Glukosinolat dan sianogenik
Glukosinolat
Glukosinolat merupakan metabolit
sekunder yang dibentuk dari beberapa asam amino
dan terdapat secara umum pada
Cruciferae (Brassicaceae). Glukosinolat dikelompokkan menjadi setidaknya 3
kelompok, yakni: (1). glukosinolat alifatik (contoh: sinigrin), terbentuk dari
asam amino alifatik (biasanya metionin), (2) glukosinolat aromatik (contoh:
sinalbin), terbentuk dariasam amino aromatik (fenilalanin atau tirosin) dan (3)
glukosinolat indol, yang terbentuk dari asam amino indol (triptofan). Keragaman
jenis glukosinolat tergantung pada modifikasi ikatannya dengan gugus lain
melalui hidroksilasi, metilasi dan desaturasi. Hidrolilis dari glukosinolat
terjadi karena adanya enzim mirosinase, sehingga menghasilkan beberapa senyawa beracun
seperti isotiosianat, tiosianat, nitril, dan epitionitril. Senyawa-senyawa
tersebut merupakan racun bagi serangga yang bukan spesialis pemakan tumbuhan
Cruciferae, dan merupakan zat penolak makan bagi ulat kilan, Trichoplusia ni.
Sianogenik
Semua jenis tumbuhan mempunyai
kemampuan untuk mensintesis glikosida sianogenik. Namun, tidak semua jenis
tumbuhan mengumpulkan senyawa ini dalam sel-selnya. Pada family Rosaceae,
senyawa ini disimpan pada vakuola. Pada saat sel tumbuhan dirusak, glikosida sianogenik
akan dihidrolisis secara enzimatis menghasilkan asam sianida (HCN) yang sangat
beracun dan merupakan zat penolak makan serangga dengan spektrum yang luas.
Advertisement
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar