Tumbuhan Binara (Artemisia
vulgaris L.)
Tumbuhan Binara (Artemisia vulgaris L.) merupakan
tumbuhan liar yang tumbuh di lapangan terbuka. Tanaman ini tersebar luas di
seluruh dunia yang terdiri dari lebih 800 spesis, dengan ketinggian 50 – 150
cm, berwarna hijau dan berbunga. Daun tumbuhan Binara (Artemisia vulgaris
L.) berdasarkan laporan penelitian sebelumnya mengandung senyawa
saponin, flavonoida,. Di pulau Sumatera tumbuhan ini disebut tumbuhan Baru
Cina, di Pulau Jawa disebut Suket Gajahan, di Maluku disebut Kolo. Tumbuhan ini
dikenal tidak hanya sebagai tanaman yang bisa di makan, kebanyakan sebagai
bumbu dan sebagai sumber obat–obatan tradisional. Spesis tumbuhan ini tumbuh di
ladang, pinggir jalan dan lokasi pembuangan sampah yang tumbuh subur dan
menyebar .
Di masyarakat Karo, tumbuhan Binara (Artemisia vulgaris L.)
dikenal dengan tanaman Binara yang merupakan tanaman liar dan
dianggap sebagai tumbuhan gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman di
ladang–ladang pertanian. Menurut masyarakat Karo, tumbuhan tersebut bermanfaat
untuk mengobati nyeri haid, diare, demam, masuk angin, oukup obat kuat, obat
batuk, obat kejang, obat mulas dan menambah nafsu makan.
Daun tumbuhan Binara (Artemisia
vulgaris L.) telah diteliti dimana diperoleh melalui hidrodestilasi dan
dianilisis secara GC-MS ternyata dijumpai berbagai jenis komponen senyawa kimia
yang terdiri dari monoterpen, monoterpen teroksigenasi, sesquiterpen dan
senyawa sesquiterpen teroksigenasi. Delapan puluh satu komponen diidentifikasi
terbentuk sampai 81,9 % - 96,8 % dari total kandungan minyak. Senyawa
monoterpen teroksigenasi sebanyak 17,1 % - 48,7 % sedangkan seskuiterpen 17,1 %
- 44,1 % dari total kandungan minyak.
Kandungan senyawa daun Artemisia vulgaris
var.indica dari hasil destilasi bersama air adalah : monoterpen : 2,99
%, monoterpen teroksigenasi : 10,46 %, sesquiterpen : 6,70 %, sesquiterpen
teroksigenasi : 74,26 %, dan yang lainnya 5,42 %.
Advertisement
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar