Flavonoid
Flavonoid merupakan salah satu
metabolit sekunder, kemungkinan keberadaannya dalam daun dipengaruhi oleh adanya
proses fotosintesis sehingga daun muda belum terlalu banyak mengandung
flavonoid. Senyawa flavonoid adalah senyawa yang mempunyai struktur C6-C3-C6. tiap
bagian C6 merupakan cincin benzen yang terdistribusi dan dihubungkan oleh atom
C3 yang merupakan rantai alifatik.
Dalam tumbuhan flavonoid terikat pada
gula sebagai glikosida dan aglikon flavonoid yang mungkin terdapat dalam satu
tumbuhan dalam bentuk kombinasi glikosida. Aglikon flavonoid (yaitu flavonoid
tanpa gula terikat) terdapat dalam berbagai bentuk struktur.
Golongan flavonoid dapat digambarkan
sebagai deretan senyawa C6-C3-C6, artinya kerangka karbonnya terdiri atas dua
gugus C6 (cincin benzena) disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon.
Kelas-kelas yang berlainan dalam golongan flavonoid dibedakan berdasarkan
cincin heterosiklik-oksigen tambahan dan gugus hidroksil yang tersebar menurut
pola yang berlainan.
Flavonoid merupakan senyawa pereduksi
yang baik, menghambat banyak reaksi oksidasi, baik secara enzim maupun non
enzim. Flavonoid bertindak sebagai penampung yang baik radikal hidroksi dan
superoksida dengan demikian melindungi lipid membran terhadap reaksi yang
merusak. Aktivitas antioksidannya dapat menjelaskan mengapa flavonoid tertentu
merupakan komponen aktif tumbuhan yang digunakan secara tradisional untuk
mengobati gangguan fungsi hati.
Flavonoid merupakan golongan terbesar
senyawa fenol alam. Flavonoid merupakan senyawa polar karena mempunyai sejumlah
gugus hidroksil yang tak tersulih atau suatu gula, sehingga akan larut dalam
pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol, aseton, dimetilsulfoksida,
dimetilformamida, dan air. Adanya gula yang terikat pada flavonoid cenderung
menyebabkan flavonoid lebih mudah larut dalam air dan dengan demikian campuran
pelarut di atas dengan air merupakan pelarut yang lebih baik untuk glikosida.
Sebaliknya, aglikon yang kurang polar seperti isoflavon, flavanon, dan flavon
serta flavonol yang termetoksilasi cenderung lebih mudah larut dalam pelarut
seperti eter dan kloroform. Analisa flavonoid lebih baik dengan memeriksa aglikon
yang terdapat dalam ekstrak tumbuhan yang telah dihidrolisis sebelum memperhatikan
kerumitan glikosida yang ada dalam ekstrak asal.
Advertisement
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar