TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.27 BAB WUDHU Ke -2

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak on Sabtu, 01 Oktober 2022

TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.27
===================

*(وَإِنْ تَوَضَّأَ لِسُنَّةٍ نَوٰى اِسْتِبَاحَةَ الصَّلَاةِ)* وَلَوْ نَوَى الْمُتَوَضِّئُ مَعَ نِيَّةِ الْوُضُوْءِ تَبَرُّدًا أَوْ تَنَظُّفًا كَفٰى
*(Dan jika ia berwudhu untuk melakukan sholat sunnah, maka ia berniat minta diperbolehkan melakukan sholat)*. Dan jikalau orang yang berwudhu berniat disertai niat wudhu, guna memperoleh kesejukan atau membersihkan diri, maka hal itu mencukupi [sah].

لٰكِنْ إِنْ نَوٰى ذٰلِكَ فِي الْأَثْنَاءِ اُشْتُرِطَ أَنْ يَكُوْنَ ذَاكِرًا لِنِيَّةِ الْوُضُوْءِ وَإِلَّا لَمْ يَصِحَّ مَا بَعْدَهَا لِوُجُوْدِ الصَّارِفِ
Akan tetapi jika ia berniat dengan niat-niat itu [niat memperoleh kesejukan atau membersihkan diri] di pertengahan wudhu, maka disyaratkan ia sebagai orang yang menyebutkan bagi niat wudhu [pada saat itu], dan jika tidak [demikian], maka tidak sah sesuatu [rukun-rukun wudhu] setelahnya [setelah niat memperoleh kesejukan atau membersihkan diri], karena adanya perkara yang membelokkan [niat wudhunya itu].

وَكَذَا لَوْ بَقِيَ رِجْلَاهُ مَثَلًا فَسَقَطَ فِيْ نَهْرٍ لَمْ يَرْتَفِعْ حَدَثُهُمَا إِلَّا إِنْ كَانَ ذَاكِرًا لَهَا
Dan begitu juga jikalau masih tersisa [belum terbasuh] kedua kakinya, umpamanya, lalu ia terjatuh ke dalam sungai, niscaya belum terangkat hadats kedua kakinya, kecuali jika ia sebagai orang yang menyebut kembali niat wudhu [pada saat itu].

بِخِلَافِ مَا لَوْ غَسَلَهُمَا فَإِنَّهُ يَرْتَفِعُ مُطْلَقًا
Berbeda halnya jikalau ia membasuh kedua kakinya, maka sesungguhnya hadats pada kedua kakinya dapat terangkat secara mutlak.

وَلَا يَقْطَعُ نِيَّةُ الْاِغْتِرَافِ حُكْمَ النِّيَّةِ السَّابِقَةِ وَإِنْ عَزُبَتْ لِأَنَّهَا لِمَصْلَحَةِ الطَّهَارَةِ لِصَوْنِهَا مَاءَهَا عَنِ الْاِسْتِعْمَالِ
Dan niat menciduk air tidak memutus hukum/ketentuan niat [wudhu] yang telah lalu, meskipun niat yang telah lalu itu telah lenyap, karena bahwa niat menciduk air itu untuk kemaslahatan bersuci, karena hal [niat menciduk air] itu dapat menjaga airnya dari ke-musta'mal-an.

وَمَتٰى شَرَّكَ بَيْنَ عِبَادَةٍ وَغَيْرِهَا لَمْ يُثَبْ مُطْلَقًا عِنْدَ ابْنِ عَبْدِ السَّلَامِ
Dan kapanpun ia menggabungkan diantara [niat] ibadah dan [niat yang] bukan ibadah *↱¹* maka ia tidak diganjar [tidak mendapat pahala] secara mutlak, menurut Syekh Ibnu Abdus Salam.

وَعِنْدَ الْغَزَالِيِّ إِنْ غَلَبَ بَاعِثُ الْآخِرَةِ أُثِيْبَ وَإِلَّا فَلَا وَكَلَامُ الْمَجْمُوْعِ وَغَيْرِهِ فِي الْحَجِّ يُؤَيِّدُهُ

Dan menurut Imam Al-Ghozaliy jika [lebih] dominan pendorong akhiratnya, maka ia diganjar, dan jika tidak [dominan], maka tidak [diganjar]. Dan [adapun] pembahasan dalam kitab Al- Majmu' dan lainnya mengenai haji, itu memperkuat pendapat beliau [Imam Al- Ghozaliy].

الْفَرْضُ *(الثَّانِيْ غَسْلُ)* ظَاهِرِ *(الْوَجْهِ)* أَيِ انْغِسَالُهُ وَكَذَا يُقَالُ فِيْ سَائِرِ الْأَعْضَاءِ لِلْآيَةِ
Fardhu [wudhu] *(yang kedua adalah membasuh)* bagian luar dari *(wajah)*, yakni terbasuhnya wajah. Dan begitu juga dikatakan [terbasuhnya anngota wudhu] pada anggota-anggota wudhu yang tersisa, berdasarkan ayat [QS. 5 Al-Maidah: 6].

*(وَحَدُّهُ)* طُوْلًا *(مَا بَيْنَ مَنَابِتِ شَعْرِ رَأْسِهِ)* أَيْ مَا مِنْ شَأْنِهِ ذٰلِكَ *(وَ)* أَسْفَلِ *(مُقْبِلِ ذَقَنِهِ وَ)* عُرْضًا *(مَا بَيْنَ أُذُنَيْهِ فَمِنْهُ الْغَمَمُ)*
*(Dan batasan wajah)* secara memanjang [vertikal] adalah *(bagian yang ada diantara tempat-tempat tumbuh rambut kepalanya)*, yakni sesuatu yang diantara sifatnya demikian *(dan)* bagian bawah *(depan janggutnya. Dan)* secara melebar [horisontal] adalah *(bagian yang ada diantara dua telinganya. Maka termasuk dari wajah adalah tempat tumbuhnya rambut dahi [jawa: sinom])*.

وَهُوَ مَا يَنْبُتُ عَلَيْهِ الشَّعْرُ مِنْ جَبْهَةِ الْأَغَمِّ إِذْ لَا عِبْرَةَ بِنَابَتِهِ فِيْ غَيْرِ مَحَلِّهِ كَمَا لَا عِبْرَةَ بِانْحِسَارِ شَعْرِ النَّاصِيَةِ
Dan _*al-Ghomam*_ [tempat tumbuhnya rambut dahi] adalah bagian/tempat yang tumbuh rambut di atasnya dari keningnya orang yang memiliki rambut dahi [rambut ini dalam bahasa jawa disebut sinom], sebab tidak diperhitungkan tumbuhnya rambut di selain tempatnya, sebagaimana tidak diperhitungkan kebotakan rambut ubun-ubun.

*(وَ)* مِنْهُ *(الْهُدُبُ وَالْحَاجِبُ وَالْعِذَارُ)*
*(Dan)* termasuk dari wajah adalah *(bulu mata [jawa: idep], alis, dan cambang [jawa: athi-athi)*.

وَهُوَ الشَّعْرُ النَّابِتُ عَلَى الْعَظْمِ النَّاتِئُ بِقُرْبِ الْأُذُنِ وَمِنْهُ البَيَاضُ الَّذِيْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْأُذُنِ
Dan _*‘idzar*_ [cambang] adalah rambut yang tumbuh di atas tulang yang menonjol [pipi] di dekat telinga. Dan termasuk dari wajah adalah kulit yang tak berbulu yang ada diantara cambang dan telinga.

*(وَالْعَنْفَقَةُ)* فَيَجِبُ غَسْلُ جَمِيْعِ الْوَجْهِ الشَّامِلِ لِمَا ذُكِرَ وَغَيْرِهِ
*(dan [termasuk bagian dari wajah adalah] rawis [bulu yang tumbuh di bawah bibir])*. Maka diwajibkan membasuh semua wajah yang mencakup terhadap bagian-bagian yang telah disebutkan tadi dan selainnya.

===========
📋 *CATATAN:*
===========
*↱¹* ```Contohnya niat haji digabung dengan niat berdagang, niat wudhu digabung dengan niat menyejukkan atau membersihkan badan, dll.```
Advertisement

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar