Teratai (Nelumbium nelumbo Druce)

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak on Minggu, 24 Maret 2013


Teratai

Teratai (Nelumbium nelumbo Druce)
Sinonim : Nelumbiurn nuciferum, Gaertn.; N. speciosum, Wilid.; Nelumbo nucifera, Gaertn.; Nyrnphaea nelumbo, Linn.
Familia : Nymphaeaceae
Nama Lokal hahah
Padma, seroia, terate, tarate, taratai besar.
Detail
Tanaman air menahun yang indah, asli dari daratan Asia. Teratai dibudidayakan di perairan dan kolam, kadang ditemukan tumbuh liar di rawa-rawa. Tanaman air yang tumbuh tegak. Rimpang tebal bersisik, tumbuh menjalar. Daun dan bunga keluar langsung dari rimpangnya yang terikat pada lumpur di dasar kolam.
Helaian daun lebar dan bulat, disangga oleh tangkai yang panjang dan bulat berdiameter 0,5-1 cm, panjangnya 75-150 cm. Daun menyembul ke atas permukaan air, menjulang tegak seperti perisai. Permukaan daun berlilin; warnanya hijau keputihan, tepi rata, bagian tengah agak mencekung, tulang daun tersebar dari pusat daun ke arah tepi, diameter 30-50 cm. Bunganya harum, tumbuh menjulang di atas permukaan air dengan tangkai bulat panjang dan kokoh, panjang tangkai bunga 75-200 cm. Diameter bunga 15-25 cm, benang sari banyak kepala sari kuning, mahkota bunga lebar, ada yang engkel dan ada yang dobel dengan warna merah jambu, putih dan kuning. Bunga mekar sehari penuh dari pagi sampai sore hari. Setelah layu, mahkota bunga berguguran sampai akhirnya tersisa dasar bunga yang akan menjadi bakal buah, bentuknya seperti kerucut terbalik dengan permukaan datar semacam spons dan berlubang-lubang berisi 15- 30 biji, warnanya hijau kekuningan, kemudian hijau dan akhirnya coklat hitam, garis tengah 6-11 cm. Biji bentuknya bulat seperti kacang tanah, terdapat dalam lubang-lubang buah yang berbentuk seperti sarang tawon. Biji yang sudah tua warnanya hijau kehitaman, umurnya kira-kira 1 bulan sejak bunganya mekar.
Daunnya biasa dipakai sebagai bahan pembungkus, rimpang muda dan biji bias dimakan. Pemeluk agama Budha menganggap bunga ini sebagai lambing kesucian, tercermin dalam berbagai lukisan dan patung yang menggambarkan Sang Budha sedang duduk bersemedi di atas bunga teratai.
Komposisi
Sifat kimiawi dan efek farmakologis
Biji : Memelihara kondisi jantung, bermanfaat bagi ginjal dan menguatkan limpa.
Tunas biji teratai : Menghilangkan panas dalam di jantung, menurunkan panas, menghentikan perdarahan, menahan ejakulasi dini.
Kulit biji teratai :
Menghentikan perdarahan, Menghilangkan panas dalam di lambung, mengeluarkan panas dan lembab dari usus.
Benangsari (kumis bunga teratai) :
Menghilangkan panas dari jantung, menguatkan fungsi ginjal, menahan ejakulasi dini dan menghentikan perdarahan. Penyangga bunga : Membuyarkan darah beku, menghentikan perdarahan, menolak lembab. Batang teratai (tangkai daun, tangkai bunga) : Menurunkan panas dan memperlancar kencing. Daun : Membersihkan panas dan menghilangkan lembab, menaikkan yang jernih, menghentikan perdarahan. Dasar daun : Menurunkan panas dan menghilangkan lembab, menormalkan menstruasi, menguatkan kehamilan. Rimpang : Dimakan mentah berkhasiat menurunkan panas, mendinginkan darah yang panas dan membuyarkan darah beku. Bila dimasak, berkhasiat menguatkan limpa, menambah selera makan, penambah darah, membantu pertumbuhan otot dan menyembuhkan diare.
Akar : Menghentikan perdarahan, membuyarkan darah beku, penenang. Tepung rimpang: Menghentikan perdarahan, menambah darah, mengatur fungsi ginjal dan limpa.
Kandungan kimia
Bunga : Quercetin, luteolin, isoquercitrin, kaempferol. Benangsari : Quercetin, luteolin, isoquercitrin, galuteolin, juga terdapat alkaloid. Penyangga bunga (reseptacle) : Protein, lemak, karbohidrat, caroten, asam nikotinat, vitamin B1, B2, C dan sedikit mengandung nelumbine. Biji : Kaya akan pati, juga mengandung raffinose, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, phosphor dan besi.
Kulit biji teratai mengandung nuciferine, oxoushinsunine, N- norarmepavine.
Tunas biji teratai: Liensinine, isoliensinine, neferine, nuciferine, pronuciferine, lotusine, methylcorypalline, demethylcoclaurine, galuteolin, hyperin, rutin.
Rimpang : Pati, protein, asparagine, vitamin C. Selain itu juga mengandung catechol, d-gallocatechol, neochlorogenic acid, leucocyanidin, leucodelphinidin, peroxidase, dll. Akar : Zat tannic dan asparagine. Daun: Roemerine, nuciferine, nornuciferine, armepavine, pronuciferine, N-nornuciferine, D-Nmethylcoclaurine, anonaine, liriodenine, quercetin, isoquercitrin, nelumboside, citric acid, tartaric acid, malic acid, gluconic acid, oxalic acid, succinic acid, zat tannic, dll. Dasar daun teratai: Roemerine, nuciferine dan nornuciferine. Tangkai daun: Roemerine, nornuciferine, resin dan zat tannic. Oxoushinsunine yang terdapat pada kulit biji teratai berkhasiat menekan perkembangan kanker hidung dan tenggorokan, sedangkan biji dan tangkai teratai berkhasiat anti hipertensi.
Bagian yang digunakan
Rimpang, Daun, Tangkai, Bunga, Benang sari, Biji, Penyangga bunga yang seperti sarang tawon/spons (reseptacle), serta Tunas biji.
Pemanfaatan untuk obat darah tinggi
Cara Pemakaian
Pertama :
1. Sepuluh (10) gram biji teratai dan 15 g tunas biji teratai. (lien sim), direbus dengan 350 cc air sampai tersisa 200 cc.
2. Minum setiap hari seperti teh.
Kedua :
1. Tunas biji teratai (lien sim) sebanyak 10-15 g direbus dengan air secukupnya sampai mendidih, minum sebagai teh.
2. Dapat juga tunas biji teratai digiling halus, seduh dengan air panas, minum.
Aturan Pemakaian
Untuk minum :
Rimpang : 240 g. Direbus atau di juice.
Daun : 5-12 g, rebus.
Tangkai : 3-5 g, rebus.
Bunga : 3-5 g, rebus.
Benang sari : 3-10 g, rebus.
Receptacle : 10-15 g, rebus.
Biji : 5-12 g, rebus.
Tunas biji teratai : 1,5-3 g, rebus.
Pemanfaatan lain
Selain untuk mengobati darah tinggi, teratai juga dapat dimanfaatkan untuk mengobati:
Diare, Disentri, Keputihan, Kanker nasopharynx, Demam, Insomnia, Batuk darah, Muntah darah, Mimisan, Sakit jantung, Beri-beri, Sakit kepala, Berak dan kencing darah, Anemia, dan Ejakulasi.
Advertisement

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar