Uji
Toksisitas Akut
Toksisitas
adalah suatu keadaan yang menandakan adanya efek toksik/racun yang terdapat
pada bahan sebagai sediaan single dose atau campuran. Toksisitas akut
ini diteliti pada hewan percobaan yang menunjukkan evaluasi keamanan dari
kandungan kimia untuk penggunaan produk rumah tangga, bahan tambahan makanan,
kosmetik, obat-obatan, dan sediaan biologi.
Uji
toksisitas dilakukan untuk mendapatkan informasi atau data tentang toksisitas
suatu bahan (kimia) pada hewan uji. Secara umum uji toksisitas dapat
dikelompokkan menjadi uji toksisitas jangka pendek/akut, dan uji toksisitas
jangka panjang. Uji toksisitas akut dimaksudkan untuk mendapatkan informasi
tentang gejala keracunan, penyebab kematian, urutan proses kematian dan rentang
dosis yang mematikan hewan uji (Lethal dose atau disingkat LD50) suatu
bahan. Uji toksisitas akut merupakan efek yang merugikan yang timbul segera
sesudah pemberian suatu bahan sebagai dosis tunggal, atau berulang yang
diberikan dalam 24 jam.
Uji
toksisitas akut dirancang untuk menentukan atau menunjukkan secara kasar median
lethal dose (LD50) dari toksikan. LD50 ditetapkan sebagai tanda statistik
pada pemberian suatu bahan sebagai dosis tunggal yang dapat menyebabkan
kematian 50% hewan uji. Jumlah kematian hewan uji dipakai sebagai ukuran untuk
efek toksik suatu bahan (kimia) pada seke lompok hewan uji. Jika dalam hal ini
hewan uji dipandang sebagai subjek, respon berupa kematian tersebut merupakan
suatu respon diskretik. Ini berarti hanya ada dua macam respon yaitu ada atau
tidak ada kematian.
Quantal
respon , yaitu jumlah
respon pada sekelompok hewan uji terhadap dosis tertentu suatu obat atau bahan.
Pengamatan terhadap efek ini dilakukan untuk menentukan jumlah respon dari
suatu respon diskretik (all or none response) pada suatu kelompok hewan
uji. Jumlah respon tersebut dapatn100%, 99%, 50%, 20%, 10%, atau 1%. Respon
yang bersifat diskret itu dapat berupa kematian, aksi potensial, dan
sebagainya.
Uji
toksisitas akut ini biasanya menggunakan hewan uji mencit dari kedua jenis
kelamin. Hewan uji harus sehat dan berasal dari satu galur yang jelas. Menurut
Weil penelitian uji toksisitas akut ini paling tidak menggunakan 4 peringkat
dosis yang masing-masing peringkat dosis menggunakan paling sedikit 4 hewan
uji. Dosis dibuat sebagai suatu peringkat dengan kelipatan logaritmik yang
tetap. Dosis terendah merupakan dosis yang tidak menyebabkan timbulnya efek
atau gejala keracunan, dan dosis tertinggi merupakan dosis yang menyebabkan
kematian semua (100%) hewan uji. Cara pemberian obat atau bahan yang diteliti
harus disesuaikan pada pemberiannya pada manusia, sehingga dapat mempermudah
dalam melakukan ekstrapolasi dari hewan ke manusia.
Dalam
uji toksisitas akut, penentuan LD50 dilakukan dengan cara menghitung
jumlah kematian hewan uji yang terjadi dalam 24 jam pertama sesudah pemberian
dosis tunggal bahan yang diteliti menurut cara yang ditunjukkan oleh para ahli.
Namun demikian, kematian dapat terjadi sesudah
24 jam pertama karena proses keracunan dapat berjalan lambat. Gejala keracunan
yang muncul sesudah 24 jam menunjukkan bahwa bahan obat atau bahan itu
mempunyai titik tangkap kerja pada tingkat yang lebih bawah sehingga gejala
keracunan dan kematian seolah-olah tertunda (delayed toxicity). Oleh
karena itu banyak ahli berpendapat bahwa gejala keracunan perlu diamati sampai
7 hari, bahkan juga sampai 2 minggu.
Sediaan
yang akan diuji dipersiapkan menurut cara yang sesuai dengan karakteristik
bahan kimia tersebut, dan tidak diperbolehkan adanya perubahan selama waktu
pemberian. Untuk pemberian per oral ditentukan standar volume yang sesuai
dengan hewan uji.
Advertisement
boleh minta daftar pustakanya?
BalasHapus