JIKA TAK PUNYA MALU
Ada sebuah hadits Nabi yang sangat menarik.
عَنْ أَبِى مَسْعُوْدٍٍ عقبة بن عمرو اْلأَنْصَاريِ الْبَدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ((إِنَّ مِـمَّـا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِِ النُّبُوَّةِ اْلأُوْلَى : إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ ؛ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ)). رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.
Abu Mas’ud ‘Uqbah bin ‘Amr al-Anshari al-Badri berkata, “Nabi Saw bersabda : "di antara warisan para Nabi yang dulu-dulu adalah kata-kata bijak : "Jika engkau tak lagi punya rasa malu, silakan lakukan semaumu".
Atau dalam bahasa lain : "kalau kau tak punya malu, suka-sukamulah".
Ini diucapjan dengan ekspresi kecut dan intonasi yang sinis.
Ia adalah kata-kata sindiran, satire atau sarkasme. Ia bukan berarti orang yang tidak punya rasa malu boleh atau dibenarkan atau malah dianjurkan melakukan atau mengatakan apa saja yang dia suka. Melainkan justeru berarti hendaklah kamu punya rasa malu, sehingga kamu bisa menjaga diri dari berbuat buruk.
Contoh lain kalimat satire atau sarkas : "Teruskan saja hujan-hujanan biar sehat". Ini diucapkan oleh bapak kepada anaknya yang memerintahkan beberapa kali agar berhenti hujan-hujanan, tapi anak itu tidak menurutinya. Kalimat itu justeru merupakan peringatan agar berhenti hujan-hujanan agar tidak sakit. Kalau masih terus kamu akan sakit.
Atau ini : "Jika kamu datang hanya untuk singgah sebentar lebih baik kamu pergi saja sana atau tidak usah ke sini”.
Hari-hari ini tampaknya ada orang sedikit atau banyak yang tidak lagi punya rasa malu atau tak lagi peduli pada etika sosial, sehingga dia melakukan tindakan dan bicara semau-maunya/ "semau gue". Semoga kita dijauhkan dari karakter ini.
18.04.19
HM
Ada sebuah hadits Nabi yang sangat menarik.
عَنْ أَبِى مَسْعُوْدٍٍ عقبة بن عمرو اْلأَنْصَاريِ الْبَدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ((إِنَّ مِـمَّـا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِِ النُّبُوَّةِ اْلأُوْلَى : إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ ؛ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ)). رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.
Abu Mas’ud ‘Uqbah bin ‘Amr al-Anshari al-Badri berkata, “Nabi Saw bersabda : "di antara warisan para Nabi yang dulu-dulu adalah kata-kata bijak : "Jika engkau tak lagi punya rasa malu, silakan lakukan semaumu".
Atau dalam bahasa lain : "kalau kau tak punya malu, suka-sukamulah".
Ini diucapjan dengan ekspresi kecut dan intonasi yang sinis.
Ia adalah kata-kata sindiran, satire atau sarkasme. Ia bukan berarti orang yang tidak punya rasa malu boleh atau dibenarkan atau malah dianjurkan melakukan atau mengatakan apa saja yang dia suka. Melainkan justeru berarti hendaklah kamu punya rasa malu, sehingga kamu bisa menjaga diri dari berbuat buruk.
Contoh lain kalimat satire atau sarkas : "Teruskan saja hujan-hujanan biar sehat". Ini diucapkan oleh bapak kepada anaknya yang memerintahkan beberapa kali agar berhenti hujan-hujanan, tapi anak itu tidak menurutinya. Kalimat itu justeru merupakan peringatan agar berhenti hujan-hujanan agar tidak sakit. Kalau masih terus kamu akan sakit.
Atau ini : "Jika kamu datang hanya untuk singgah sebentar lebih baik kamu pergi saja sana atau tidak usah ke sini”.
Hari-hari ini tampaknya ada orang sedikit atau banyak yang tidak lagi punya rasa malu atau tak lagi peduli pada etika sosial, sehingga dia melakukan tindakan dan bicara semau-maunya/ "semau gue". Semoga kita dijauhkan dari karakter ini.
18.04.19
HM
Advertisement
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar