TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.30 BAB WUDHU Ke-5

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak on Sabtu, 01 Oktober 2022

TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.30
===================

*(السَّادِسُ التَّرْتِيْبُ)* كَمَا ذُكِرَ لِأَنَّهُ ﷺ لَمْ يَتَوَضَّأْ إِلَّا مُرَتَّبًا
*([Fardhu wudhu] yang keenam adalah tertib)*, sebagaimana urutan yang telah dituturkan. Karena sesungguhnya Nabi ﷺ tidak pernah berwudhu, kecuali secara tertib.

فَلَوْ قَدَّمَ عُضْوًا عَلٰى مَحَلِّهِ لَمْ يُعْتَدَّ بِهِ
Maka jikalau seseorang mendahulukan satu anggota wudhu dari tempatnya [urutan pembasuhannya], maka anggota wudhu itu tidak diperhitungkan [tidak sah basuhannya].

وَلَوْ غَسَلَ أَرْبَعَةَ أَعْضَائِهِ مَعًا اِرْتَفَعَ حَدَثُ وَجْهِهِ فَقَطْ
Dan jikalau ia [orang yang berwudhu] membasuh empat anggota wudhu secara bersamaan, maka terangkatlah hadats pada wajahnya saja.

وَيَكْفِيْ وُجُوْدُ التَّرْتِيْبِ تَقْدِيْرًا *(فَلَوْ غَطَسَ)* نَاوِيًا وَلَوْ فِيْ مَاءٍ قَلِيْلٍ كَمَا مَرَّ *(صَحَّ وُضُوْؤُهُ وَإِنْ لَمْ يَمْكُثْ)* زَمَنًا يُمْكِنُ فِيْهِ التَّرْتِيْبُ
Dan mencukupi [sah] adanya tertib secara pengiraan. *(Maka jikalau seseorang menyelam)* sebagai orang yang berniat wudhu, walaupun [menyelamnya] di air yang sedikit sebagaimana penjelasan yang telah lewat *(maka sah wudhunya, walaupun ia tidak berdiam diri)* dalam waktu yang memungkinkan di waktu itu melaksanakan tertib.

أَوْ أَغْفَلَ لَمْعَةً مِنْ غَيْرِ أَعْضَاءِ الْوُضُوْءِ لِحُصُوْلِهِ تَقْدِيْرًا فِيْ أَوْقَاتٍ لَطِيْفَةٍ لَا تَظْهَرُ فِي الْحِسِّ
Atau ia melalaikan setitik dari selain anggota-anggota wudhu, karena hasilnya tertib secara pengiraan pada waktu-waktu yang sekejap yang tidak nampak dalam panca indera.

وَخَرَجَ بِغَطَسَ مَا لَوْ غَسَلَ أَسَافِلَهُ قَبْلَ أَعَالِيْهِ فَإِنَّهُ لَا يُجْزِئُ لَعَدَمِ التَّرْتِيْبِ حِسًّا حِيْنَئِذٍ
Dan terkecualikan dengan batasan menyelam, sesuatu [kasus] jika seseorang membasuh bagian-bagian bawah tubuhnya sebelum [membasuh] bagian-bagian atasnya, karena sesungguhnya hal itu tidak mencukupi [tidak sah], karena tertiadakan tertib secara inderawi pada saat itu.

وَيَسْقُطُ وُجُوْبُهُ عَنْ مُحْدِثٍ أَجْنَبَ
Dan gugur kewajiban [melaksanakan] tertibnya wudhu dari orang yang ber-hadats [kecil] lagi [ber-hadats] junub.

وَمِنْ ثَمَّ لَوْ غَسَلَ جُنُبٌ مَا سِوٰى أَعْضَاءِ الْوُضُوْءِ ثُمَّ أَحْدَثَ لَمْ يَجِبْ تَرْتِيْبُهَا
Dan dari sebab itu, jikalau orang yang junub membasuh sesuatu selain anggota-anggota wudhu, kemudian ia ber-hadats [kecil], maka ia tidak wajib mentertibkan anggota-anggota wudhu tersebut.

*(وَتَجِبُ الْمُوَالَاةُ فِيْ وُضُوْءِ دَائِمِ الْحَدَثِ)* فَيَجِبُ عَلَيْهِ أَنْ يُوَالِيَ بَيْنَ الْاِسْتِنْجَاءِ وَالتَّحَفُّظِ وَبَيْنَهُمَا وَبَيْنَ الْوُضُوْءِ وَبَيْنَ أَفْعَالِهِ وَبَيْنَهُ وَبَيْنَ الصَّلَاةِ تَخْفِيْفًا لِلْحَدَثِ مَا أَمْكَنَ
*(Dan diwajibkan harus beruntun pada wudhunya orang yang [mengalimi] langgeng hadats)*. Maka wajib baginya agar beruntun ➀ antara istinja' [cebok] dan menjaga diri [dari keluarnya hadats, seperti menyumpal dan membalut farji bagi wanita istihadhoh], dan ➁antara keduanya [istinja’ dan menjaga diri dari keluarnya hadats] dan antara wudhu, dan antara pekerjaan-pekerjaan wudhu, dan ➂antara wudhu dan antara sholat, guna meringankan hadats selama masih memungkinkan.

*(وَ)* يَجِبُ فِيْ كُلِّ وُضُوْءٍ *(اِسْتِصْحَابُ النِّيَّةِ حُكْمًا)* وَلَا يَتْرُكُهَا قَبْلَ تَمَامِ الْوُضُوْءِ بِأَنْ لَا يَأْتِيَ بِمَا يُنَافِيْهَا كَرِدَّةٍ أَوْ قَطْعٍ وَإِلَّا اِحْتَاجَ إِلَى اسْتِئْنَافِهَا
*(Dan)* diwajibkan pada setiap berwudhu, *(terus menyertakan niat secara hukum)*. Dan tidak boleh meninggalkan niat sebelum sempurnanya wudhu. Dengan gambaran [orang yang berwudhu itu] tidak melakukan hal-hal yang meniadakan niat, seperti murtad, atau memutus/menghentikan [tidak meneruskan wudhunya], dan jika tidak [demikian], maka ia butuh untuk memulai niat [wudhunya] kembali.

وَإِذَا أَحْدَثَ فِيْ أَثْنَاءِ الْوُضُوْءِ أَوْ قَطَعَهُ أُثِيْبَ عَلَى الْمَاضِيْ إِنْ كَانَ لِعُذْرٍ وَإِلَّا فَلَا
Dan apabila seseorang ber-hadats di pertengahan wudhu, atau ia menghentikan wudhunya, maka ia diberi pahala atas [anggota wudhu] yang telah berlalu [yang telah dibasuh], jika keadaan [terhenti wudhunya] itu karena ada udzur. Dan jika tidak [karena udzur], maka tidak [diberi pahala].
Advertisement

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar