Asam jengkol atau asam
adalah asam amino yang memiliki atom
belerang. Senyawa ini tersusun dari dua asam
amino sistein yang diikat oleh satu
gugus metil pada atom belerangnya.Nama IUPAC-nya adalah asam
(2R)-2-amino-3-(2R)-2-amino-3-hidroksi-3-oksopropilsulfanilmetilsulfanil]propanoat.
Asam jengkol terkandung pada biji
jering (jengkol) yang biasa dimakan secara mentah atau setelah direbus.
Isolasi asam ini pertama kali
dikerjakan oleh Van Veen and Hyman dari urin penduduk
yang mengalami keracunan jering. Mereka
berhasil mengisolasi kristal asam ini dari biji jering menggunakan barium
hidroksida (Ba(OH)2) pada 30°C dan ditunggu beberapa
waktu. Selanjutnya, laporan menunjukkan ada sekitar 20 gram asam jengkolat di
setiap 1 kg biji jengkol segar (20 permil) dengan variasi 12 hingga 35 permil
tergantung varietasnya. Diketahui pula, biji legum lain juga mengandung lebih sedikit
asam ini:Leucaena esculenta (2.2 g/kg) dan Pithecolobium ondulatum (2.8 g/kg).
Asam inilah yang bertanggung jawab
terhadap gangguan pembuangan urin (air seni) yang dikenal sebagai
"kejengkolan" atau jengkoleun dalam bahasa Sunda. Kejengkolan terjadi
karena asam jengkol akan mengendap membentuk kristal jarum-jarum halus apabila
bertemu dengan air seni yang asam. Kristal-kristal ini dapat merusak jaringan
dinding ginjal dan saluran urin. Penanganannya adalah dengan meminum air abu
berbagai tumbuhan yang bereaksi alkalis/basa. Jengkol yang direbus atau yang
diolah menjadi keripik, telah berkurang kadar asam jengkolatnya.
Isoprena adalah nama umum (nama trivial) dari 2-metilbuta-1,3-diena. Senyawa ini biasa digunakan dalam
industri, penyusun berbagai senyawabiologi penting, serta dapat berbahaya bagi
lingkungan dan beracun bagi manusia bila terpapar secara berlebihan.
Dalam suhu ruang isoprena berwujud
cairan bening yang sangat mudah terbakar dan
terpantik. Bila tercampur dengan udara
sangat mudah meledak dan sangat reaktif bila
dipanaskan. Pengangkutan isoprena
memerlukan penanganan khusus.
Secara industri senyawa ini dihasilkan
dari hasil sampingan peluruhan nafta atau minyak. Saat ini sekitar 95% produksi
isoprena dunia digunakan untuk membuat karet sintetik cis-1,4-poliisoprena.
Karet sendiri juga merupakan polimer isoprena — paling sering
cis-1,4-poliisoprena - dengan bobot molekul 100.000 hingga 1.000.000. Biasanya
ada campuran beberapa persen bahan lain,
seperti protein, asam lemak, resin, dan bahan organik lainnya, pada karet alam
berkualitas tinggi. Getah perca, suatu karet alam lain, merupakan
trans-1,4-poliisoprena, isomer struktural yang memiliki karakteristik mirip
namun tidak persis sama.
Advertisement
bagus gan
BalasHapus