah kolom (incase) yang bertujuan agar medium tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme lainnya.
Medium untuk penanaman bakteri terdiri dari medium positif, yaitu medium yang akan ditanami dengan bakteri Staphylococcus aureus dan medium negatif atau yang disebut kontrol  yang berfungsi sebagai pembanding untuk pengamatan dan tidak dilakukan inokulasi bakteri terhadapnya. Setelah tahap inokulasi terlalui, kemudian dilakukan inkubasi selama 24 jam dengan mengatur suhu optimum pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus pada suhu 37oC. Temperatur optimum untuk pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus berkisar antara 25-75o C sedangkan temperatur minimum antara (-5) –(-45)oC. Inkubasi merupakan Alat yang digunakan sebagai tempat pertumbuhan bakteri yang akan dibiakkan, yang dapat diatur termperaturnya sehingga sesuai dengan temparatur yang diperlukan bakteri agar dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan secara optimal. Pengaturan temperatur pada temperatur optimum tersebut dimaksudkan agar bakteri mudah berkembang biak dan tumbuh secara optimal. Penginkubasian dilakukan untuk menumbuhkan bakteri yang akan dibiakkan sesuai dengan suhu yang diperlukan bakteri untuk tumbuh. Setelah inkubasi selama 24 jam maka bakteri akan tumbuh pada medium positif dan kemudian dilakukan pengamatan/pembandingan dengan medium negatif. Pada medium nutrien cair dapat dibedakan antara kontrol (medium negatif) dan medium positif. Pada medium positif tampak terdapat endapan putih pada tabung, sedangkan pada kontrol berwarna putih dan tidak terdapat endapan. Pada medium padat 1 (agar) terdapat bintik-bintik putih agak terputus-putus dan jaraknya tidak terlalu rapat (agak berjauhan) dan pada medium padat 2 (agar) terdapat bintik-bintik putih yang bergerombolan seolah membentuk satu blok, bintik-bintik putih tersebut merupakan biakan murni bakteri Staphylococcus aureus, sedangkan pada control medium padat tetap bening dan tidak terdapat bintik-bintik putih. Pada medium agar miring, medium positif terjadi kekeruhan dimana timbul bintik-bintik putih yang jaraknya agak berjauhan sehinggan medium menjadi tampak keruh, sangat berbeda dengan kontrol yang berwarna putih bening.
Advertisement

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar