ANALISIS GRAVIMETRI

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak on Kamis, 14 Maret 2013


ANALISIS GRAVIMETRI


Percobaan analisis gravimetri ini bertujuan untuk menentukan Cu dalam Tembaga Sulfat Pentahidrat, menentukan jumlah besi sebagai besi (III) oksida serta memahami prosedur dan aplikasi metode gravimetri dalam suatu teknik analisis. Gravimetri dibagi menjadi dua metode, yaitu metode pengendapan dan penguapan. Prinsip percobaan ini adalah berdasarkan hasil kali kelarutan yaitu dengan mereaksikan CuSO4.5H2O dengan H2SO4 sehingga terbentuk endapan CuSO4 dan mereaksikan Fe dengan 2 HCl sehingga dapat menentukan jumlah Fe(III) oksida.
6.1.  Menentukan Cu dalam tembaga sulfat pentahidrat
Tujuan percobaan adalah penentuan kadar Cu dalam tembaga sulfat pentahidrat. Adapun metode yang digunakan adalah metode gravimetri dengan cara penguapan, dimana produk yang dihasilkan berupa endapan yang kemudian dicuci, dikeringkan, untuk selanjutnya ditimbang. Dengan faktor stoikiometri, kadar tembaga tersebut dapat dihitung.
CuSO4.5H2O merupakan suaru senyawa yang mempunyai 5 molekul H2O, empat terikat secara kovalen koordinasi dan satu terikat dengan H2O kompleks secara ikatan hydrogen. H2O yang satu ini terikat sebagai hidrat, yang empat lagi berikatan kovalen koordinasi, karena itu energy ikatannya lebih tinggi dari pada H2O yang terikat sebagai hidrat.
CuSO4.5H2O di tambahkan dengan H2SO4, penambahan H2SO4 ini bertujuan agar Cu cepat larut. Larutan menjadi berwarna biru, kemudian di panaskan. Pemanasan ini bertujuan untuk mempercepat reaksi pelarutan logam Zn dengan penutupan beker menggunakan gelas arloji, dan pembukaan gelas arloji sebelum pengadukan bertujuan agar gas yang dihasilkan selama pemanasan dapat keluar sehinngga mengurangi tekanan pada gelas beker. Reaksi yang terjadi:
                   CuSO4.5H2O + H2SO4 → CuSO4(aq) + SO2 ↑ + H2O↑
                     
Kemudian ditambah dengan logam Zn. Penambahan logam Zn ini bertujuan untuk mengubah ion tembaga dalam larutan menjadi logam tembaga. Dalam hal ini terjadi reaksi redoks antara Cu dan Zn. Reaksi yang terjadi:
Zn(s) + CuSO4(aq) → Cu(s) + ZnSO4(aq)
                                                
Zn akan teroksidasi menjadi Zn2+ sedangkan Cu2+ terduksi menjadi Cu. Zn sebagai reduktor dan Cu sebagai oksidator. Cu mengalami reduksi karena potensial reduksi Cu cenderung lebih besarvdibandingkan Zn, sehingga agar berlangsung reaksi spontan Zn akan mengalami oksidasi :
Cu2+ + 2e      →     Cu                  E0 = 0,15
Zn2+ + 2e       →     Zn                  E0 = - 0,26
                                    
Dengan adanya Zn maka Cu akan terpisah dan Zn larut membentuk ZnSO4. dalam larutan terbentuk endapan merah bata. Endapan ini menandakan adanya logam Cu. Pada saat pemanasan, gelas beker di tutup dengan gelas arloji kemudian setelah beberapa menit di buka dan di aduk agar endapan yang terbentuk tidak kasar. Pemanasan ini dilakukan hingga larutan menjadi tak berwarna. Setelah itu sampel tersebut di cuci dengan aquades. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan pengotor-pengotor yang bersifat polar. Kemudian dicuci dengan aseton untuk menghilangkan pengotor-pengotor yang bersifat nonpolar. Setelah itu dilakukan evaporasi untuk menghilangkan sisa aseton. Kemudian ditambahkan HCl encer untuk mencegah terendapkannya air sadah pada endapan Cu karena dapat menyebabkan endapan Cu tidak murni. Dari hasil percobaan diperoleh massa endapan Cu   gram dan rendemen sebesar      Randemen nyata selalu lebih kecil daripada randemen teoritis karena pada randemen nyata masih terdapat pengotor-pengotor pada endapan yang diperoleh.
6.2.   Menentukan besi sebagai besi (III) Oksida
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan besi sebagai besi (III) oksida. Untuk percobaan ini digunakan metode gravimetri dengan cara pengendapan, yaitu mengendapkan suatu campuran besi dengan pelarut untuk mengendapkan besi murni.
Penambahan HCl berfungsi untuk melarutkan besi (II) dan gas hidrogen. Reaksinya:
Fe + 2H+ → Fe 2+ + H2
Fe + 2 HCl → Fe 2+ + 2 Cl- + H2

Sedangkan fungsi HNO3 dalam reaksi adalah untuk melarutkan besi (Fe) dengan membentuk gas nitrogen dan ion besi, selain itu HNO3 juga berfungsi unutk mengoksidasi Fe menjadi Fe 3+. Reaksinya :
     Fe + HNO3 + 3 H+ → Fe 3+ + NO ↑+ 2H2O

Penambaahan HNO3 pekat dan HCl menyebabkan terjadinya perubahan warna larutan menjadi kuning pekat. Setelah itu didihkan untuk mempercepat reaksi . Pada saat pemanasan larutan menjadi kuning jernih. Dalam keadaan panas ditambahkan lagi larutan ammonia. Penambahan ammonia ini bertujuan untuk membentuk endapan Fe atau memisahkan Fe dalam bentuk endapan berwarna coklat yang menandakan adanya logam Fe.
Reaksi:
Fe 2+ + 2 OH- → Fe (OH)3a
Fe (OH)3 → Fe2O3 + 3 H2O
Advertisement

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar