TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.15 ( AIR YANG TERKENA NAJIS / MUTANAJIS Ke-2)

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak on Jumat, 30 September 2022

📚 *TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.15*
===================

*(وَ)* مِنْهَا *(فَمُ هِرَّةٍ تَنَجَّسَ ثُمَّ غَابَ وَاحْتَمَلَ)* وَلَوْ عَلٰى بُعْدٍ *(وُلُوْغُهَا فِيْ مَاءٍ)* جَارٍ أَوْ رَاكِدٍ *(كَثِيْرٍ وَكَذٰلِكَ الصَّبِيُّ إِذَا تَنَجَّسَ ثُمَّ غَابَ وَاحْتَمَلَتْ طَهَارَتُهُ)*
*(Dan)* diantaranya adalah ↱¹ *(mulut kucing yang terkena najis kemudian dia menghilang, namun dimungkinkan)*, walaupun setelah beberapa lama, *(kucing itu menjilat pada air)* yang mengalir atau yang tergenang *(yang banyak. Dan begitu juga [mulut] anak kecil apabila terkena najis, kemudian ia menghilang [pergi] dan dimungkinankan menjadi suci mulutnya)*. 

وَمِثْلُهُمَا كُلُّ حَيَوَانٍ طَاهِرٍ وَإِنْ لَمْ يَعُمَّ اِخْتِلَاطُهُ بِالنَّاسِ 
Dan sama seperti keduanya [mulut kucing dan mulut anak kecil] adalah setiap hewan yang suci, walaupun tidak umum bercampur baurnya hewan itu dengan manusia.

فَإِذَا عَادَ وَوَلَغَ فِيْ مَاءٍ قَلِيْلٍ أَوْ مَائِعٍ لَمْ يُنَجِّسْهُ وَإِنْ كَانَ الْأَصْلُ بَقَاءَ فَمِهِ عَلَى النَّجَاسَةِ
Maka jika ia kembali dan menjilat pada air yang sedikit atau benda cair, maka ia tidak menajiskannya, meskipun hukum asalnya adalah masih tetap mulutnya dalam keadaan najis.

لِأَنَّ احْتِمَالَ الطُّهْرِ قَوّٰى أَصْلَ طَهَارَةِ نَحْوِ الْمَاءِ فَلَمْ يُؤَثِّرْ فِيْهِ أَصْلُ بَقَاءِ النَّجَاسَةِ
Karena sesungguhnya kemungkinan suci itu memperkuat hukum asal sucinya [benda yang] seumpama air [air dan benda cair], maka hukum asal masih tetapnya najis itu tidak berpengaruh padanya [hukum asal sucinya air dan benda cair],

إِذْ لَا يَلْزَمُ مِنْهَا التَّنْجِيْسُ مَعَ اعْتِضَادِ أَصْلِ الطُّهْرِ بِظَاهِرٍ فَكَانَ أَقْوٰى
sebab tidak mesti dari najis itu dapat menajiskan [perkara lain], serta diperkuatnya hukum asal suci dengan perkara yang zhohir, maka adanya hukum suci itu lebih kuat.

وَلَا يَضُرُّ فِي احْتِمَالِ طُهْرِ فَمِ الْهِرَّةِ كَوْنُهَا تَلْعَقُهُ بِلِسَانِهَا لِأَنَّ الْمَاءَ يَرِدُ عَلٰى جَوَانِبِ فَمِهَا فَيُطَهِّرُهُ كَوُرُوْدِهِ عَلٰى جَوَانِبِ الْإِنَاءِ الْمُتَنَجِّسِ
Dan tidak berbahaya dalam kemungkinan sucinya mulut kucing, keadaan kucing itu menjilat air dengan lidahnya, karena sesungguhnya air itu mendatangi sisi-sisi [sekeliling] mulutnya, sehingga air mensucikan mulutnya, [sama] seperti mendatanginya air ke sisi-sisi wadah yang terkena najis.

أَمَّا إذَا لَمْ يَكُنْ ذٰلِكَ فَإِنَّهُ يَنْجُسُ مَا وَلَغَ فِيْهِ
Adapun jika keadaannya tidak begitu [air datang ke sisi-sisi mulutnya], maka sesungguhnya kucing itu menajiskan bagian-bagian yang dia jilat di wadah itu.

*(وَ)* مِنْهَا *(الْقَلِيْلُ مِنْ دُخَانِ النَّجَاسَةِ)* وَالْمُتَنَجِّسِ وَمِثْلُهُ الْبُخَارُ إِنْ تَصَاعَدَ بِوَاسِطَةِ نَارٍ
*(Dan)* diantaranya adalah *(yang sedikit dari asap [bakaran] najis)* dan benda yang terkena najis. Dan [sama hukumnya] seperti asap najis tersebut adalah uap [najis] jika uap itu naik dengan perantara api,

بِخِلَافِ الْمُتَصَاعِدِ لَا بِوَاسِطَةِ نَارٍ كَبُخَارِ الْكَنِيْفِ وَالرِّيْحِ الْخَارِجَةِ مِنَ الشَّخْصِ وَإِنْ كَانَتْ ثِيَابُهُ رَطْبَةً فَإِنَّهُ طَاهِرٌ
berbeda dengan uap yang naik tanpa perantara api, seperti uap wc [jamban] dan angin yang keluar dari seseorang [kentut], meskipun pakaiannya basah, maka sesungguhnya uap [atau angin] tersebut suci.

*(وَ)* مِنْهَا *(الْيَسِيْرُ مِنَ الشَّعْرِ النَّجِسِ)* لِغَيْرِ الرَّاكِبِ وَالْكَثِيْرُ مِنْهُ لِلرَّاكِبِ
*(Dan)* diantaranya adalah *(yang sedikit dari bulu yang najis)* bagi selain penunggang hewan, dan yang banyak dari bulu yang najis bagi penunggang hewan.

*(وَ)* مِنْهَا *(الْيَسِيْرُ مِنْ غُبَّارِ السِّرْجِيْنِ)* وَنَحْوِهِ
*(Dan)* diantaranya adalah *(yang sedikit dari debu pupuk kotoran binatang [pupuk kandang])* dan seumpamanya.

*(وَلَا يُنَجِّسُ غُبَّارُ السِّرْجِيْنِ أَعْضَائَهُ)* وَلَا ثِيَابَهُ *(الرَّطْبَةَ)* كَمَا لَا يُنَجِّسُ مَا وَقَعَ فِيْهِ
*(Dan tidak menajiskan debu dari pupuk kandang itu kepada anggota-anggota tubuh seseorang)* dan tidak [pula menajiskan] pakaiannya *(yang basah)", sebagaimana debu pupuk kandang itu tidak menajiskan sesuatu yang jatuh kepadanya.

وَذٰلِكَ لِمَشَقَّةِ الْإِحْتِرَازِ عَنْ جَمِيْعِ ذٰلِكَ
Dan hal tersebut [tidak menajiskan], karena sulit menjaga diri dari seluruh najis tersebut.

وَلِذٰلِكَ عُفِيَ أَيْضًا عَنْ مَنْفَذِ غَيْرِ الْآدَمِيِّ إِذَا وَقَعَ فِي الْمَاءِ مَثَلًا
Dan karena alasan itu, dimaafkan juga dari [sesuatu yang ada di] lubang keluarnya kotoran [bol] selain manusia jika ia terjatuh ke dalam air umpamanya,

سَوَاءٌ غَلَبَ وُقُوْعُهُ فِيْهِ أَمْ لَا بِشَرْطِ أَنْ لَا يَطْرَأَ عَلَيْهِ نَجَاسَةٌ أَجْنَبِيَّةٌ
sama saja lubang keluarnya kotoran itu sering berada di dalam air ataupun tidak, dengan syarat hendaknya tidak datang atasnya najis yang lain.

وَعَمَّا يَحْمِلُهُ نَحْوُ الذُّبَابِ وَعَمَّا يَبْقٰى مِنْ قَلِيْلِ الدَّمِ عَلَى اللَّحْمِ وَالْعَظْمِ وَعَنْ قَلِيْلِ بَوْلِ وَرَوْثِ مَا نَشْؤُهُ مِنَ الْمَاءِ
Dan [dimaafkan juga] dari najis yang dibawa oleh seumpama lalat, dan dari najis yang masih tersisa berupa darah yang sedikit pada daging dan tulang, dan dari sedikitnya kencing dan kotoran hewan yang hidupnya di air.

وَالْمَرْجِعُ فِي الْقِلَّةِ وَالْكَثْرَةِ الْعُرْفُ
Dan sumber [rujukan] dalam hal sedikit dan hal banyak itu [berdasarkan] penilaian umum.

وَشَرْطُ الْعَفْوِ عَنْ ذٰلِكَ أَنْ لَا يُغَيِّرَ وَأَنْ لَا يَكُوْنَ مِنْ مُغَلَّظٍ وَأَنْ لَا يَحْصُلُ بِقَصْدٍ
Dan syarat dimaafkan [ditolerir] dari najis-najis itu adalah bahwa najis-najis itu tidak merubah air, dan keadaan najis itu bukan berasal dari najis mugholladzoh [yang berat] dan najis itu tidak didapat dengan disengaja.

=============
📋 *CATATAN:*
=============
*↱¹* ```Yakni, beberapa kasus dimana air sedikit tidak berubah menjadi najis ---karena dimaafkan (ditolerir)--- ketika bertemu dengan najis, diantaranya adalah …```
Advertisement

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar