ANALISIS GRAVIMETRI
Percobaan analisis gravimetri ini
bertujuan untuk menentukan Cu dalam Tembaga Sulfat Pentahidrat, menentukan
jumlah besi sebagai besi (III) oksida serta memahami prosedur dan aplikasi
metode gravimetri dalam suatu teknik analisis. Gravimetri dibagi menjadi dua
metode, yaitu metode pengendapan dan penguapan. Prinsip percobaan ini adalah
berdasarkan hasil kali kelarutan yaitu dengan mereaksikan CuSO4.5H2O
dengan H2SO4 sehingga terbentuk endapan CuSO4
dan mereaksikan Fe dengan 2 HCl sehingga dapat menentukan jumlah Fe(III)
oksida.
6.1. Menentukan
Cu dalam tembaga sulfat pentahidrat
Tujuan percobaan adalah penentuan kadar Cu dalam
tembaga sulfat pentahidrat. Adapun metode yang digunakan adalah metode
gravimetri dengan cara penguapan, dimana produk yang dihasilkan berupa endapan
yang kemudian dicuci, dikeringkan, untuk selanjutnya ditimbang. Dengan faktor
stoikiometri, kadar tembaga tersebut dapat dihitung.
CuSO4.5H2O merupakan suaru
senyawa yang mempunyai 5 molekul H2O, empat terikat secara kovalen
koordinasi dan satu terikat dengan H2O kompleks secara ikatan
hydrogen. H2O yang satu ini terikat sebagai hidrat, yang empat lagi
berikatan kovalen koordinasi, karena itu energy ikatannya lebih tinggi dari
pada H2O yang terikat sebagai hidrat.
CuSO4.5H2O di tambahkan dengan H2SO4,
penambahan H2SO4 ini bertujuan agar Cu cepat larut.
Larutan menjadi berwarna biru, kemudian di panaskan. Pemanasan ini bertujuan
untuk mempercepat reaksi pelarutan logam Zn dengan penutupan beker menggunakan
gelas arloji, dan pembukaan gelas arloji sebelum pengadukan bertujuan agar gas
yang dihasilkan selama pemanasan dapat keluar sehinngga mengurangi tekanan pada
gelas beker. Reaksi yang terjadi:
CuSO4.5H2O + H2SO4
→ CuSO4(aq) + SO2 ↑ + H2O↑
Kemudian ditambah dengan logam Zn. Penambahan logam Zn ini bertujuan
untuk mengubah ion tembaga dalam larutan menjadi logam tembaga. Dalam hal ini
terjadi reaksi redoks antara Cu dan Zn. Reaksi yang terjadi:
Zn(s) + CuSO4(aq) → Cu(s)
+ ZnSO4(aq)
Zn akan teroksidasi menjadi Zn2+ sedangkan Cu2+
terduksi menjadi Cu. Zn sebagai reduktor dan Cu sebagai oksidator. Cu mengalami
reduksi karena potensial reduksi Cu cenderung lebih besarvdibandingkan Zn,
sehingga agar berlangsung reaksi spontan Zn akan mengalami oksidasi :
Cu2+ + 2e → Cu E0 = 0,15
Zn2+ + 2e → Zn E0 = - 0,26
Dengan adanya Zn maka Cu akan terpisah dan Zn larut membentuk ZnSO4.
dalam larutan terbentuk endapan merah bata. Endapan ini menandakan adanya logam
Cu. Pada saat pemanasan, gelas beker di tutup dengan gelas arloji kemudian
setelah beberapa menit di buka dan di aduk agar endapan yang terbentuk tidak
kasar. Pemanasan ini dilakukan hingga larutan menjadi tak berwarna. Setelah itu
sampel tersebut di cuci dengan aquades. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan
pengotor-pengotor yang bersifat polar. Kemudian dicuci dengan aseton untuk
menghilangkan pengotor-pengotor yang bersifat nonpolar. Setelah itu dilakukan
evaporasi untuk menghilangkan sisa aseton. Kemudian ditambahkan HCl encer untuk
mencegah terendapkannya air sadah pada endapan Cu karena dapat menyebabkan
endapan Cu tidak murni. Dari hasil percobaan diperoleh massa endapan Cu gram dan rendemen sebesar Randemen nyata selalu lebih kecil
daripada randemen teoritis karena pada randemen nyata masih terdapat
pengotor-pengotor pada endapan yang diperoleh.
6.2. Menentukan besi sebagai besi (III) Oksida
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan besi sebagai
besi (III) oksida. Untuk percobaan ini digunakan metode gravimetri dengan cara
pengendapan, yaitu mengendapkan suatu campuran besi dengan pelarut untuk
mengendapkan besi murni.
Penambahan HCl berfungsi untuk melarutkan besi (II)
dan gas hidrogen. Reaksinya:
Fe + 2H+ → Fe 2+ + H2↑
Fe + 2 HCl → Fe 2+ + 2 Cl- + H2 ↑
Sedangkan fungsi HNO3 dalam reaksi adalah untuk melarutkan
besi (Fe) dengan membentuk gas nitrogen dan ion besi, selain itu HNO3
juga berfungsi unutk mengoksidasi Fe menjadi Fe 3+. Reaksinya :
Fe + HNO3 + 3 H+
→ Fe 3+ + NO ↑+ 2H2O
Penambaahan HNO3 pekat dan HCl menyebabkan
terjadinya perubahan warna larutan menjadi kuning pekat. Setelah itu didihkan
untuk mempercepat reaksi . Pada saat pemanasan larutan menjadi kuning jernih.
Dalam keadaan panas ditambahkan lagi larutan ammonia. Penambahan ammonia ini
bertujuan untuk membentuk endapan Fe atau memisahkan Fe dalam bentuk endapan
berwarna coklat yang menandakan adanya logam Fe.
Reaksi:
Fe 2+ + 2 OH-
→ Fe (OH)3a
Fe (OH)3 → Fe2O3 + 3 H2O
Advertisement
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar