Cara- cara Pengolahan Air Limbah
Beberapa cara pengolahan air buangan
adalah:
1. Pengenceran (dilution)
Yakni
air buangan diencerkan terlebih dahulu sampai mencapai konsentrasi yang cukup
rendah, kemudian baru dibuang ke badan air. Pada keadaan tertentu kadang-kadang
dilakukan proses pengolahan sederhana lebih dahulu seperti pengendapan,
penyaringan dan sebagainya. Akan tetapi dengan bertambahnya penduduk dan perkembangan
industri, maka seringkali jumlah air buangan yang harus dibuang menjadi terlalu
banyak karena diperlukan derajat pengenceran yang cukup besar, hal ini tidak
dapat dipertahankan lagi. Disamping itu dengan cara ini mendatangkan beberapa
kerugian antara lain : bahaya kontaminasi terhadap bahan-bahan air, oksigen
terlarut dalam badan air cepat habis sehingga mengganggu kehidupan organisme
dalam air, serta meningkatkan pengendapan zat-zat padat sehingga mempercepat
pendangkalan sehingga mempercepat pedangkalan sehingga terjadi penyumbatan dan
mulai timbul banjir.
2. Irigasi Luas
Cara ini umumnya digunakan di
daerah-daerah di luar kota atau di pedasaan karena memerlukan tanah yang cukup
luas dan tidak dengan pemukiman penduduk. Air buangan dialirkan ke parit-parit
terbuka yang digali pada sebidang tanah, dan air akan merembes masuk ke dalam
tanah melalui dasar dan dinding dari parit-parit tersebut. Pada keadaan
tertentu air buangan dapat digunakan untuk perairan ladang, pertanian atau
perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dilakukan
untuk membuang air buangan yang berasal dari perusahaan susu sapi, rumah potong
hewan, perusahaan makanan kaleng dan sebagainya. Dimana kandungan zat-zat
organik dan protein cukup tinggi dan diperlukan oleh tanaman.
3. Kolam Oksidasi (oxidation
ponds/waste stabilizationponds lagoon)
Merupakan
suatu pengolahan air buangan untuk sekelompok masyarakat kecil, dan cara ini
terutama dianjurkan untuk daerah pedesaan. Prinsip kerjanya adalah memanfaatkan
pengaruh sinar matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam
proses pembersihan alamiah. Air buangan dialirkan ke dalam kolam besar
berbentuk empat persegi panjang kedalaman antara 1 – 1.5 meter. Dinding dan
lapisan kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Luas kolam tergantung pada
jumlah air buangan yang akan diolah, biasanya digunakan luas 1 acre (= 4072 m)
untuk 100 orang. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman minimal berjarak
500 meter ditempatkan di daerah terbuka yang memungkinkan adanya sirkulasi
angin.
4. Pengolahan air buangan primer dan
sekunder/ primary and secondary treatment plant
Merupakan
cara pengolahan air buangan yang lebih kompleks dan lebih lengkap, yaitu
pengolahan secara fisis dan mekanis (primer) dan secara biologis (sekunder)
terutama di daerah perkotaan dan umumnya air buangan dari segala jenis, baik
yang berasal dari rumah tangga, kota praja maupun industri.
Beberapa cara pengolahan air buangan
adalah:
1. Pengenceran (dilution)
Yakni
air buangan diencerkan terlebih dahulu sampai mencapai konsentrasi yang cukup
rendah, kemudian baru dibuang ke badan air. Pada keadaan tertentu kadang-kadang
dilakukan proses pengolahan sederhana lebih dahulu seperti pengendapan,
penyaringan dan sebagainya. Akan tetapi dengan bertambahnya penduduk dan perkembangan
industri, maka seringkali jumlah air buangan yang harus dibuang menjadi terlalu
banyak karena diperlukan derajat pengenceran yang cukup besar, hal ini tidak
dapat dipertahankan lagi. Disamping itu dengan cara ini mendatangkan beberapa
kerugian antara lain : bahaya kontaminasi terhadap bahan-bahan air, oksigen
terlarut dalam badan air cepat habis sehingga mengganggu kehidupan organisme
dalam air, serta meningkatkan pengendapan zat-zat padat sehingga mempercepat
pendangkalan sehingga mempercepat pedangkalan sehingga terjadi penyumbatan dan
mulai timbul banjir.
2. Irigasi Luas
Cara ini umumnya digunakan di
daerah-daerah di luar kota atau di pedasaan karena memerlukan tanah yang cukup
luas dan tidak dengan pemukiman penduduk. Air buangan dialirkan ke parit-parit
terbuka yang digali pada sebidang tanah, dan air akan merembes masuk ke dalam
tanah melalui dasar dan dinding dari parit-parit tersebut. Pada keadaan
tertentu air buangan dapat digunakan untuk perairan ladang, pertanian atau
perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dilakukan
untuk membuang air buangan yang berasal dari perusahaan susu sapi, rumah potong
hewan, perusahaan makanan kaleng dan sebagainya. Dimana kandungan zat-zat
organik dan protein cukup tinggi dan diperlukan oleh tanaman.
3. Kolam Oksidasi (oxidation
ponds/waste stabilizationponds lagoon)
Merupakan
suatu pengolahan air buangan untuk sekelompok masyarakat kecil, dan cara ini
terutama dianjurkan untuk daerah pedesaan. Prinsip kerjanya adalah memanfaatkan
pengaruh sinar matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam
proses pembersihan alamiah. Air buangan dialirkan ke dalam kolam besar
berbentuk empat persegi panjang kedalaman antara 1 – 1.5 meter. Dinding dan
lapisan kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Luas kolam tergantung pada
jumlah air buangan yang akan diolah, biasanya digunakan luas 1 acre (= 4072 m)
untuk 100 orang. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman minimal berjarak
500 meter ditempatkan di daerah terbuka yang memungkinkan adanya sirkulasi
angin.
4. Pengolahan air buangan primer dan
sekunder/ primary and secondary treatment plant
Merupakan
cara pengolahan air buangan yang lebih kompleks dan lebih lengkap, yaitu
pengolahan secara fisis dan mekanis (primer) dan secara biologis (sekunder)
terutama di daerah perkotaan dan umumnya air buangan dari segala jenis, baik
yang berasal dari rumah tangga, kota praja maupun industri.
Advertisement
Bagaimana cara melakukan pengolahan air limbah dengan melakukan penjernihan?
BalasHapusuntuk pengolahan air limbah dengan penjernihan, ini yang di maksud apakah dengan menggunakan ex: kaporit? atau bahan kimia lain gitu?
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusterimakasih sudah berkunjung..semoga bermanfaat
BalasHapusinformasi yang menarik
BalasHapusTerimakasih infonya,.
BalasHapus