KISAH RAJA DZUL QORNAIN MENCARI AIR KEHIDUPAN

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak on Sabtu, 12 November 2022

*KISAH RAJA DZUL QORNAIN MENCARI AIR KEHIDUPAN*
*============================*

Dzul Qornain menurut satu pendapat adalah sebagian dari putera al-Dlohhak yang berasal dari daerah Himyar. Beliau memiliki kulit yang putih kemerah-merahan. Ibu beliau adalah perempuan yang berdarah Rum.

Menurut sebagian pendapat lagi, Dzul Qornain adalah putera dari Iskandar yaitu raja dari daerah Ushthukhri, Babilonia dan daerah-daerah yang berada di daerah timur. Beliau dirawat oleh kakek dari jalur ibunya. Kakek beliau bernama Failasuf yang juga menjadi raja di daerah Rum.

Menurut Sayyidina Ali ra. dan 'Ikrimah, Iskandar Dzul Qornain adalah putera dari Yunan putera Yafits putera Yunan putera Nabi Nuh as.

Menurut sebagian ulama yang lain, Iskandar Dzul Qornain memiliki hidung yang panjangnya tiga jengkal, maka kepala dan badannya disesuaikan dengan panjang hidung tersebut. Beliau lah yang membangun menara di daerah Iskandar dan hidup selama seribu tahun lebih. Masa hidup beliau dimulai dari tiga ratus tahun sebelum datangnya nabi Isa dan pernah berperang dengan raja Namrud bin Kan'an menurut Hasan al-Bashri. Agama beliau adalah ikut pada agama yang diajarkan oleh nabi Ibrahim sekaligus menjadi hakim di masa Nabi Ibrahim.

Imam Tsa'labi menceritakan sebuah kisah yang pernah beliau dengar dari Sayyidina Ali ra. Ceritanya adalah sebagai berikut:

Setelah sekian lama Iskandar Dzul Qornain sering melakukan perjalanan di bumi maka terlintas dalam dirinya untuk mengelilingi bumi ini sampai pada batas akhirnya. Beliau diberi keistimewaan atau karomah oleh Alloh berupa malaikat yang bernama Rofail. Malaikat Rofail selalu menyertai kemanapun Iskandar Dzul Qornain pergi.

Suatu ketika Iskandar Dzul Qornain berbincang-bincang dengan malaikat Rofail. Iskandar Dzul Qornain bertanya kepadanya:  _"Wahai Rofail! Coba ceritakan bagaimana ibadah malaikat yang berada di langit!"_ Pintanya.

_"Di langit ada malaikat yang selalu beribadah dan tidak pernah mengangkat kepala selamanya. Ada yang selalu bersujud dan tidak pernah mengangkat kepalanya. Ada juga yang melakukan ruku' terus menerus dan tidak pernah mengangkat kepalanya."_ Jawab malaikat Rofail.

_"Aku sangat ingin hidup dalam masa yang sangat lama yang akan aku gunakan untuk beribadah kepada Tuhanku."_ Kata Iskandar Dzul Qornain.

_"Alloh swt menciptakan sumber air di bumi ini yang bernama *'Ainul Hayāt (air kehidupan).* Barang siapa yang meminum air itu maka tidak akan pernah mati sampai datangnya hari kiamat atau sampai dia meminta kematian kepada Alloh."_ Kata malaikat Rofail.

_"Apakah engkau tau dimana tempat air itu?"_ Tanya Iskandar Dzul Qornain.

_"Aku tidak tahu tempatnya! Aku hanya mendengar bahwa air itu berada di bumi yang gelap."_ Jawab malaikat.

Setelah Iskandar Dzul Qornain mendengar apa yang dikatakan oleh malaikat Rofail maka beliau mengumpulkan seluruh ulama yang hidup di zaman itu dan menanyakan perihal air itu. Para ulama menjawab: _"Kami belum pernah mendengar cerita air itu!"_

_"Aku pernah membaca dalam wasiat Nabi Adam bahwa Alloh menciptakan tempat yang gelap di bumi ini dan di dalam tempat gelap itu ada air hayat."_ Jawab salah seorang dari ulama tadi.

_"Di bagian yang mana dari bumi ini?"_ Tanya Iskandar Dzul Qornain.

_"Di tempat munculnya matahari."_ Jawabnya lagi.

Setelah mengetahui tempat air kehidupan itu maka Iskandar Dzul Qornain mempersiapkan bekal untuk mencari tempat tadi. Persiapan itu meliputi kendaraan yang memiliki penglihatan yang sangat tajam yakni kuda betina yang masih perawan. Beliau mengumpulkan kuda betina yang perawan sebanyak seribu ekor. Dan membawa tujuh ribu manusia yang kesemuanya adalah orang-orang yang pandai dan tangguh sementara Abu al-Abbas atau yang lebih dikenal sebagai Nabi Khidir adalah menteri untuk tentara beliau.

Sebagai menteri maka nabi Khidir berada di posisi paling depan dari barisan prajurit yang dibawa. Beliau beserta prajurit yang dibawa berjalan dengan gigih tanpa kenal lelah menuju ke arah munculnya matahari yang mana garis perjalanan mereka lurus dengan arah Kiblat. Perjalanan mereka kali ini tidak tanggung kepalang, dua belas tahun lamanya.

Singkat cerita, dua belas tahun telah berlalu. Kini tibalah mereka di tempat yang memakan waktu lama untuk mencarinya, tempat air kehidupan yang begitu gelap. Gelapnya tempat itu merata seperti gelap yang muncul oleh kabut bukan seperti gelap oleh pekatnya malam. Melihat kondisi itu maka para tentara yang berpengetahuan memberi saran kepada Iskandar Dzul Qornain agar beliau tidak masuk ke tempat yang sangat gelap itu.

_"Wahai Raja, ketahuilah! Banyak orang-orang terdahulu yang masuk ke dalam area itu kemudian mereka tidak dapat keluar lalu musnah."_

_"Tidak! Saya akan tetap masuk."_ Raja Iskandar Dzul Qornain teguh dengan pendiriannya.

Mengetahui bahwa sang raja tetap mengayunkan langkah masuk menuju tempat gelap itu akhirnya para tentara menghentikan langkah dan memilih diam. Untuk raja Iskandar Dzul Qornain, beliau berkomentar: _"Kalian telah menempuh perjalanan selama dua belas tahun. Akan lebih baik kiranya bila kita tetap melangkah dan kalau tidak mau ikut maka lebih baik kalian kembali ke rumah kalian!"_ Iskandar Dzul Qornain meyakinkan mereka.

Sementara itu sebelum beliau benar-benar masuk ke tempat gelap yang berada di depannya terlebih dahulu ia bertanya kepada malaikat penjaganya, Rofail: _"Ketika kita berjalan menelusuri area gelap itu, apakah kita masih dapat melihat antara satu dengan yang lainnya?"_

_"Tidak! Tapi aku akan memberimu azimat yang ketika engkau melemparkannya maka benda itu akan mengeluarkan suara yang sangat keras. Dengan begitu kalian akan terkontrol dan ketika kalian sudah merasa tersesat maka kalian dapat menjadikan suara itu sebagai acuan hingga kalian dapat berkumpul kembali di sumber suara itu."_ Kata malaikat Rofail sambil memberikan benda berbentuk belulang kepada Iskandar Dzul Qornain.

Seperti telah mendapatkan kompas sebagai penunjuk agar tidak tersesat maka Iskandar Dzul Qornain pun melangkah maju menelusuri daerah gelap tadi dengan diiringi banyak orang. Di sana beliau melakukan pencarian Air kehidupan selama delapan belas hari dan juga berjalan tanpa arah tertentu layaknya orang buta. Pasalnya, dalam waktu selama itu mereka sama sekali tidak melihat matahari, rembulan, malam, siang, burung dan hewan darat. Namun tidak ada yang menyangka apa yang telah menjadi rencana Alloh, Nabi Khidir yang juga ikut serta dalam pencarian itu tapi tidak dalam satu kelompok dengan Iskandar Dzul Qornain tiba-tiba mendapatkan wahyu dari Alloh:

_"Sumber Air kehidupan itu berada di sebelah kanan jurang dan tidak akan aku berikan kepada selain dirimu."_ Begitulah isi wahyu yang diterima.

Karena telah mendapatkan pernyataan khusus dari Alloh maka beliau berpesan kepada kawan-kawannya yang lain.

_"Tetaplah kalian di tempat dan jangan beranjak sebelum aku kembali!"_

Beliau pun berjalan dengan mengendarai kuda menuju jurang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh wahyu yang ia peroleh tadi. Tidak membutuhkan waktu yang lama, sumber Air kehidupan telah terlihat oleh beliau maka beliau pun turun dari kudanya dan cepat membuka pakaian. Setelah siap, beliau masuk ke dalam kolam sumber Air kehidupan, beliau mandi serta tidak lupa meminum air tersebut yang menurut keterangan rasanya lebih manis dari pada madu sekalipun. Usai mandi dan minum Air kehidupan maka beliau pun langsung memakai baju dan kembali ke tempat teman-teman beliau yang sudah lama menunggu. Kejadian ini tidak ada orang yang mengetahuinya sekalipun Iskandar Dzul Qornain sendiri.

Dari sinilah bisa kita simpulkan bahwa Nabi Khidir yang juga sepupu dari Iskandar Dzul Qornain masih hidup sampai datangnya hari kiamat.

*KESIMPULAN:*
*============*
Meskipun raja Dzul Qornain mengerahkan segala daya upaya untuk mendapatkan air kehidupan, namun Alloh dzat yang maha memaksakan kehendak-Nya telah menentukan bahwa nabi Khidir lah yang akan mendapatkannya, sehingga ketentuan itu tidaklah dapat dirubah. Tak ada satu orang pun yang dapat mengganggu gugat atas apa yang telah Allah tentukan sebagaimana cerita raja Dzul Qornain di atas dalam pencarian air hayat.

*SUMBER:*
*========*
Kitab *Badai’uz Zuhur (بَدَائِعُ الزُّهُوْرِ)*, karya *Syeh Muhammad bin Ahmad bin Iyas al-Hanafi*, Penerbit Haromain, halaman 158-163
Advertisement

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar