TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.22 BAB AMALAN-AMALAN FITROH Ke -1

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak on Sabtu, 01 Oktober 2022

TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.22
===================

█ *AMALAN-AMALAN FITROH* █

*(فَصْلٌ)* فِيْ خِصَالِ الْفِطْرَةِ *(يُسَنُّ السِّوَاكُ فِيْ كُلِّ حَالٍ)* لِلْأَحَادِيْثِ الْكَثِيْرَةِ الشَّهِيْرَةِ 
*(Fasal)* mengenai berbagai perkara fithroh *↱¹ (Disunnahkan ber-siwak pada setiap kondisi)*, berdasarkan hadits-hadits yang banyak lagi terkenal.

وَلَوْ أَكَلَ نَجِسًا وَجَبَ إِزَالَةُ دُسُوْمَتِهِ بِسِوَاكٍ أَوْ غَيْرِهِ
Dan seandainya seseorang memakan najis, maka diwajibkan menghilangkan kotoran yang ada di dalam mulutnya dengan cara ber-siwak atau selainnya.

*(وَيَتَأَكَّدُ لِلْوُضُوْءِ وَ)* التَّيَمُّمِ لِخَبَرٍ فِيْهِ 
*(Dan ber-siwak sangat dianjurkan untuk [hendak] berwudhu dan)* ber-tayammum, hal ini berdasarkan hadits tentang hal itu.

وَيَتَأَكَّدُ عِنْدَ إِرَادَةِ *(الصَّلَاةِ لِكُلِّ إِحْرَامٍ)* وَلَوْ لِنَفْلٍ وَسَجْدَةِ تِلَاوَةٍ أَوْ شُكْرٍ 
Dan ber-siwak sangat dianjurkan ketika hendak melaksanakan *(sholat pada setiap takbirotul ihrom)*, walaupun pada sholat sunnah, sujud tilawah atau sujud syukur,

وَإِنْ كَانَ فَاقِدَ الطَّهُوْرَيْنِ وَلَمْ يَتَغَيَّرْ فَمُهُ وَاسْتَاكَ لِلْوُضُوْءِ وَقَرُبَ الْفَصْلُ 
meskipun keadaan orang yang hendak sholat itu adalah orang yang tertiadakan dari dua alat bersuci [air dan debu], dan [meskipun bau] mulutnya belum berubah, dan [meskipun] ia telah ber-siwak untuk berwudhu dan sebentar waktu jeda-nya.

لِلْخَبَرِ الصَّحِيْحِ *رَكْعَتَانِ بِسِوَاكٍ خَيْرٌ مِنْ سَبْعِيْنَ رَكْعَةً بِغَيْرِ سِوَاكٍ*
[Hal ini] berdasarkan hadits shohih: _*“[Sholat] 2 roka'at yang disertai dengan ber-siwak lebih baik daripada sholat 70 roka'at tanpa disertai dengan ber-siwak.”*_ 

وَيَظْهَرُ أَنَّهُ لَوْ خَشِيَ تَنَجُّسَ فَمِهِ لَمْ يُنْدَبْ لَهَا
Dan jelas bahwasanya jikalau seseorang khawatir akan terkena najis mulutnya [kalau ia ber-siwak], *↱²* maka tidak disunnahkan ber-siwak untuk sholat.

وَأَنَّهُ لَوْ تَذَكَّرَ فِيْهَا أَنَّهُ تَرَكَهُ تَدَارَكَهُ بِفِعْلٍ قَلِيْلٍ
Dan bahwasanya jikalau ia teringat dalam sholatnya, bahwa ia belum ber-siwak, maka ia boleh menyusulnya [ber-siwak] dengan perbuatan [gerakan] yang sedikit. 

*(وَ)* عِنْدَ *(إِرَادَةِ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ وَالْحَدِيْثِ وَالذِّكْرِ)* وَكَذَا كُلِّ عِلْمٍ شَرْعِيٍّ وَيَكُوْنُ قَبْلَ الْاِسْتِعَاذَةِ
*(Dan)* [sangat dianjurkan ber-siwak] ketika *(hendak membaca Al-Qur‘an, Hadits dan ber-dzikir)* dan begitu juga [ketika hendak membaca atau mempelajari] setiap ilmu syari'at, dan adanya ber-siwak itu sebelum ber-ta’awwudz [sebelum mengucapkan _a’ūdzu billāhi minasy Syaithōnir Rojīm_ ].

*(وَاصْفِرَارِ الْأَسْنَانِ)* يَعْنِيْ تَغَيُّرَهَا وَإِنْ لَمْ يَتَغَيَّرْ فَمُهُ
*(Dan [sangat dianjurkan ber-siwak ketika] menguning gigi-giginya)*, pengarang [Syekh Abdulloh bin Abdurrohman Bafadhol Al-Hadhromiy] bermaksud: _“berubah gigi-giginya, meskipun tidak berubah mulutnya.”_

*(وَ)* عِنْدَ *(دُخُوْلِ الْبَيْتِ)* أَيِ الْمَنْزِلِ وَيَصِحُّ أَنْ يُرَادَ بِهِ الْكَعْبَةُ إِذْ يَتَأَكَّدُ لِدُخُوْلِ كُلِّ مَسْجِدٍ
*(Dan)* ketika hendak *(masuk rumah)* yakni tempat tinggal. Dan sah bahwa yang dimaksud dengan _*al-Bait*_ adalah Ka'bah, sebab ber-siwak sangat dianjurkan [ketika] untuk memasuki setiap masjid,

*(وَ)* عِنْدَ *(الْقِيَامِ مِنَ النَّوْمِ)* لِأَنَّهُ يُوْرِثُ التَّغَيُّرَ (وَ) عِنْدَ (إِرَادَةِ النَّوْمِ) لِأَنَّهُ يُخَفِّفُ التَّغَيُّرَ النَّاشِئَ مِنْهُ
*(dan)* ketika *(bangun dari tidur)*, karena sesungguhnya tidur itu mewariskan [menyebabkan] berubahnya mulut. *(dan)* ketika *(hendak tidur)* karena sesungguhnya siwak meringankan perubahan mulut yang timbul dari tidur.

*(وَ)* يَتَأَكَّدُ أَيْضًا *(لِكُلِّ حَالٍ يَتَغَيَّرُ فِيْهِ الْفَمُ)* وَعِنْدَ كُلِّ طَوَافٍ وَخُطْبَةٍ وَأَكْلٍ وَبَعْدَ الْوِتْرِ وَفِي السَّحَرِ
*(Dan)* ber-siwak sangat dianjurkan juga *(karena setiap kondisi, yang dalam kondisi tersebut mulut akan berubah)* dan ketika setiap [hendak melakukan] thowaf, khuthbah, makan, dan setelah sholat witir dan di waktu sahur.

وَلِلصَّائِمِ قَبْلَ أَوَانِ الْخَلُوْفِ
Dan bagi orang yang berpuasa [boleh ber-siwak] sebelum waktu-waktu terjadinya perubahan bau mulut,

وَعِنْدَ الْاِحْتِضَارِ لِأَنَّهُ يُسَهِّلُ طُلُوْعَ الرُّوْحِ
Dan [ber-siwak sangat dianjurkan juga] ketika sakarotul Maut, karena sesungguhnya siwak memudahkan keluarnya ruh.

وَيُسَنُّ التَّخَلُّلُ قَبْلَ السِّوَاكِ وَبَعْدَهُ وَمِنْ آثَارِ الطَّعَامِ
Dan disunnahkan menyela-nyelai gigi [jawa: nyukili untu] sebelum ber-siwak dan setelahnya, dan dari bekas-bekas makanan.

*(وَيُكْرَهُ لِلصَّائِمِ بَعْدَ الزَّوَالِ)* وَإِنِ احْتَاجَ إِلَيْهِ لِتَغَيُّرٍ حَدَثَ فِيْ فَمِهِ مِنْ غَيْرِ الصَّوْمِ كَأَنْ نَامَ أَوْ أَكَلَ ذَا رِيْحٍ كَرِيْهٍ نَاسِيًا
*(Dan dimakruhkan ber-siwak bagi orang yang berpuasa setelah tergelincirnya matahari)*, meskipun ia membutuhkan untuk ber-siwak, karena perubahan yang baru terjadi pada mulutnya [yang timbul] bukan dari puasa, seperti ia tidur atau memakan makanan yang mempunyai bau tak sedap dalam kondisi lupa.

لِأَنَّهُ يُزِيْلُ الْخَلُوْفَ الْمَطْلُوْبَ إِبْقَاؤُهُ فَإِنَّهُ عِنْدَ اللّٰهِ أَطْيَبُ مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ
Karena sesungguhnya ber-siwak dapat menghilangkan bau mulut yang dituntut untuk tetap adanya, karena sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa di sisi Alloh itu lebih wangi dari pada bau misik.

وَلَوْ لَمْ يَتَعَاطَ مُفْطِرًا يَتَوَلَّدُ مِنْهُ تَغَيُّرُ الْفَمِ لَيْلًا كُرِهَ لَهُ السِّوَاكُ مِنْ بَعْدِ الْفَجْرِ
Dan jikalau ia tidak mengkonsumsi sesuatu yang membatalkan puasa, yang menyebabkan dari mengkonsumsinya itu terjadi perubahan mulut di malam hari, maka dimakruhkan baginya ber-siwak mulai setelah [masuk waktu] Fajar [Shubuh],

لِأَنَّهُ يُزِيْلُ الْخَلُوْفَ النَّاشِئَ مِنَ الصَّوْمِ دُوْنَ غَيْرِهِ
karena sesungguhnya ber-siwaknya itu dapat menghilangkan bau mulut yang timbul dari berpuasa, bukan dari selainnya.

============
📋 *CATATAN:*
============

*↱¹* ```Fithroh adalah asal penciptaan (karakter bawaan atau sifat alami), yang menjadi sifat seorang bayi ketika dilahirkan dari ibunya. Sedangkan perkara Fithroh adalah perkara-perkara yang berkaitan dengan asal penciptaan manusia yang dituntut untuk dikerjakan.```

*↱²* ```Misalnya jika ia bersiwak maka giginya akan berdarah.```
Advertisement

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar