Akuaponik,
Metode Budidaya Ikan yang Ramah Lingkungan
Seringkali
ketidaktahuan atau ketidakpedulian manusia mengakibatkan efek yang tidak
terbayangkan. Satu tindakan kecil yang kita lakukan bisa saja berdampak besar terhadap
lingkungan, bahkan terkadang mencengangkan. Baru-baru ini Amerika Serikat
gempar dengan penemuan ikan mas raksasa dengan panjang sekitar 45 cm dan berat
1,9 kg di danau Tahoe, Sierra Nevada. Padahal kebanyakan ikan mas dewasa
biasanya hanya berukuran sekitar 15 sampai 20 cm. Ternyata tak hanya satu, ada
sekitar 15 ekor ikan mas lainnya yang ditemukan di sana. Selain itu, ditemukan
pula spesies ikan lain yang bukan merupakan habitat asli danau tersebut.
Meskipun belum ada penelitian yang membuktikan, menurut peneliti
dari University of Nevada, Dr. Sudeep Chandra, keberadaan ikan mas yang
bukan merupakan penghuni asli danau dikhawatirkan dapat mengancam kelangsungan
hidup spesies/ikan asli. Hal ini dikarenakan terjadi persaingan dalam memperoleh
makanan. Bagaimana bisa?
Untuk lebih gampangnya begini. Anggaplah danau tersebut sebagai
rumah yang sudah berpenghuni. Lalu datanglah spesies asing, yakni ikan mas
sebagai penghuni baru. Adanya penghuni baru berarti ada persaingan baru.
Persaingan atas daerah kekuasaan dan tentunya makanan. Kemudian penghuni baru
yang lain datang lagi dan datang lagi, begitu seterusnya. Persaingan bertambah
sengit, penghuni asli mulai terjepit keberadaannya. Penghuni-penghuni baru ini
tumbuh besar dan kemudian beranak-pinak, alhasil penghuni di rumah itu semakin
banyak. Persaingan semakin bertambah pelik. Penghuni asli semakin tergeser dan
lama kelamaan punah. Inilah yang menjadi kekhawatiran para peneliti.
Kekhawatiran lain muncul ketika kotoran ikan mas yang penuh
nutrisi dapat memicu lumut dan ganggang tumbuh dengan subur, yang pada akhirnya
akan membuat air yang semula jernih berubah menjadi keruh. Kualitas air yang
buruk akan berdampak pada kesehatan ratusan ikan asli yang berhasil selamat
dari “serbuan” ikan mas. Untuk itu penelitian lebih lanjut sangat diperlukan.
Bagaimana ikan mas itu bisa berada di danau? Meskipun belum ada
bukti yang menguatkan, tapi kemungkinan besar ikan mas tersebut merupakan hasil
buangan dari akuarium. Seperti yang telah diungkapkan di atas, tindakan yang
terbilang kecil seperti membuang isi akuarium ke danau bisa jadi berdampak
besar bagi lingkungan di sekitarnya. Mungkin saja kita bermaksud menyelamatkan
satu ikan, tapi ternyata keberadaan satu ikan itu bisa mengganggu ratusan ikan
lain yang ada di dalamnya.
Lalu bagaimana cara yang tepat untuk membuang isi akuarium?
Kalaupun Anda bosan dengan ikan tersebut, Anda bisa memberikannya ke tetangga
atau saudara yang menginginkannya. Alternatif lainnya, Anda bisa menjualnya
kembali ke pasar ikan hias. Namun, jangan sekali-kali Anda membuangnya ke danau
atau sungai. Jika alasannya malas karena setiap minggu harus menguras akuarium
atau kolam, jangan khawatir, berikut ada trik yang pastinya membuat Anda senang
dan ikan-ikan pun bahagia, yaitu dengan akuaponik.
Apa itu akuaponik?
Akuaponik adalah
teknik gabungan antara bertanam secara hidroponik dengan memelihara atau
beternak ikan (akuakultur). Seperti kita ketahui bahwa, ketika kita memelihara
ikan, jika kotoran yang menumpuk tidak segera dibersihkan dikhawatirkan akan
meracuni ikan itu sendiri. Jadi secara rutin airnya harus dibuang dan diganti
dengan yang baru. Sama halnya dengan bertanam secara hidroponik, air yang tidak
segera diganti, lama kelamaan akan membuat akar membusuk dan nantinya dapat
menyebabkan tanaman mati. Dengan semakin menipisnya persediaan air bersih di
bumi, tindakan ini bisa jadi pemborosan.
Menurut para peneliti dari Auburn University, ikan hanya mengambil
40-50% gizi dari makanan, sisanya dibuang bersama kotoran. Nah, kotoran ikan ini
ternyata dapat menjadi pupuk alami yang dapat menyuburkan tanaman. Jadi prinsip
dasar dari akuaponik adalah menggunakan kotoran dan sisa makanan ikan menjadi
pupuk bagi tanaman sekaligus menjernihkan air kolam ikan.
Untuk membuat sistem akuaponik rumahan tidaklah serumit yang
dibayangkan, Anda cukup menyiapkan alat-alat sebagai berikut:
1. Akuarium kaca atau wadah lain seperti ember atau tong untuk
memelihara ikan
2.
Wadah untuk media tanam; isi dengan
kerikil atau expanded clay dan lubangi bagian bawahnya
3. Pompa: membantu mengalirkan air dari akuarium ke media tanam
4. Selang penghubung untuk menghubungkan kedua wadah
Cara kerjanya
seperti ini, kotoran dan sisa makanan ikan berubah menjadi amonia dibawa oleh
air naik menuju media tanam melalui selang penghubung. Oleh bakteri, amonia
akan diubah menjadi nitrat dan seperti kita ketahui bahwa nitrat adalah salah
satu unsur yang diperlukan tanaman untuk tumbuh. Melalui transfer tersebut,
tanaman di wadah atas akan dapat menyerap nitrat dari air yang membawa kotoran
tadi. Setelah tanaman menyerap zat yang diperlukan, air tadi akan kembali
tersaring oleh kerikil dan tanaman sehingga air kembali bersih dan
terbebas dari amonia. Sementara itu, Anda tak perlu repot-repot menguras akuarium,
karena sudah bersih dengan sendirinya, Anda bisa juga memanen hasil sayuran
yang ada. Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui, enak bukan?
Sebenarnya menjaga
lingkungan tidak sesulit yang dibayangkan. Banyak sekali metode alternatif
ramah lingkungan yang dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari, salah satunya
dengan akuaponik. Meskipun ini hanya terbilang kecil dan mulai dari diri
sendiri setidaknya kita sudah turut serta membantu menjaga lingkungan. Bumi
tempat kita berpijak sudah semakin tua, jika bukan kita yang menjaganya, lalu
siapa lagi?
Advertisement
BalasHapusI like reading through a post that can make men and women think. Also, many thanks for allowing me to comment!
You made some good points there. I looked on the internet to learn more about the issue and found most people will go along with your views on this site.Sbobet
BalasHapus