Tempuyung (Sonchus arvensis L.)

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak on Minggu, 24 Maret 2013


Tempuyung

Tempuyung (Sonchus arvensis L.)
Familia : Asteraccae (Compositac)
Nama Lokal
Jombang, j. lalakina, galibug, lempung, rayana (Sunda).; Tempuyung (Jawa).; Niu she tou (China), laitron des champs (Perancis).; Sow thistle (Inggris).
Detail
Tempuyung tumbuh liar di tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, seperti di tebing-tebing, tepi saluran air, atau tanah terlantar, kadang ditanam sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan yang berasal dari Eurasia ini bisa ditemukan pada daerah yang banyak turun hujan pada ketinggian 50 - 1.650 m dpl. Terna tahunan, tegak, tinggi 0,6 - 2 m, mengandung getah putih, dengan akar tunggang yang kuat. Batang berongga dan berusuk.
Daun tunggal, bagian bawah tumbuh berkumpul pada pangkal membentuk roset akar. Helai daun berbentuk lanset atau lonjong, ujung runcing, pangkal bentuk jantung, tepi berbagi menyirip tidak teratur, panjang 6 - 48 cm, lebar 3 - 12 cm, warnanya hijau muda. Daun yang keluar dari tangkai bunga bentuknya lebih kecil dengan pangkal memeluk batang, letak berjauhan, berseling. Perbungaan berbentuk bonggol yang tergabung dalam malai, bertangkai, mahkota bentuk jarum, warnanya kuning cerah, lama kelamaan menjadi merah kecokelatan. Buah kotak, berusuk lima, bentuknya memanjang sekitar 4 mm, pipih, berambut, cokelat kekuningan. Ada keaneka-ragaman tumbuhan ini. Yang berdaun kecil disebut lempung, dan yang berdaun besar dengan tinggi mencapai 2 m disebut rayana. Batang muda dan daun walaupun rasanya pahit bisa dimakan sebagai lalap. Perbanyakan dengan biji.
Komposisi
Sifat kimiawi dan efek farmakologis
Tempuyung rasanya pahit dan dingin.
Kandungan kimia
Tempuyung mengandung oc-laktuserol, P-laktuserol, manitol, inositol, silika, kalium, flavonoid, dan taraksasterol.
Efek farmakologis dan hasil penelitian
1. Penelitian pengaruh ekstrak air dan ekstrak alkohol daun tempuyung terhadap volume urine tikus in vivo dan pelarutan batu ginjal in vitro, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
a. daun tempuyung tidak secara jelas mempunyai efek diuretik, namun mempunyai daya melarutkan batu ginjal.
b. daya melarutkan batu ginjal oleh ekstrak air lebih baik daripada ekstrak alkohol 2. Praperlakuan flavonoid fraksi etil asetat daun tempuyung mampu menghambat hepatotoksisitas karbon tetrakiorida (CCL 4) yang diberikan pada mencit jantan.
Bagian yang diguanakan
Daun atau seluruh tumbuhan.
Pemanfaatan untuk obat darah tinggi
Cara Pemakaian
1. Daun tempuyung segar sebanyak 5 lembar dicuci lalu diasapkan sebentar.
2. Makan sebagai lalap bersama makan nasi.
3. Lakukan 3 kali sehari.
Aturan Pemakaian
Daun atau seluruh tumbuhan sebanyak 15 - 60 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, herba segar digiling halus lalu ditempelkan ke tempat yang sakit atau diperas dan airnya untuk kompres bisul, luka bakar, dan wasir.
Catatan
Kapsul Prolipid yang diindikasikan untuk pengobatan kolesterol tinggi dan menjaga kelangsingan tubuh mengandung tumbuhan obat ini.
Pemanfaatan lain
Selain untuk mengobati darah tinggi, tempuyung juga dapat dimanfaatkan untuk mengobati :
Batu saluran kencing, Batu empedu, Disentri, Wasir, Rematik goat, Radang usus buntu (apendisitis), Radang payudara (mastitis), Bisul, Beser mani (spermatorea), Luka bakar, Pendengaran kurang (tuli), dan Memar.
Advertisement

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar