TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.17 ( AIR YANG TERKENA NAJIS / MUTANAJIS Ke - 4)

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak on Jumat, 30 September 2022

๐Ÿ“š *TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.17*
===================

*(ูˆَ)* ุงู„ْู…َุงุกُ *(ุงู„ْุฌَุงุฑِูŠْ)* ูˆَู‡ُูˆَ ู…َุง ุงู†ْุฏَูَุนَ ูِูŠْ ุตَุจَุจٍ ุฃَูˆْ ู…ُุณْุชَูˆٍ ู…ِู†َ ุงู„ْุฃَุฑْุถِ ูˆَุฅِู„َّุง ูَู‡ُูˆَ ุฑَุงูƒِุฏٌ *(ูƒَุงู„ุฑَّุงูƒِุฏِ)*
*(Dan)* air *(yang mengalir)*, yaitu air yang dapat tercurah [berjalan dengan cepat] di tempat yang melandai [tanah atau jalan yang menurun] atau tempat yang rata dari bumi, dan jika tidak [demikian], maka air itu adalah air yang diam [tergenang]. [Dan air yang mengalir itu perincian hukumnya sama] *(seperti air yang tergenang)*.

ูَุฅِู†ْ ูƒَุงู†َ ู‚ُู„َّุชَูŠْู†ِ ู„َู…ْ ูŠَู†ْุฌُุณْ ุฅِู„َّุง ุจِุงู„ุชَّุบَูŠُّุฑِ ุฃَูˆْ ุฃَู‚َู„َّ ุชَู†َุฌَّุณَ ุจِู…ُุฌَุฑَّุฏِ ู…ُู„َุงู‚َุงุฉِ ุงู„ู†َّุฌِุณِ ุบَูŠْุฑِ ุงู„ْู…َุนْูُูˆِّ ุนَู†ْู‡ُ
Maka jika air yang mengalir itu ada dua qullah, maka tidak akan najis kecuali dengan sebab berubah, atau [air yang mengalir itu] lebih sedikit dari dua qullah, maka air itu menjadi najis dengan semata-mata bertemu dengan perkara najis yang tidak dimaafkan.

ู†َุนَู…ْ ุงู„ْุฌَุงุฑِูŠْ ูˆَุฅِู†ْ ุชَูˆَุงุตَู„َ ุญِุณًّุง ูَู‡ُูˆَ ู…ُู†ْูَุตِู„ٌ ุญُูƒْู…ًุง ุฅِุฐْ ูƒُู„ُّ ุฌِุฑْูŠَุฉٍ ุทَุงู„ِุจَุฉٌ ู„ِู…َุง ุฃَู…َุงู…َู‡َุง ู‡َุงุฑِุจَุฉٌ ู…ِู…َّุง ูˆَุฑَุงุกَู‡َุง
Benar, air yang mengalir, meskipun saling tersambung secara inderawi, namun air tersebut adalah air yang terpisah-pisah secara hukumnya, sebab setiap aliran air itu adalah pendorong terhadap aliran air yang ada di depannya, lagi yang lari dari aliran air yang ada di belakangnya.

ูَุงุนْุชُุจِุฑَ ุชَู‚َูˆِّูŠْ ุฃَุฌْุฒَุงุกِ ุงู„ْุฌِุฑْูŠَุฉِ ุงู„ْูˆَุงุญِุฏَุฉِ ุจَุนْุถِู‡َุง ุจِุจَุนْุถٍ
Maka diperhitungkan kuatnya bagian-bagian satu aliran, [yang mana bagian-bagian dalam satu aliran itu] sebagiannya [menguatkan] pada sebagian yang lain.

ูˆَู‡ِูŠَ ู…َุง ูŠَุฑْุชَูِุนُ ูˆَูŠَู†ْุฎَูِุถُ ุจَูŠْู†َ ุญَุงูَุชَูŠِ ุงู„ู†َّู‡ْุฑِ ู…ِู†َ ุงู„ْู…َุงุกِ ุนِู†ْุฏَ ุชَู…َูˆُّุฌِู‡ِ ุชَุญْู‚ِูŠْู‚ًุง ุฃَูˆْ ุชَู‚ْุฏِูŠْุฑًุง
Dan aliran air itu adalah sesuatu yang mencuat [naik] dan menyurut [turun] di antara dua bentangan [dua sisi] sungai [parit] dari air saat air itu berombak secara nyata atau secara pengiraan.

ุฃَู…َّุง ุงู„ْุฌِุฑْูŠَุงุชُ ูَู„َุง ูŠَุชَู‚ูˆّٰู‰ ุจَุนْุถُู‡َุง ุจِุจَุนْุถٍ
Adapun beberapa aliran air, maka tidak saling memperkuat sebagiannya pada sebagian yang lain,

ูَู„َูˆْ ูˆَู‚َุนَุชْ ูِูŠْู‡ِ ู†َุฌَุงุณَุฉٌ ูˆَุฌَุฑَุชْ ุจِุฌِุฑْูŠَุฉٍ ูَู…َูˆْุถِุนُ ุงู„ْุฌِุฑْูŠَุฉِ ุงู„ْู…ُุชَู†َุฌِّุณُ ุจِู‡َุง ู†َุฌِุณٌ
maka jikalau terjatuh suatu najis di sebagian aliran air dan najis itu mengalir dengan satu aliran air, maka tempat aliran air yang terkena najis dengan sebab najis tersebut adalah najis,

ูˆَู„ِู„ْู…َุงุฑَّุฉِ ุจَุนْุฏَู‡َุง ุญُูƒْู…ُ ุบَุณَุงู„َุฉِ ุงู„ู†َّุฌَุงุณَุฉِ ูˆَุฅِู†ْ ู„َู…ْ ุชَุฌْุฑِ ุจِุฌَุฑْูŠِู‡ِ
dan bagi aliran air yang mengalir setelahnya, terdapat hukum air basuhan najis, meskipun najis itu tidak mengalir dengan sebab mengalirnya air tersebut.

ูَูƒُู„ُّ ุฌِุฑْูŠَุฉٍ ุชَู…ُุฑُّ ุนَู„َูŠْู‡َุง ุฏُูˆْู†َ ู‚ُู„َّุชَูŠْู†ِ ุชَูƒُูˆْู†ُ ู†َุฌِุณَุฉً ูˆَุฅِู†ِ ุงู…ْุชَุฏَّ ุงู„ู†َّู‡ْุฑُ ูَุฑَุงุณِุฎَ ุฅِู„ٰู‰ ุฃَู†ْ ูŠَุฌْุชَู…ِุนَ ูِูŠْู‡ِ ู‚ُู„َّุชَุงู†ِ ูِูŠْ ู…َุญَู„ٍّ
Maka setiap aliran air yang melewati atas najis tersebut dengan kondisi kurang dari dua qullah, maka akan menjadi najis, meskipun sungai terbentang beberapa farsakh [± 5,6 km] sampai terkumpul dalam sungai itu kadar dua qullah di satu tempat.

ูˆَุจِู‡ِ ูŠُู„ْุบَุฒُ ูَูŠُู‚َุงู„ُ ู„َู†َุง ู…َุงุกٌ ุจَู„َุบَ ุขู„َุงูًุง ู…ِู†َ ุงู„ْู‚ِู„َุงู„ِ ูˆَู‡ُูˆَ ู†َุฌِุณٌ ู…َุนَ ุฃَู†َّู‡ُ ู„َูŠْุณَ ุจِู…ُุชَุบَูŠِّุฑٍ
Dan mengenai keterangan tadi, dapat dibuat teka-teki, maka dikatakan: "Kita memiliki air yang mencapai ribuan qullah, namun air itu najis, padahal air itu bukanlah air yang berubah?"

*(ูˆَุงู„ْู‚ُู„َّุชَุงู†ِ ุฎَู…ْุณُู…ِุงุฆَุฉِ ุฑِุทْู„ٍ ุจِุงู„ْุจَุบْุฏَุงุฏِูŠِّ)* ูˆَุจِุงู„ْู…ِุตْุฑِูŠِّ ุฃَุฑْุจَุนُู…ِุงุฆَุฉٍ ูˆَุณِุชَّุฉٌ ูˆَุฃَุฑْุจَุนُูˆْู†َ ุฑِุทْู„ًุง ูˆَุซَู„َุงุซَุฉُ ุฃَุณْุจَุงุนِ ุฑِุทْู„ٍ
*(Dan dua qullah adalah kadar 500 kati dengan timbangan Baghdad [± 216 liter])* dan [ukuran dua qullah] dengan timbangan Mesir adalah 446 kati + 3/7 kati,

*(ุชَู‚ْุฑِูŠْุจًุง)* ู„َุง ุชَุญْุฏِูŠْุฏًุง *(ูَู„َุง ูŠَุถُุฑُّ ู†ُู‚ْุตَุงู†ُ ุฑِุทْู„َูŠْู†ِ)* ูَุฃَู‚َู„َّ
*(secara mendekati [kurang lebih])*, bukan secara pasti. *(Maka tidak membahayakan [tidak berpengaruh] berkurangnya [air sebanyak] dua kati [± 0,8 liter])* atau lebih sedikit.

*(ูˆَูŠَุถُุฑُّ ู†ُู‚ْุตَุงู†ُ ุฃَูƒْุซَุฑَ)* ู…ِู†ْ ุฑِุทْู„َูŠْู†ِ ุนَู„ٰู‰ ู…َุง ูِูŠ ุงู„ุฑَّูˆْุถَุฉِ
*(Dan membahayakan [berpengaruh] berkurangnya [air] lebih banyak)* dari dua kati, menurut penjelasan yang ada di dalam kitab Ar-Roudhoh.

*(ูˆَู‚َุฏْุฑُู‡ُู…َุง ุจِุงู„ْู…ِุณَุงุญَุฉِ ูِูŠ ุงู„ْู…ُุฑَุจَّุนِ ุฐِุฑَุงุนٌ ูˆَุฑُุจُุนٌ)* ุจِุฐِุฑَุงุนِ ุงู„ْูŠَุฏِ ุงู„ْู…ُุนْุชَุฏِู„َุฉِ *(ุทُูˆْู„ًุง ูˆَุนُุฑْุถًุง ูˆَุนُู…ْู‚ًุง)*
*(Dan ukuran dua qullah berdasarkan pengukuran area pada bidang segi empat [berbentuk kubus] adalah 1¼ dziro’)* ↱¹ dengan ukuran dziro' tangan yang normal *([dalam hal] panjang, lebar dan tingginya)* ↱²

ุฅِุฐْ ูƒُู„ُّ ุฑُุจُุนِ ุฐِุฑَุงุนٍ ูŠَุณَุนِ ุฃَุฑْุจَุนَุฉَ ุฃَุฑْุทَุงู„ٍ ุจَุบْุฏَุงุฏِูŠَّุฉٍ ูˆَู…َุฌْู…ُูˆْุนُ ุฐٰู„ِูƒَ ู…ِุงุฆَุฉٌ ูˆَุฎَู…ْุณَุฉٌ ูˆَุนِุดْุฑُูˆْู†َ ุฑُุจُุนًุง
sebab setiap seperempat dziro’ dapat memuat 4 kati Baghdad. Dan jumlah [keseluruhan volume] hitungan itu adalah 125 ¼,

ุญَุงุตِู„َุฉٌ ู…ِู†ْ ุถَุฑْุจِ ุงู„ุทُّูˆْู„ِ ูˆَู‡ُูˆَ ุฎَู…ْุณَุฉُ ุฃَุฑْุจَุงุนٍ ูِูŠْ ู…ِุซْู„ِู‡ِ ูˆَู‡ُูˆَ ุงู„ْุนُุฑْุถُ ุซُู…َّ ุงู„ْุญَุงุตِู„ُ ูˆَู‡ُูˆَ ุฎَู…ْุณَุฉٌ ูˆَุนِุดْุฑُูˆْู†َ ุฑُุจُุนًุง ูِูŠْ ุฎَู…ْุณَุฉِ ุฃَุฑْุจَุงุนٍ ุจَุณْุทَ ุงู„ْุนُู…ْู‚ِ
yaitu hasil dari perkalian panjang, yaitu 5 ¼, dengan ukuran yang sama, yaitu lebarnya, kemudian hasilnya, yaitu 25 ¼, [dikalikan] pada 5 ¼ sebagai bentangan tingginya. ↱³

*(ูˆَูِูŠ ุงู„ْู…ُุฏَูˆَّุฑِ ูƒَุงู„ْุจِุฆْุฑِ ุฐِุฑَุงุนَุงู†ِ ุนُู…ْู‚ًุง)* ุจِุฐِุฑَุงุนِ ุงู„ู†َّุฌَّุงุฑِ ูˆَู‡ُูˆَ ุจِุฐِุฑَุงุนِ ุงู„ْูŠَุฏِ ุงู„ْู…ُุนْุชَุฏِู„َุฉِ
*(Dan pada bidang bundar seperti sumur adalah dua dziro’ [untuk] tingginya)* dengan dziro' tukang kayu, yaitu seukuran dziro' tangan yang normal.

ู‚ِูŠْู„َ ุฐِุฑَุงุนٌ ูˆَุฑُุจُุนٌ ุชَู‚ْุฑِูŠْุจًุง ูˆَู‚ِูŠْู„َ ุฐِุฑَุงุนٌ ูˆَู†ِุตْูٌ
Dikatakan [oleh satu pendapat]: "[tingginya adalah] 1¼ dziro' secara mendekati." Dan dikatakan [oleh pendapat lain]: "[tingginya adalah] 1½ dziro’.''

*(ูˆَุฐِุฑَุงุนٌ ุนُุฑْุถًุง)* ูˆَู‡ُูˆَ ู…َุง ุจَูŠْู†َ ุญَุงุฆِุทَูŠِ ุงู„ْุจِุฆْุฑِ ู…ِู†ْ ุณَุงุฆِุฑِ ุงู„ْุฌَูˆَุงู†ِุจِ
*(dan satu dziro’ [untuk] lebarnya)* dan lebarnya adalah sesuatu diantara dua dinding sumur dari seluruh sisi-sisinya.

ูˆَุณَุจَุจُ ุงุฎْุชِู„َุงูِ ุงู„ْู…ُุฑَุจَّุนِ ูˆَุงู„ْู…ُุฏَูˆَّุฑِ ู…َุฐْูƒُูˆْุฑٌ ูِูŠ ุงู„ْู…ُุทَูˆَّู„َุงุชِ
Dan sebab perbedaan [ukuran dua qullah] pada bidang persegi empat dan bidang bundar itu dituturkan di kitab-kitab yang panjang lebar [membahas hal itu].

*(ูˆَุชَุญْุฑُู…ُ ุงู„ุทَّู‡َุงุฑَุฉُ)* ูˆَุบَูŠْุฑُู‡َุง ู…ِู†ْ ุณَุงุฆِุฑِ ูˆُุฌُูˆْู‡ِ ุงู„ْุงِุณْุชِุนْู…َุงู„َุงุชِ ู…َุง ุนَุฏَุง ุงู„ุดُّุฑْุจَ *(ุจِุงู„ْู…َุงุกِ ุงู„ْู…ُุณَุจَّู„ِ ู„ِู„ุดُّุฑْุจِ)*
*(Dan diharamkan bersuci)* dan selainnya, dari seluruh cara-cara penggunaan air, selain [untuk] minum, *(dengan air yang disediakan untuk minum)*.

ู„ٰูƒِู†ْ ุชَุตِุญُّ ุงู„ุทَّู‡َุงุฑَุฉُ ุจِู‡ِ ูˆَูŠَุฌِุจُ ุงู„ุชَّูŠَู…ُّู…ُ ุจِุญَุถْุฑَุชِู‡ِ
Akan tetapi sah bersuci itu dengan air tersebut, dan diwajibkan ber-tayammum [meskipun] dengan adanya [tersedianya] air tersebut.

ูˆَู…ِุซْู„ُู‡ُ ู…َุง ุฌُู‡ِู„َ ุญَุงู„ُู‡ُ ุณَูˆَุงุกٌ ุฏَู„َّุชِ ุงู„ْู‚َุฑِูŠْู†َุฉُ ุนَู„ٰู‰ ุฃَู†َّู‡ُ ู…ُุณَุจَّู„ٌ ู„ِู„ุดُّุฑْุจِ ูƒَุงู„ْุฎَูˆَุงุจِูŠْ ุงู„ْู…َูˆْุถُูˆْุนَุฉِ ูِูŠ ุงู„ุทُّุฑُู‚ِ ุฃَูˆْ ู„َุง ูƒَุงู„ุตَّู‡َุงุฑِูŠْุฌِ
Dan sama seperti air yang disediakan untuk minum, adalah air yang tidak diketahui kondisinya, sama saja [apakah] ada indikasi yang menunjukan bahwa air itu disediakan untuk minum, seperti gentong-gentong yang diletakkan di jalan-jalan, ataupun tidak, seperti tangki-tangki air.

ูˆَูŠَุญْุฑُู…ُ ุญَู…ْู„ُ ุดَูŠْุกٍ ู…ِู†َ ุงู„ْู…ُุณَุจَّู„ِ ุฅِู„ٰู‰ ุบَูŠْุฑِ ู…َุญَู„ِّู‡ِ ู…َุงู„َู…ْ ูŠَุถْุทَุฑَّ ุฅِู„َูŠْู‡ِ.
Dan diharamkan membawa sedikitpun dari air yang disediakan untuk minum itu ke selain tempatnya selama tidak terdesak [darurat sangat perlu] kepada air itu.

=============
๐Ÿ“‹ *CATATAN:*
=============

↱¹ ```1 dziro’ = 48 cm, sehingga 1¼ dziro' = 60 cm.```

↱² ```Berarti volumenya adalah: panjang × lebar × tinggi = 60 cm × 60 cm × 60 cm = 216.000 cm³ = 216 dm³ = 216 liter.```

↱³ ```Ini adalah hasil perkalian yang janggal, karena tidak sesuai dengan aturan ilmu hitung eksakta. Proses perhitungan yang dipakai di sini adalah dengan meringkas hasil perkaliannya saja, yaitu 5¼ × 5¼ = 25¼ dan 25¼ × 5¼ = 125¼. Mengingat ¼ dziro’ = 4 kati, maka 125¼ = 125 × 4 kati = 500 kati.```
More aboutTERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.17 ( AIR YANG TERKENA NAJIS / MUTANAJIS Ke - 4)

KISAH UWAIS AL-QORNI YANG BERJALAN DI ATAS LAUT

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak

▓ *KISAH UWAIS AL-QORNI YANG BERJALAN DI ATAS LAUT* ▓

Seorang lelaki bercerita: Pada suatu hari kami bepergian menumpangi kendaraan kapal laut bersama para pedagang yang berada di dalamnya. Di tengah perjalanan, tiba-tiba angin kencang yang disertai ombak begitu besar menghantam dahsyat kapal yang kami tumpangi hingga terombang-ambing. Serentak kami semua merasa kaget dan khawatir disertai takut yang tidak karuan. Di saat-saat yang genting seperti ini, tidak sengaja di pojok kapal kami melihat seorang lelaki memakai baju yang terbuat dari bulu. 

Rasa takut tak kunjung reda begitu juga hempasan ombak yang berkelanjutan sampai pada akhirnya tak dapat dibendung beberapa cipratan air masuk ke dalam kapal. Air laut yang sedari tadi sedikit demi sedikit masuk tiada henti pun mampu membuat badan kapal berat dan hampir saja tenggelam. Saat itulah puncak kekhawatiran yang begitu mencekam tidak dapat kami pungkiri terlebih pada diri dan harta kami.

Aneh, tiba-tiba lelaki yang ada di pojok kapal itu keluar dan melaksanakan sholat di atas air. Kami memanggilnya:

_"Wahai wali Alloh! Bantulah kami!"_

Akan tetapi ia tidak menoleh pada arah kami. Sekali lagi kami memanggilnya:

_"Demi Dzat yang memberi kekuatan kepadamu agar engkau bisa beribadah kepada-Nya! Selamatkanlah dan tolonglah kami!"_

Kali ini ia menoleh pada arah kami dan berkata:

_"Apa yang terjadi pada kalian?"_

Usai bertanya ia melangkah pergi begitu saja, meninggalkan semua yang terjadi pada diri kami. Lalu kami pun bertanya kepadanya:

_"Wahai wali Alloh! Apakakah Anda tidak melihat goncangan ombak dan angin yang menghempaskan kapal ini?"_

'"Bertaqorublah (mendekatkan dirilah) kaliah kepada Alloh!"_ jawab lelaki itu.

_"Dengan apa kami bertaqorrub?"_ kami bertanya.

_"Dengan meninggalkan dunia."_ enteng dia menjawab.

_"Sungguh kami telah melaksakan hal itu!"_ kata kami.

Lelaki itu menyuruh kami keluar dari kapal. Yang penting selamat, itu yang ada dalam fikiran kami. Tidak banyak tanya meskipun lelaki itu menyuruh kami untuk keluar dari kapal, kami hanya bisa mengiyakan dan segera saja kami pun keluar sambil membaca basmalah, kami turuti apa yang dia perintahkan. Satu persatu dari kami keluar berjalan di atas air sehingga kami berkumpul di tengah- tengah laut tepat di samping lelaki itu dalam keadaan berdiri. Pada waktu itu kurang lebih jumlah kami dua ratus orang. Dan tidak lama kemudian kapal beserta seluruh barang bawaan di dalamnya tenggelam. Di sela-sela kami melihat kapal yang tenggelam, lelaki itu berkata:

_"Ingatlah! Sekarang kalian sudah selamat dari petaka dunia, maka pergilah kalian!"_

_"Demi Alloh yang telah merahmatimu! Siapa Anda sebenarnya?"_ kami merasa penasaran.

_"Aku adalah Uwais al-Qorni"_ jawab lelaki itu.

_"Sebenarnya di dalam kapal itu banyak harta milik orang-orang faqir yang tinggal di kota madinah, kiriman laki-laki dari mesir."_ Kami bercerita kepadanya.

_"Seandainya Alloh mengembalikan harta itu kepada kalian, apakah kalian bersedia membagikannya kepada orang-orang faqir di madinah?"_ tanya lelaki itu.

_"Iya!"_ serentak kami menjawab.

Karena kami telah bersepakat untuk membagikan, lelaki itu langsung melaksanakan sholat dua rokaat di atas air lalu berdoa dengan doa yang samar. Tidak lama kemudian kapal yang tadi telah tenggelam, muncul lagi ke permukaan air beserta semua isinya. Tidak menunda waktu, kami masuk ke dalam kapal dan menjalankan kapal itu lagi sementara lelaki yang tadi telah menyelamatkan kami entah kemana dia tidak terlihat lagi di tengah-tengah kami.

Alhasil, untuk menunaikan amanah, kami pun langsung menjalankan kapal menuju daerah madinah untuk membagikan semua harta yang kami bawa kepada orang-orang faqir disana sehingga untuk selamanya tidak akan ditemukan lagi satu pun orang faqir di madinah.

*KESIMPULAN:*
==============
Musibah yang melanda para saudagar penunggang kapal di atas merupakan salah satu dari kehendak Alloh dzat yang memaksakan kehendak. Tak ada satu orang yang dapat mencegahnya ataupun lolos dari kehendak itu. Kecuali atas kuasa-Nya pula. Sebagaimana atas musibah badai yang dialami mereka dan ditolong oleh Uwais al-Qorni.

*SUMBER:*
==========
```Kitab AN-NAWADIR (ุงَู„ู†َّูˆَุงุฏِุฑُ), karya Imam Al-Qolyubiy, Penerbit Haromain, hlm. 20```
More aboutKISAH UWAIS AL-QORNI YANG BERJALAN DI ATAS LAUT

TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.16 ( AIR YANG TERKENA NAJIS /MUTANAJIS Ke - 3 )

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak

๐Ÿ“š *TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.16*
===================

ู‚ِูŠْู„َ ูˆَูŠُุนْูٰู‰ ุนَู†ْ ุฌَุฑَّุฉِ ุงู„ْุจَุนِูŠْุฑِ ูˆَูَู…ِ ู…َุง ูŠَุฌْุชَุฑُّ ุฅِุฐَุง ุงِู„ْุชَู‚َู…َ ุฃَุฎْู„َุงูَ ุฃُู…ِّู‡ِ ูˆَูَู…ِ ุตَุจِูŠٍّ ุชَู†َุฌَّุณَ ูˆَุฅِู†ْ ู„َู…ْ ูŠَุบِุจْ
Dan dikatakan [oleh satu pendapat]: "Dan dimaafkan dari bekas mamahan unta, dan mulut hewan yang memamah apabila dia mengulum [menyusu] pada puting ambing [payudara] induknya, dan mulut anak kecil yang terkena najis, meskipun ia tidak menghilang [pergi],

ูˆَุฐَุฑْู‚ِ ุงู„ุทُّูŠُูˆْุฑِ ูِูŠ ุงู„ْู…َุงุกِ ูˆَุฅِู†ْ ู„َู…ْ ุชَูƒُู†ْ ู…ِู†ْ ุทُูŠُูˆْุฑِู‡ِ ูˆَุจَุนْุฑِ ูَุฃْุฑَุฉٍ ุนَู…َّ ุงู„ْุฅِุจْุชِู„َุงุกُ ุจِู‡َุง
dan kotoran burung yang ada di dalam air, meskipun burung itu bukan termasuk jenis burung-burung air [yang hinggap di atas air], dan tahi tikus yang merata cobaan dengannya, ↱¹

ูˆَุจَุนْุฑِ ุดَุงุฉٍ ูˆَู‚َุนَ ูِูŠ ุงู„ู„َّุจَู†ِ ุญَุงู„َ ุงู„ْุญَู„َุจِ ูˆَู…َุง ูŠَุจْู‚ٰู‰ ูِูŠْ ู†َุญْูˆِ ุงู„ْูƒِุฑْุดِ ุฅِุฐَุง ุดَู‚َّุชْ ุชَู†ْู‚ِูŠَุชُู‡ُ ู…ِู†ْู‡ُ
dan tahi kambing yang terjatuh ke dalam susu ketika memerah susu, dan sesuatu yang tersisa di semacam perut hewan [daging babat], apabila sulit membersihkannya darinya".

ูˆَูِูŠْ ุฃَูƒْุซَุฑِ ุฐٰู„ِูƒَ ู†َุธَุฑٌ ูˆَู…ُุฎَุงู„َูَุฉٌ ู„ِูƒَู„َุงู…ِู‡ِู…ْ
Dan mayoritas hal-hal [di atas] itu ada pertimbangan dan perbedaan pendapat dengan pendapat para ulama.

*(ูˆَุฅِุฐَุง ูƒَุงู†َ ุงู„ْู…َุงุกُ ู‚ُู„َّุชَูŠْู†ِ ูَู„َุง ูŠَู†ْุฌُุณُ ุจِูˆُู‚ُูˆْุนِ ุงู„ู†َّุฌَุงุณَุฉِ ูِูŠْู‡ِ ุฅِู„َّุง ุฅِู†ْ ุชَุบَูŠَّุฑَ ุทَุนْู…ُู‡ُ)* ูˆَุญْุฏَู‡ُ *(ุฃَูˆْ ู„َูˆْู†ُู‡ُ)* ูˆَุญْุฏَู‡ُ *(ุฃَูˆْ ุฑِูŠْุญُู‡ُ)* ูˆَุญْุฏَู‡ُ
*(Dan apabila keadaan air itu dua qullah, maka air tidak akan menjadi najis dengan sebab jatuh benda najis ke dalamnya, kecuali jika telah berubah rasa air itu)* saja, *(atau warnanya)* saja, *(atau baunya)* saja.

*(ูˆَู„َูˆْ)* ูƒَุงู†َ *(ุชَุบَูŠُّุฑًุง ูŠَุณِูŠْุฑًุง)* ู„ِูَุญْุดِ ุงู„ู†َّุฌَุงุณَุฉِ
*(walaupun)*, adanya perubahan itu adalah *(perubahan yang sedikit)*, karena melampaui batasnya najis [mencolok].

ูˆَู…ِู†ْ ุซَู…َّ ูُุฑِุถَ ุงู„ู†َّุฌِุณُ ุงู„ْู…ُุชَّุตِู„ُ ุจِู‡ِ ุงู„ْู…ُูˆَุงูِู‚ُ ู„َู‡ُ ูِูŠ ุงู„ุตِّูَุงุชِ ูƒَุจَูˆْู„ٍ ู…ُู†ْู‚َุทِุนِ ุงู„ุฑَّุงุฆِุญَุฉِ ุจِุฃَุดَุฏِّู‡َุง ูƒَู„َูˆْู†ِ ุงู„ْุญِุจْุฑِ ูˆَุฑِูŠْุญِ ุงู„ْู…ِุณْูƒِ ูˆَุทَุนْู…ِ ุงู„ْุฎَู„ِّ
Dan dari alasan tersebut, diperkirakan najis yang bersentuhan dengan air, yang bersesuaian dengan air dalam sifat-sifatnya, seperti air kencing yang hilang baunya, [diperkirakan] dengan yang paling sangatnya sifat-sifatnya [dengan sifat yang paling kuat], seperti warna tinta, bau minyak misik, dan rasa cuka.

ูَุฅِู†ْ ูƒَุงู†َ ุจِุญَูŠْุซُ ูŠُุบَูŠِّุฑُู‡ُ ุฃَุฏْู†ٰู‰ ุชَุบَูŠُّุฑٍ ุชَู†َุฌَّุณَ
Maka jika sekiranya najis merubah air itu dengan perubahan yang paling sedikit, maka air menjadi najis.

ูˆَุฎَุฑَุฌَ ุจِูˆُู‚ُูˆْุนِู‡َุง ูِูŠْู‡ِ ุชَุบَูŠُّุฑُู‡ُ ุจِุฑَุงุฆِุญَุฉِ ุฌِูŠْูَุฉٍ ุนَู„َู‰ ุงู„ุดَّุทِّ ูَู„َุง ูŠَุถُุฑُّ
Dan terkecualikan dengan [batasan] jatuhnya najis ke dalam air, perubahan air dengan sebab bau bangkai yang ada di tepi air tersebut, maka perubahan itu tidak berbahaya [tidak menjadikan air najis].

*(ูَุฅِู†ْ ุฒَุงู„َ ุชَุบَูŠُّุฑُู‡ُ)* ุงู„ْุญِุณِّูŠُّ ุฃَูˆِ ุงู„ุชَّู‚ْุฏِูŠْุฑِูŠُّ *(ุจِู†َูْุณِู‡ِ)* ู„ِู†َุญْูˆِ ุทُูˆْู„ِ ู…ُูƒْุซٍ ูˆَู‡ُุจُูˆْุจِ ุฑِูŠْุญٍ
*(Lalu jika telah hilang perubahan air)* secara inderawi atau secara perkiraan, *(dengan sendirinya)*, karena seumpama lamanya tergenang dan tiupan angin,

*(ุฃَูˆْ ุจِู…َุงุกٍ)* ุถُู…َّ ุฅِู„َูŠْู‡ِ ูˆَู„َูˆْ ู…ُุชَู†َุฌِّุณًุง ุฃَูˆْ ู†َุจَุนَ ูِูŠْู‡ِ ุฃَูˆْ ู†ُู‚ِุตَ ู…ِู†ْู‡ُ ูˆَุจَู‚ِูŠَ ู‚ُู„َّุชَุงู†ِ
*(atau dengan air)* yang digabungkan kepada air yang telah berubah tersebut, meskipun [air tambahan yang digabungkan itu adalah] air yang terkena najis atau [air] yang bersumber di [tempat] air yang telah berubah tersebut, atau dikurangi dari air yang telah berubah itu dan air itu masih tersisa dua qullah,

*(ุทَู‡ُุฑَ)* ู„ِุงู†ْุชِูَุงุกِ ุนِู„َّุฉِ ุงู„ุชَّู†ْุฌِูŠْุณِ ูˆَู‡ِูŠَ ุงู„ุชَّุบَูŠُّุฑُ
*(maka air tersebut telah suci)*, karena hilangnya alasan menajiskan, yaitu berubahnya air.

ูˆَู„َุง ูŠَุถُุฑُّ ุนَูˆْุฏُู‡ُ ุจَุนْุฏَ ุฒَูˆَุงู„ِู‡ِ ุญَูŠْุซُ ุฎَู„َุง ุนَู†ْ ู†َุฌِุณٍ ุฌَุงู…ِุฏٍ
Dan tidak berbahaya [tidak mengapa] kembalinya perubahan air itu setelah hilangnya, sekiranya air itu sepi dari benda najis yang padat.

*(ุฃَูˆْ)* ุฒَุงู„َ *(ุจِู…ِุณْูƒٍ ุฃَูˆْ ูƒَุฏُูˆْุฑَุฉِ ุชُุฑَุงุจٍ)* ุฃَูˆْ ู†َุญْูˆِู‡ِู…َุง *(ูَู„َุง)* ูŠَุทْู‡ُุฑُ
*(atau)* hilang perubahan air itu *(dengan minyak misik atau [dengan] kekeruhan debu)* atau seumpama keduanya, *(maka tidak)* menjadi suci air tersebut,

ู„ِุฃَู†َّ ุงู„ุธَّุงู‡ِุฑَ ุงِุณْุชِุชَุงุฑُ ูˆَุตْูِ ุงู„ู†َّุฌَุงุณَุฉِ ุจِู‡ِ ู„َุง ุฒَูˆَุงู„ُู‡ُ
karena sesungguhnya yang nampak adalah tertutupnya sifat najis dengannya [minyak misik atau kekeruhan debu], bukan hilangnya sifat najis tersebut.

ูˆَุฃَูْู‡َู…َ ุชَุนْุจِูŠْุฑُู‡ُ ุจِูƒَุฏُูˆْุฑَุฉٍ ุฃَู†َّ ุงู„ْู…َุงุกَ ู„َูˆْ ุตَูَุง ู…ِู†ْู‡َุง ูˆَู„َุง ุชَุบَูŠَّุฑَ ุจِู‡ِ ุทَู‡ُุฑَ
Dan dapat difahami redaksional pengarang dengan [kalimat]: _*"kadลซrotin = kekeruhan"*_, bahwa air, jikalau dia bening dari kekeruhan debu tersebut dan tidak ada perubahan pada air itu, maka air itu suci.

ูˆَู„َูˆْ ูˆَู‚َุนَ ุงู„ู†َّุฌِุณُ ูِูŠْ ูƒَุซِูŠْุฑٍ ู…ُุชَุบَูŠَّุฑٍ ุจِู…َุง ู„َุง ูŠَุถُุฑُّ ู‚ُุฏِّุฑَ ุฒَูˆَุงู„ُู‡ُ
Dan jikalau terjatuh suatu najis ke dalam air yang banyak, yang berubah dengan sesuatu yang tidak membahayakan, maka dikira-kirakan hilangnya perubahan [air yang banyak] itu.

ูَุฅِู†ْ ูُุฑِุถَ ุชَุบَูŠُّุฑُู‡ُ ุจِู‡ٰุฐِู‡ِ ุงู„ู†َّุฌَุงุณَุฉِ ุชَู†َุฌَّุณَ ูˆَุฅِู„َّุง ูَู„َุง
Lalu jika diperkirakan berubahnya air itu dengan perkara najis ini [yang terjatuh ke dalam air], maka air itu menjadi najis, dan jika tidak [diperkirakan], maka tidak [menjadi najis].

=============
๐Ÿ“‹ *CATATAN:*
=============
↱¹ ```Cobaan berupa meratanya tahi tikus ini dalam ilmu fiqih biasa disebut dengan istilah ‘umลซmul balwฤ (ุนُู…ُูˆْู…ُ ุงู„ْุจَู„ْูˆٰู‰) yang secara bahasa berarti “meratanya cobaan”. Sedangkan maksud dari ‘umลซmul balwฤ itu sendiri adalah: suatu kejadian yang sering terjadi dan sulit untuk dihindari.```
More aboutTERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.16 ( AIR YANG TERKENA NAJIS /MUTANAJIS Ke - 3 )

TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.15 ( AIR YANG TERKENA NAJIS / MUTANAJIS Ke-2)

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak

๐Ÿ“š *TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.15*
===================

*(ูˆَ)* ู…ِู†ْู‡َุง *(ูَู…ُ ู‡ِุฑَّุฉٍ ุชَู†َุฌَّุณَ ุซُู…َّ ุบَุงุจَ ูˆَุงุญْุชَู…َู„َ)* ูˆَู„َูˆْ ุนَู„ٰู‰ ุจُุนْุฏٍ *(ูˆُู„ُูˆْุบُู‡َุง ูِูŠْ ู…َุงุกٍ)* ุฌَุงุฑٍ ุฃَูˆْ ุฑَุงูƒِุฏٍ *(ูƒَุซِูŠْุฑٍ ูˆَูƒَุฐٰู„ِูƒَ ุงู„ุตَّุจِูŠُّ ุฅِุฐَุง ุชَู†َุฌَّุณَ ุซُู…َّ ุบَุงุจَ ูˆَุงุญْุชَู…َู„َุชْ ุทَู‡َุงุฑَุชُู‡ُ)*
*(Dan)* diantaranya adalah ↱¹ *(mulut kucing yang terkena najis kemudian dia menghilang, namun dimungkinkan)*, walaupun setelah beberapa lama, *(kucing itu menjilat pada air)* yang mengalir atau yang tergenang *(yang banyak. Dan begitu juga [mulut] anak kecil apabila terkena najis, kemudian ia menghilang [pergi] dan dimungkinankan menjadi suci mulutnya)*. 

ูˆَู…ِุซْู„ُู‡ُู…َุง ูƒُู„ُّ ุญَูŠَูˆَุงู†ٍ ุทَุงู‡ِุฑٍ ูˆَุฅِู†ْ ู„َู…ْ ูŠَุนُู…َّ ุงِุฎْุชِู„َุงุทُู‡ُ ุจِุงู„ู†َّุงุณِ 
Dan sama seperti keduanya [mulut kucing dan mulut anak kecil] adalah setiap hewan yang suci, walaupun tidak umum bercampur baurnya hewan itu dengan manusia.

ูَุฅِุฐَุง ุนَุงุฏَ ูˆَูˆَู„َุบَ ูِูŠْ ู…َุงุกٍ ู‚َู„ِูŠْู„ٍ ุฃَูˆْ ู…َุงุฆِุนٍ ู„َู…ْ ูŠُู†َุฌِّุณْู‡ُ ูˆَุฅِู†ْ ูƒَุงู†َ ุงู„ْุฃَุตْู„ُ ุจَู‚َุงุกَ ูَู…ِู‡ِ ุนَู„َู‰ ุงู„ู†َّุฌَุงุณَุฉِ
Maka jika ia kembali dan menjilat pada air yang sedikit atau benda cair, maka ia tidak menajiskannya, meskipun hukum asalnya adalah masih tetap mulutnya dalam keadaan najis.

ู„ِุฃَู†َّ ุงุญْุชِู…َุงู„َ ุงู„ุทُّู‡ْุฑِ ู‚َูˆّٰู‰ ุฃَุตْู„َ ุทَู‡َุงุฑَุฉِ ู†َุญْูˆِ ุงู„ْู…َุงุกِ ูَู„َู…ْ ูŠُุคَุซِّุฑْ ูِูŠْู‡ِ ุฃَุตْู„ُ ุจَู‚َุงุกِ ุงู„ู†َّุฌَุงุณَุฉِ
Karena sesungguhnya kemungkinan suci itu memperkuat hukum asal sucinya [benda yang] seumpama air [air dan benda cair], maka hukum asal masih tetapnya najis itu tidak berpengaruh padanya [hukum asal sucinya air dan benda cair],

ุฅِุฐْ ู„َุง ูŠَู„ْุฒَู…ُ ู…ِู†ْู‡َุง ุงู„ุชَّู†ْุฌِูŠْุณُ ู…َุนَ ุงุนْุชِุถَุงุฏِ ุฃَุตْู„ِ ุงู„ุทُّู‡ْุฑِ ุจِุธَุงู‡ِุฑٍ ูَูƒَุงู†َ ุฃَู‚ْูˆٰู‰
sebab tidak mesti dari najis itu dapat menajiskan [perkara lain], serta diperkuatnya hukum asal suci dengan perkara yang zhohir, maka adanya hukum suci itu lebih kuat.

ูˆَู„َุง ูŠَุถُุฑُّ ูِูŠ ุงุญْุชِู…َุงู„ِ ุทُู‡ْุฑِ ูَู…ِ ุงู„ْู‡ِุฑَّุฉِ ูƒَูˆْู†ُู‡َุง ุชَู„ْุนَู‚ُู‡ُ ุจِู„ِุณَุงู†ِู‡َุง ู„ِุฃَู†َّ ุงู„ْู…َุงุกَ ูŠَุฑِุฏُ ุนَู„ٰู‰ ุฌَูˆَุงู†ِุจِ ูَู…ِู‡َุง ูَูŠُุทَู‡ِّุฑُู‡ُ ูƒَูˆُุฑُูˆْุฏِู‡ِ ุนَู„ٰู‰ ุฌَูˆَุงู†ِุจِ ุงู„ْุฅِู†َุงุกِ ุงู„ْู…ُุชَู†َุฌِّุณِ
Dan tidak berbahaya dalam kemungkinan sucinya mulut kucing, keadaan kucing itu menjilat air dengan lidahnya, karena sesungguhnya air itu mendatangi sisi-sisi [sekeliling] mulutnya, sehingga air mensucikan mulutnya, [sama] seperti mendatanginya air ke sisi-sisi wadah yang terkena najis.

ุฃَู…َّุง ุฅุฐَุง ู„َู…ْ ูŠَูƒُู†ْ ุฐٰู„ِูƒَ ูَุฅِู†َّู‡ُ ูŠَู†ْุฌُุณُ ู…َุง ูˆَู„َุบَ ูِูŠْู‡ِ
Adapun jika keadaannya tidak begitu [air datang ke sisi-sisi mulutnya], maka sesungguhnya kucing itu menajiskan bagian-bagian yang dia jilat di wadah itu.

*(ูˆَ)* ู…ِู†ْู‡َุง *(ุงู„ْู‚َู„ِูŠْู„ُ ู…ِู†ْ ุฏُุฎَุงู†ِ ุงู„ู†َّุฌَุงุณَุฉِ)* ูˆَุงู„ْู…ُุชَู†َุฌِّุณِ ูˆَู…ِุซْู„ُู‡ُ ุงู„ْุจُุฎَุงุฑُ ุฅِู†ْ ุชَุตَุงุนَุฏَ ุจِูˆَุงุณِุทَุฉِ ู†َุงุฑٍ
*(Dan)* diantaranya adalah *(yang sedikit dari asap [bakaran] najis)* dan benda yang terkena najis. Dan [sama hukumnya] seperti asap najis tersebut adalah uap [najis] jika uap itu naik dengan perantara api,

ุจِุฎِู„َุงูِ ุงู„ْู…ُุชَุตَุงุนِุฏِ ู„َุง ุจِูˆَุงุณِุทَุฉِ ู†َุงุฑٍ ูƒَุจُุฎَุงุฑِ ุงู„ْูƒَู†ِูŠْูِ ูˆَุงู„ุฑِّูŠْุญِ ุงู„ْุฎَุงุฑِุฌَุฉِ ู…ِู†َ ุงู„ุดَّุฎْุตِ ูˆَุฅِู†ْ ูƒَุงู†َุชْ ุซِูŠَุงุจُู‡ُ ุฑَุทْุจَุฉً ูَุฅِู†َّู‡ُ ุทَุงู‡ِุฑٌ
berbeda dengan uap yang naik tanpa perantara api, seperti uap wc [jamban] dan angin yang keluar dari seseorang [kentut], meskipun pakaiannya basah, maka sesungguhnya uap [atau angin] tersebut suci.

*(ูˆَ)* ู…ِู†ْู‡َุง *(ุงู„ْูŠَุณِูŠْุฑُ ู…ِู†َ ุงู„ุดَّุนْุฑِ ุงู„ู†َّุฌِุณِ)* ู„ِุบَูŠْุฑِ ุงู„ุฑَّุงูƒِุจِ ูˆَุงู„ْูƒَุซِูŠْุฑُ ู…ِู†ْู‡ُ ู„ِู„ุฑَّุงูƒِุจِ
*(Dan)* diantaranya adalah *(yang sedikit dari bulu yang najis)* bagi selain penunggang hewan, dan yang banyak dari bulu yang najis bagi penunggang hewan.

*(ูˆَ)* ู…ِู†ْู‡َุง *(ุงู„ْูŠَุณِูŠْุฑُ ู…ِู†ْ ุบُุจَّุงุฑِ ุงู„ุณِّุฑْุฌِูŠْู†ِ)* ูˆَู†َุญْูˆِู‡ِ
*(Dan)* diantaranya adalah *(yang sedikit dari debu pupuk kotoran binatang [pupuk kandang])* dan seumpamanya.

*(ูˆَู„َุง ูŠُู†َุฌِّุณُ ุบُุจَّุงุฑُ ุงู„ุณِّุฑْุฌِูŠْู†ِ ุฃَุนْุถَุงุฆَู‡ُ)* ูˆَู„َุง ุซِูŠَุงุจَู‡ُ *(ุงู„ุฑَّุทْุจَุฉَ)* ูƒَู…َุง ู„َุง ูŠُู†َุฌِّุณُ ู…َุง ูˆَู‚َุนَ ูِูŠْู‡ِ
*(Dan tidak menajiskan debu dari pupuk kandang itu kepada anggota-anggota tubuh seseorang)* dan tidak [pula menajiskan] pakaiannya *(yang basah)", sebagaimana debu pupuk kandang itu tidak menajiskan sesuatu yang jatuh kepadanya.

ูˆَุฐٰู„ِูƒَ ู„ِู…َุดَู‚َّุฉِ ุงู„ْุฅِุญْุชِุฑَุงุฒِ ุนَู†ْ ุฌَู…ِูŠْุนِ ุฐٰู„ِูƒَ
Dan hal tersebut [tidak menajiskan], karena sulit menjaga diri dari seluruh najis tersebut.

ูˆَู„ِุฐٰู„ِูƒَ ุนُูِูŠَ ุฃَูŠْุถًุง ุนَู†ْ ู…َู†ْูَุฐِ ุบَูŠْุฑِ ุงู„ْุขุฏَู…ِูŠِّ ุฅِุฐَุง ูˆَู‚َุนَ ูِูŠ ุงู„ْู…َุงุกِ ู…َุซَู„ًุง
Dan karena alasan itu, dimaafkan juga dari [sesuatu yang ada di] lubang keluarnya kotoran [bol] selain manusia jika ia terjatuh ke dalam air umpamanya,

ุณَูˆَุงุกٌ ุบَู„َุจَ ูˆُู‚ُูˆْุนُู‡ُ ูِูŠْู‡ِ ุฃَู…ْ ู„َุง ุจِุดَุฑْุทِ ุฃَู†ْ ู„َุง ูŠَุทْุฑَุฃَ ุนَู„َูŠْู‡ِ ู†َุฌَุงุณَุฉٌ ุฃَุฌْู†َุจِูŠَّุฉٌ
sama saja lubang keluarnya kotoran itu sering berada di dalam air ataupun tidak, dengan syarat hendaknya tidak datang atasnya najis yang lain.

ูˆَุนَู…َّุง ูŠَุญْู…ِู„ُู‡ُ ู†َุญْูˆُ ุงู„ุฐُّุจَุงุจِ ูˆَุนَู…َّุง ูŠَุจْู‚ٰู‰ ู…ِู†ْ ู‚َู„ِูŠْู„ِ ุงู„ุฏَّู…ِ ุนَู„َู‰ ุงู„ู„َّุญْู…ِ ูˆَุงู„ْุนَุธْู…ِ ูˆَุนَู†ْ ู‚َู„ِูŠْู„ِ ุจَูˆْู„ِ ูˆَุฑَูˆْุซِ ู…َุง ู†َุดْุคُู‡ُ ู…ِู†َ ุงู„ْู…َุงุกِ
Dan [dimaafkan juga] dari najis yang dibawa oleh seumpama lalat, dan dari najis yang masih tersisa berupa darah yang sedikit pada daging dan tulang, dan dari sedikitnya kencing dan kotoran hewan yang hidupnya di air.

ูˆَุงู„ْู…َุฑْุฌِุนُ ูِูŠ ุงู„ْู‚ِู„َّุฉِ ูˆَุงู„ْูƒَุซْุฑَุฉِ ุงู„ْุนُุฑْูُ
Dan sumber [rujukan] dalam hal sedikit dan hal banyak itu [berdasarkan] penilaian umum.

ูˆَุดَุฑْุทُ ุงู„ْุนَูْูˆِ ุนَู†ْ ุฐٰู„ِูƒَ ุฃَู†ْ ู„َุง ูŠُุบَูŠِّุฑَ ูˆَุฃَู†ْ ู„َุง ูŠَูƒُูˆْู†َ ู…ِู†ْ ู…ُุบَู„َّุธٍ ูˆَุฃَู†ْ ู„َุง ูŠَุญْุตُู„ُ ุจِู‚َุตْุฏٍ
Dan syarat dimaafkan [ditolerir] dari najis-najis itu adalah bahwa najis-najis itu tidak merubah air, dan keadaan najis itu bukan berasal dari najis mugholladzoh [yang berat] dan najis itu tidak didapat dengan disengaja.

=============
๐Ÿ“‹ *CATATAN:*
=============
*↱¹* ```Yakni, beberapa kasus dimana air sedikit tidak berubah menjadi najis ---karena dimaafkan (ditolerir)--- ketika bertemu dengan najis, diantaranya adalah …```
More aboutTERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.15 ( AIR YANG TERKENA NAJIS / MUTANAJIS Ke-2)

TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.14 ((AIR YANG TERKENA NAJIS (MUTANAJJIS))

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak

๐Ÿ“š *TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.14*
===================

█ *AIR YANG TERKENA NAJIS (MUTANAJJIS)* █

*(ูَุตْู„ٌ)* ูِูŠ ุงู„ْู…َุงุกِ ุงู„ู†َّุฌِุณِ ูˆَู†َุญْูˆِู‡ِ
*(Fasal)* tentang air yang najis dan
seumpamanya

*(ูŠَู†ْุฌُุณُ ุงู„ْู…َุงุกُ ุงู„ْู‚َู„ِูŠْู„ُ)* ูˆَู‡ُูˆَ ู…َุง ูŠَู†ْู‚ُุตُ ุนَู†ِ ุงู„ْู‚ُู„َّุชَูŠْู†ِ ุจِุฃَูƒْุซَุฑَ ู…ِู†ْ ุฑِุทْู„َูŠْู†ِ
*(Akan menjadi najis air yang sedikit)* yaitu air yang kurang dari dua qullah dengan [kurangnya] lebih banyak dari dua kati [±0,8 liter]

*(ูˆَุบَูŠْุฑُู‡ُ ู…ِู†َ ุงู„ْู…َุงุฆِุนَุงุชِ)* ูˆَุฅِู†ْ ูƒَุซُุฑَ ูˆَุจَู„َุบَ ู‚ِู„َุงู„ًุง ูƒَุซِูŠْุฑَุฉً *(ุจِู…ُู„َุงู‚َุงุฉِ ุงู„ู†َّุฌَุงุณَุฉِ)* ูˆَุฅِู†ْ ู„َู…ْ ูŠَุชَุบَูŠَّุฑْ
*(dan selainnya, dari berbagai cairan)*, meskipun cairan itu banyak dan mencapai beberapa qullah yang banyak, *([menjadi najis] dengan sebab bertemu dengan najis)*, walaupun air itu tidak berubah,

ู„ِู…َูْู‡ُูˆْู…ِ ู…َุง ุตَุญَّ ู…ِู†ْ ู‚َูˆْู„ِู‡ِ ๏ทบ ุฅِุฐَุง ุจَู„َุบَ ุงู„ْู…َุงุกُ ู‚ُู„َّุชَูŠْู†ِ ู„َู…ْ ูŠَุญْู…ِู„ْ ุฎَุจَุซًุง
berdasarkan apa yang difahami dari keterangan [hadits] yang shohih dari sabda Nabi ๏ทบ: _“Apabila air telah mencapai dua qullah, maka air itu tidak menanggung najis”._

ุฅِุฐْ ู…َูْู‡ُูˆْู…ُู‡ُ ุฃَู†َّ ู…َุง ุฏُูˆْู†َู‡ُู…َุง ูŠَุญْู…ِู„ُ ุงู„ْุฎَุจَุซَ ุฃَูŠْ ูŠَุชَุฃَุซَّุฑُ ุจِู‡ِ ูˆَู„َุง ูŠَุฏْูَุนُู‡ُ
Sebab pemahaman hadits tersebut adalah bahwa air yang kurang dari dua qullah, maka air itu menanggung najis, yakni najis dapat memberi pengaruh kepada air itu dan air tidak bisa menolak najis tersebut.

ูˆَูَุงุฑَู‚َ ูƒَุซِูŠْุฑُ ุงู„ْู…َุงุฆِุนِ ูƒَุซِูŠْุฑَ ุงู„ْู…َุงุกِ ุจِุฃَู†َّ ุญِูْุธَ ูƒَุซِูŠْุฑِ ุงู„ْู…َุงุฆِุนِ ู„َุง ูŠَุดُู‚ُّ
Dan perbedaan cairan yang banyak dengan air yang banyak, yaitu bahwa menjaga cairan yang banyak itu tidaklah sulit.

*(ูˆَูŠُุณْุชَุซْู†ٰู‰ ู…ِู†ْ ุฐٰู„ِูƒَ ู…َุณَุงุฆِู„ُ)* ู„َุง ูŠَู†ْุฌُุณُ ูِูŠْู‡َุง ู‚َู„ِูŠْู„ُ ุงู„ْู…َุงุกِ ูˆَู„َุง ูƒَุซِูŠْุฑُ ุบَูŠْุฑِู‡ِ ูˆَู‚َู„ِูŠْู„ُู‡ُ ุจِู…ُู„َุงู‚َุงุฉِ ุงู„ู†َّุฌَุงุณَุฉِ ู…ِู†ْู‡َุง
*(Dan terkecualikan dari kasus tersebut, beberapa kasus)* yang tidak menjadi najis di dalam kasus tersebut, [berupa] air yang sedikit dan tidak pula non-air [cairan] yang banyak. Dan air sedikit [yang tidak menjadi najis] dengan sebab bertemu najis diantaranya adalah:

*(ู…َุง ู„َุง ูŠُุฏْุฑِูƒُู‡ُ ุงู„ุทَّุฑَูُ)* ุฃَูŠِ ุงู„ْุจَุตَุฑُ ุงู„ْู…ُุนْุชَุฏِู„ُ
*(sesuatu [najis] yang tidak terlihat oleh mata)*, yakni oleh penglihatan mata yang normal.

ูَุฅِู†َّู‡ُ ู„َุง ูŠُุคَุซِّุฑُ ุฅِู†ْ ูƒَุงู†َ ู…ِู†ْ ุบَูŠْุฑِ ู…ُุบَู„َّุธٍ ูˆَู‚َู„َّ ุนُุฑْูًุง ูˆَู„َู…ْ ูŠُุบَูŠِّุฑْ ูˆَู„َูˆْ ุชَุบَูŠُّุฑًุง ู‚َู„ِูŠْู„ًุง
Maka sesungguhnya najis tersebut tidak berpengaruh [tidak menjadikan najis] jika keadaannya bukan dari najis mughollazhoh [yang berat] dan [najis itu] sedikit menurut penilaian umum, dan najis itu tidak merubah air, walaupun dengan perubahan yang sedikit.

ูˆَู„َู…ْ ูŠَุญْุตُู„ْ ุจِูِุนْู„ِู‡ِ ู„ِู…َุดَู‚َّุฉِ ุงู„ْุฅِุญْุชِุฑَุงุฒِ ุนَู†ْู‡ُ ูˆَู„َูˆْ ูƒَุงู†َ ุจِู…َูˆَุงุถِุนَ ู…ُุชَูَุฑِّู‚َุฉٍ ูˆَู„َูˆِ ุงุฌْุชَู…َุนَ ู„َุฑُุคِูŠَ ู„َู…ْ ูŠُุนْูَ ุนَู†ْู‡ُ
Dan najis itu tidak dihasilkan dengan perbuatannya sendiri, karena sulit menjaga air darinya. Dan jikalau keadaan najis itu berada di beberapa tempat yang terpisah, namun jikalau najis itu berkumpul [di satu tempat] maka pastilah najis itu dapat terlihat, maka najis itu tidak dimaafkan [ditolerir].

*(ูˆَ)* ู…ِู†ْู‡َุง *(ู…َูŠْุชَุฉٌ ู„َุง ุฏَู…َ ู„َู‡َุง ุณَุงุฆِู„ٌ)* ุนِู†ْุฏَ ุดَู‚ِّ ุนُุถْูˆٍ ู…ِู†ْู‡َุง ูِูŠْ ุญَูŠَุงุชِู‡َุง ูˆَูŠُู„ْุญَู‚ُ ุดَุงุฐُّ ุงู„ْุฌِู†ْุณِ ุจِุบَุงู„ِุจِู‡ِ
*(Dan)* diantaranya adalah *(bangkai yang tidak ada darah yang mengalir padanya)* ketika dibelah satu organ tubuh darinya di saat hidupnya. Dan dipersamakan [hukumnya] hewan yang langka jenisnya dengan hewan yang banyak jenisnya.

ูˆَู…َุง ุดُูƒَّ ูِูŠْ ุณَูŠْู„ِ ุฏَู…ِู‡ِ ู„َู‡ُ ุญُูƒْู…ُ ู…َุง ูŠَุชَุญَู‚َّู‚ُ ุนَุฏَู…ُ ุณَูŠَู„َุงู†ِ ุฏَู…ِู‡ِ ูˆَู„َุง ูŠُุฌْุฑَุญُ ุฎِู„َุงูًุง ู„ِู„ْุบَุฒَุงู„ِูŠِّ
Dan hewan yang diragukan perihal mengalir darahnya, baginya [berlaku] hukum hewan yang dipastikan tidak mengalir darahnya, namun hewan itu tidak boleh dilukai [untuk memastikan mengalir darahnya atau tidak]. Hal ini berbeda pendapat dengan Imam Al-Ghozali.

ูˆَุฐٰู„ِูƒَ ูƒَุฒَู†ْุจُูˆْุฑٍ ูˆَุนَู‚ْุฑَุจٍ ูˆَูˆَุฒَุบٍ ูˆَู†َู…ْู„ٍ ูˆَู†َุญْู„ٍ ูˆَุจَู‚ٍّ ูˆَู‚ُุฑَุงุฏٍ ูˆَู‚َู…ْู„ٍ ูˆَุจُุฑْุบُูˆْุซٍ ูˆَุฎُู†ْูَุณَุงุกَ ูˆَุฐُุจَุงุจٍ ู„ِู…َุง ุตَุญَّ ู…ِู†ْ ุฃَู…ْุฑِู‡ِ ๏ทบ ุจِุบَู…ْุณِู‡ِ ูِูŠْู…َุง ูˆَู‚َุนَ ูِูŠْู‡ِ ู„ِุฃَู†َّู‡ُ ูŠَุชَّู‚ِูŠْ ุจِุฌَู†َุงุญِู‡ِ ุงู„َّุฐِูŠْ ูِูŠْู‡ِ ุงู„ุฏَّุงุกُ
Hewan-hewan tersebut seperti kumbang besar, kalajengking, cicak, semut, lebah, tungau, kutu, kutu hewan [reptile & unggas], kutu rambut, kutu anjing, kumbang, dan lalat berdasarkan keterangan yang shohih, berupa perintah Nabi ๏ทบ untuk menenggelamkan lalat ke dalam air yang lalat itu jatuh ke dalamnya, karena sesungguhnya hal itu sebagai tindakan perlindungan terhadap [salah satu] sayapnya yang mengandung penyakit.

ูˆَุบَู…ْุณُู‡ُ ูŠُูْุถِูŠْ ู„ِู…َูˆْุชِู‡ِ ูƒَุซِูŠْุฑًุง ูَู„َูˆْ ู†َุฌَّุณَ ู„َู…َุง ุฃَู…َุฑَ ุจِู‡ِ
Dan menenggelamkan lalat itu dapat mengantarkan kepada kematiannya, secara sering. Maka jikalau lalat dapat menajiskan, niscaya Nabi ๏ทบ tidak akan memerintahkan dengan perintah itu.

ูˆَู‚ِูŠْุณَ ุจِู‡ِ ุณَุงุฆِุฑُ ู…َุง ู„َุง ูŠَุณِูŠْุฑُ ุฏَู…ُู‡ُ ูَูŠُุนْูٰู‰ ุนَู†ْู‡َุง
Dan dipersamakan [hukumnya] dengan lalat, seluruh hewan yang tidak mengalir darahnya, karena dimaafkan darinya.

*(ุฅِู„َّุง ุฅِู†ْ ุบَูŠَّุฑَุชْ)* ู…َุง ูˆَู‚َุนَุชْ ูِูŠْู‡ِ ูˆَู„َูˆْ ุชَุบَูŠُّุฑًุง ู‚َู„ِูŠْู„ًุง ูَู„َุง ุนَูْูˆَ ุฅِุฐْ ู„َุง ู…َุดَู‚َّุฉَ
*(kecuali jika bangkai itu merubah)* air yang bangkai itu terjatuh ke dalamnya, walaupun dengan perubahan yang sedikit, maka tidak dimaafkan, karena tidak ada kesulitan [untuk menjaganya].

ูˆَู„َูˆْ ุฒَุงู„َ ุชَุบَูŠُّุฑُ ู†َุญْูˆِ ุงู„ْู…َุงุฆِุนِ ุจِู‡َุง ุทَู‡ُุฑَ ุนَู„َู‰ ุงุญْุชِู…َุงู„ٍ ูِูŠْู‡ِ
Dan jikalau telah hilang, perubahan seumpama benda cair dengannya, maka benda cair itu menjadi suci berdasarkan kemungkinan yang terjadi di dalamnya,

*(ุฃَูˆْ ุทُุฑِุญَุชْ)* ูˆَู‡ِูŠَ ู…َูŠْุชَุฉٌ ูˆَู„َูŠْุณَ ู†َุดْุคُู‡َุง ู…ِู†ْู‡ُ
*(atau hewan tersebut dibuang)* pada saat hewan itu sudah mati dan tempat tumbuh berkembang hewan itu bukan di air.

ุฃَู…َّุง ุฅِุฐَุง ุทُุฑِุญَุชْ ูˆَู‡ِูŠَ ุญَูŠَّุฉٌ ูَุฅِู†َّู‡َุง ู„َุง ุชُู†َุฌِّุณُ ูˆَุฅِู†ْ ู…َุงุชَุชْ
Adapun jika hewan itu dibuang dalam kondisi masih hidup, maka sesungguhnya bangkai hewan tersebut tidak menajiskan, meskipun hewan itu [kemudian] mati.

ูˆَูƒَุฐَุง ู„َูˆْ ุทُุฑِุญَุชْ ู…َูŠْุชَุฉً ูˆَู†َุดْุคُู‡ุงَ ู…ِู†ْู‡ُ ูƒَู…َุง ุงู‚ْุชَุถَุงู‡ُ ูƒَู„َุงู…ُ ุงู„ุดَّูŠْุฎَูŠْู†ِ
Dan begitu juga [tidak menajiskan] jikalau hewan itu dibuang dalam kondisi sudah mati, dan tempat tumbuh berkembangnya hewan itu di air. [Hal itu] sebagaimana kesimpulan keterangan pendapat dua Syekh [Imam An- Nawawi dan Imam Ar-Rofi'i].

ู„ٰูƒِู†ْ ุฎَุงู„َูَู‡ُู…َุง ูƒَุซِูŠْุฑُูˆْู†َ ูˆَู„َุนَู„َّ ุงู„ْู…ُุตَู†ِّูُ ุชَุจِุนَู‡ُู…ْ
Akan tetapi mayoritas ulama berbeda pendapat dengan beliau berdua, dan kemungkinan pengarang kitab [Syekh Abdulloh bin Abdurrohman Bafadhol Al-Hadhromiy] mengikuti [pendapat] mereka [mayoritas ulama].
More aboutTERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.14 ((AIR YANG TERKENA NAJIS (MUTANAJJIS))

TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.13 (AIR MUSTA'MAL Ke-2)

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak

๐Ÿ“š *TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.13*
===================

*(ูَุฅِุฐَุง ุฃَุฏْุฎَู„َ ุงู„ْู…ُุชَูˆَุถِّุฆُ ูŠَุฏَู‡ُ)* ุงู„ْูŠُู…ْู†ٰู‰ ุฃَูˆِ ุงู„ْูŠُุณْุฑٰู‰ ุฃَูˆْ ุฌُุฒْุกًุง ู…ِู†ْู‡ُู…َุง ูˆَุฅِู†ْ ู‚َู„َّ *(ูِูŠ ุงู„ْู…َุงุกِ ุงู„ْู‚َู„ِูŠْู„ِ ุจَุนْุฏَ ุบَุณْู„ِ ูˆَุฌْู‡ِู‡ِ)* ุซَู„َุงุซًุง
*(Maka apabila orang yang berwudhu memasukkan tangannya)* yang kanan atau yang kiri, atau [memasukkan] sebagian dari keduanya, meskipun sedikit *(ke dalam air yang sedikit setelah membasuh wajahnya)* sebanyak tiga kali,

ุณَูˆَุงุกٌ ู‚َุตَุฏَ ุงู„ุชَّุซْู„ِูŠْุซَ ุฃَูˆْ ุฃَุทْู„َู‚َ ุฃَูˆْ ูˆَุงุญِุฏَุฉً ุฅِู†ْ ู‚َุตَุฏَ ุชَุฑْูƒَ ุงู„ุชَّุซْู„ِูŠْุซِ
sama saja ia bermaksud tatslits [men-tiga-kalikan basuhan satu anggota tubuh], atau memutlakkan [tidak bermaksud tatslits], atau [setelah ia membasuh wajahnya] sebanyak satu kali jika ia bermaksud tidak melaksanakan tatslits. 

*(ุบَูŠْุฑَ ู†َุงูˆٍ ู„ِู„ْุฅِุบْุชِุฑَุงูِ)* ุณَูˆَุงุกٌ ู‚َุตَุฏَ ุบَุณْู„َู‡ُู…َุง ุนَู†ِ ุงู„ْุญَุฏَุซِ ุฃَู…ْ ุฃَุทْู„َู‚َ
*(tanpa berniat menciduk air)*, sama saja ia bermaksud membasuh kedua tangannya dari hadats atau memutlakkannya [tidak bermaksud menciduk & membasuh dari hadats],

*(ุตَุงุฑَ ุงู„ْู…َุงุกُ ุงู„ْุจَุงู‚ِูŠْ ู…ُุณْุชَุนْู…َู„ًุง)* ูˆَุฅِู†ْ ู„َู…ْ ุชَู†ْูَุตِู„ْ ูŠَุฏُู‡ُ ุนَู†ْู‡ُ ู„ِุงู†ْุชِู‚َุงู„ِ ุงู„ْู…َู†ْุนِ ุฅِู„َูŠْู‡ِ
*(maka air yang tersisa itu menjadi musta'mal)* meskipun tangannya belum terpisah dari air tersebut, karena berpindahnya penghalang [kesucian] kepada air tersebut.

ูˆَู…َุนَ ุฐٰู„ูƒَ ู„َู‡ُ ุฃَู†ْ ูŠُุญَุฑِّูƒَู‡َุง ูِูŠْู‡ِ ุซَู„َุงุซًุง ูˆَุชَุญْุตُู„ُ ู„َู‡ُ ุณُู†َّุฉُ ุงู„ุชَّุซْู„ِูŠْุซِ
Dan bersamaan dengan hal itu,↱¹ boleh baginya [orang yang berwudhu] menggerakkan tangannya tiga kali di dalam air yang sedikit tersebut, dan dapat hasil baginya kesunahan tatslits [me-tiga-kalikan basuhan satu anggota tubuh].

ูˆَู„َู‡ُ ุฃَู†ْ ูŠَุบْุณِู„َ ุจَู‚ِูŠَّุฉَ ูŠَุฏِู‡ِ ุจِู…َุง ูِูŠْู‡َุง ูˆَุฅِู†ْ ุตَุงุฑَ ู…َุง ุงุบْุชَุฑَูَ ู…ِู†ْู‡ُ ู…ُุณْุชَุนْู…َู„ًุง ู„ِุฃَู†َّ ู…َุงุฆَู‡َุง ู„َู…ْ ูŠَู†ْูَุตِู„ْ ุนَู†ْู‡َุง
Dan boleh baginya [orang yang berwudhu] membasuh [anggota] tangannya yang tersisa dengan air yang ada pada tangannya, meskipun air yang diciduk dari wadah itu menjadi musta'mal, karena sesungguhnya air yang ada pada tangannya itu belum terpisah dari tangannya.

ูˆَุฅِุฏْุฎَุงู„ُ ุงู„ْุฌُู†ُุจِ ุดَูŠْุฆًุง ู…ِู†ْ ุจَุฏَู†ِู‡ِ ุจَุนْุฏَ ุงู„ู†ِّูŠَّุฉِ ุจِู„َุง ู†ِูŠَّุฉِ ุงุบْุชِุฑَุงูٍ ู…ِู†ْู‡ُ ูŠُุตَูŠِّุฑُ ุงู„ْู…َุงุกَ ู…ُุณْุชَุนْู…َู„ًุง ุฃَูŠْุถًุง
Dan memasukkannya orang yang junub akan sebagian dari tubuhnya setelah ia berniat [mandi junub], [namun] tanpa berniat menciduk air dari [orang yang junub tersebut], [hal itu] dapat menjadikan air tersebut musta'mal juga.

ูˆَู„َูˆِ ุงู†ْุบَู…َุณَ ูِูŠْ ู…َุงุกٍ ู‚َู„ِูŠْู„ٍ ุซُู…َّ ุจَุนْุฏَ ุงู†ْุบِู…َุงุณِู‡ِ ู†َูˆٰู‰ ุฑَูْุนَ ุงู„ْุฌَู†َุงุจَุฉِ ุงِุฑْุชَูَุนَุชْ
Dan jikalau orang yang junub menyelam ke dalam air yang sedikit, kemudian setelah ia menyelam, ia berniat menghilangkan junubnya, maka terangkatlah junub-nya itu.

ูˆَู„َู‡ُ ุฅِุฐَุง ุฃَุญْุฏَุซَ ุฃَูˆْ ุฃَุฌْู†َุจَ ุซَุงู†ِูŠًุง ูˆَู‡ُูˆَ ูِูŠ ุงู„ْู…َุงุกِ ุฃَู†ْ ูŠَุฑْูَุนَ ุจِู‡ِ ุงู„ْุญَุฏَุซَ ุงู„ْู…ُุชَุฌَุฏِّุฏَ ู„ِุฃَู†َّู‡ُ ู„َู…ْ ูŠَู†ْูَุตِู„ْ ุนَู†ِ ุงู„ْู…َุงุกِ ูَุตُูˆْุฑَุฉُ ุงู„ْุฅِุณْุชِุนْู…َุงู„ِ ุจَุงู‚ِูŠَّุฉٌ
Dan boleh baginya apabila ia ber-hadats atau junub kedua kalinya, sedang ia masih berada di dalam air tersebut, [untuk] mengangkat dengan air tersebut akan hadats-nya yang baru, karena sesungguhnya ia belum terpisah dari air tersebut. Maka gambaran dipergunakannya air itu masih tetap ada [hingga air itu terpisah].↱²

ูˆَูƒَุฐَุง ู„َูˆِ ุงู†ْุบَู…َุณَ ู…ُุญْุฏِุซٌ ูِูŠْ ู…َุงุกٍ ู‚َู„ِูŠْู„ٍ ุซُู…َّ ู†َูˆٰู‰ ูَุฅِู†َّ ุญَุฏَุซَ ุฌَู…ِูŠْุนِ ุฃَุนْุถَุงุฆِู‡ِ ูŠَุฑุชَูِุนُ ุนَู„َู‰ ุงู„ْู…ُุนْุชَู…َุฏِ
Dan begitu juga jikalau orang yang ber-hadats menyelam ke dalam air yang sedikit, kemudian ia berniat [mengangkat hadats-nya], maka sesungguhnya hadats seluruh anggota tubuhnya dapat terangkat, menurut pendapat mu'tamad [yang dapat dijadikan pegangan].

ูˆَู„َูˆْ ูƒَุงู†َ ุจِุจَุฏَู†ِู‡ِ ุฎَุจَุซٌ ุจِู…َุญَู„َّูŠْู†ِ ูَู…َุฑَّ ุงู„ْู…َุงุกُ ุจِุฃَุนْู„َุงู‡ِู…َุง ุซُู…َّ ุจِุฃَุณْูَู„ِู‡ِู…َุง ุทَู‡ُุฑَุง ู…َุนًุง
Dan jikalau di tubuh seseorang terdapat kotoran [najis] di dua tempat [dua anggota tubuh], lalu air melewati [mengalir] pada tempat yang paling atas dari keduanya, kemudian [air melewati] pada tempat yang paling rendah dari keduanya, maka kedua tempat itu [menjadi] suci secara bersamaan.

ูƒَู…َุง ู„َูˆْ ู†َุฒَู„َ ู…ِู†ْ ุนُุถْูˆِ ุฌُู†ُุจٍ ุฅِู„ٰู‰ ู…َุญَู„ٍّ ุนَู„َูŠْู‡ِ ุฎَุจَุซٌ ูَุฃَุฒَุงู„َู‡ُ ุจِู„َุง ุชَุบَูŠُّุฑٍ
Sama halnya [menjadi suci], jikalau air turun dari anggota tubuh orang yang junub [yang sedang mandi] ke tempat [anggota tubuh] yang di atasnya ada kotoran [najis], lalu air itu menghilangkan kotoran [najis] tersebut dengan tidak berubah [kondisi air itu].

*(ูˆَุงู„ْู…ُุณْุชَุนْู…َู„ُ ูِูŠْ ุทُู‡ْุฑٍ ู…َุณْู†ُูˆْู†ٍ ูƒَุงู„ْุบَุณَู„َุฉِ ุงู„ุซَّุงู†ِูŠَุฉِ ูˆَุงู„ุซَّุงู„ِุซَุฉِ)* ูˆَุงู„ْูˆُุถُูˆْุกِ ุงู„ْู…ُุฌَุฏَّุฏِ ูˆَุงู„ْุบُุณْู„ِ ุงู„ْู…َุณْู†ُูˆْู†ِ *(ุชَุตِุญُّ ุงู„ุทَّู‡َุงุฑَุฉُ ุจِู‡ِ)* ู„ِุฃَู†َّู‡ُ ู„َู…ْ ูŠَู†ْุชَู‚ِู„ْ ุฅِู„َูŠْู‡ِ ู…َุงู†ِุนٌ.
*(dan air musta'mal dalam bersuci yang disunnahkan, seperti basuhan yang kedua dan ketiga)* dan wudhu yang diperbaharui dan mandi yang disunnahkan, *(adalah sah bersuci dengannya)*,↱³ karena sesungguhnya penghalang [kesucian] tidak berpindah ke air tersebut.

=============
๐Ÿ“‹ *CATATAN:*
=============
↱¹ ```Yakni, bersamaan dengan telah menjadi musta’malnya air yang tersisa.```

↱² ```Selama gambaran dipergunakannya air itu masih tetap ada ---yakni air yang sedikit itu masih dalam kondisi dipergunakan dan belum terpisah dari anggota yang dibasuh--- maka air itu masih berstatus suci mensucikan, alias belum bisa dikatakan musta’mal. Sebab air sedikit dikatakan musta’mal apabila telah selesai dipergunakan untuk bersuci.```

↱³ ```Yakni, air musta’mal sah digunakan dalam bersuci yang disunahkan.```
More aboutTERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.13 (AIR MUSTA'MAL Ke-2)

TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.12 (AIR MUSTA’MAL)

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak

๐Ÿ“š *TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.12*
===================

█ *AIR MUSTA’MAL* █

*(ูَุตْู„ٌ)* ูِูŠ ุงู„ْู…َุงุกِ ุงู„ْู…ُุณْุชَุนْู…َู„ِ *(ู„َุง ุชَุตِุญُّ ุงู„ุทَّู‡َุงุฑَุฉُ ุจِุงู„ْู…َุงุกِ ุงู„ْู…ُุณْุชَุนْู…َู„ِ)* ู‡ُูˆَ ู…َุง ุฃُุฒِูŠْู„َ ุจِู‡ِ ู…َุงู†ِุนٌ ู…ِู†ْ ุฑَูْุนِ ุญَุฏَุซٍ
*(Fasal)* tentang air musta'mal *(Tidak sah bersuci dengan [menggunakan] air musta'mal)* Air musta'mal adalah air yang telah dihilangkan suatu pencegah [kesucian] dengan menggunakan air tersebut, berupa [digunakan untuk] mengangkat [menghilangkan] hadats,

ูˆَู„َูˆْ ุญَุฏَุซَ ุตَุจِูŠٍّ ู„َุง ูŠُู…َูŠِّุฒُ ุจِู†َุงุกً ุนَู„َู‰ ุงุดْุชِุฑَุงุทِ ุทُู‡ْุฑِู‡ِ ู„ِุตِุญَّุฉِ ุงู„ุทَّูˆَุงูِ ุจِู‡ِ ูˆَู‡ُูˆَ ุงู„ْู…ُุนْุชَู…َุฏُ
walaupun hadats anak kecil yang belum _*tamyiz*_,↱¹ [hal ini] berdasarkan atas disyaratkan sucinya anak kecil itu untuk keabsahan thowaf-nya, dan disyaratkan sucinya ini adalah pendapat _*mu'tamad*_ [yang bisa dijadikan pegangan],

ูˆَุฅِุฒَุงู„َุฉِ ุฎَุจَุซٍ ูˆَู„َูˆْ ู…َุนْูُูˆًّุง ุนَู†ْู‡ُ
dan [telah digunakan untuk] menghilangkan kotoran [najis], walaupun berupa kotoran [najis] yang dimaafkan [ditolerir].

ูˆَูƒَุฐَุง ู…َุง ู„َุง ุฑَูْุนَ ูِูŠْู‡ِ ูƒَุทُู‡ْุฑِ ุฏَุงุฆِู…ِ ุงู„ْุญَุฏَุซِ ูˆَุญَู†َูِูŠٍّ ู„َู…ْ ูŠَู†ْูˆِ
Begitu juga [air yang telah digunakan untuk menghilangkan] sesuatu yang tidak bisa hilang [hadats] pada dirinya, seperti bersucinya orang yang langgeng hadats dan orang yang ber-madzhab Hanafiy yang tidak berniat [dalam berwudhu dan mandi],↱²

ูˆَุบُุณْู„ِ ู…َูŠِّุชٍ ูˆَูƒِุชَุงุจِูŠَّุฉٍ ู…ِู†ْ ุญَูŠْุถٍ ุฃَูˆْ ู†ِูَุงุณٍ ู„ِุชَุญِู„َّ ู„ِุญَู„ِูŠْู„ِู‡َุง ุงู„ْู…ُุณْู„ِู…ِ
Dan [seperti] dimandikannya jenazah dan [mandinya] wanita kitabiyah [wanita yang beragama Yahudi atau Nasrani] dari haidh atau nifas, agar ia halal bagi halil-nya [suami atau sayyid] yang muslim,

ูˆَู†َุญْูˆِ ู…َุฌْู†ُูˆْู†َุฉٍ ุบَุณَู„َู‡َุง ุญَู„ِูŠْู„ُู‡َุง ู„ِุฐٰู„ِูƒَ
dan seumpama wanita gila yang dimandikan [dari haidh atau nifas] oleh halil-nya untuk alasan tersebut [agar ia halal bagi halil-nya].

ูˆَุฐٰู„ِูƒَ ู„ِุฃَู†َّู‡ُ ุญَุตَู„َ ุจِุงุณْุชِุนْู…َุงู„ِู‡ِ ุฒَูˆَุงู„ُ ุงู„ْู…َู†ْุนِ ู…ِู†ْ ู†َุญْูˆِ ุงู„ุตَّู„َุงุฉِ ูَุงู†ْุชَู‚َู„َ ุงู„ْู…َู†ْุนُ ุฅِู„َูŠْู‡ِ
Dan hal tersebut karena sesungguhnya telah berhasil hilangnya penghalang dengan sebab menggunakan air tadi, berupa seumpama [untuk melakukan] sholat, maka berpindah penghalang itu ke air tadi.

ูƒَู…َุง ุฃَู†َّ ุงู„ْุบَุณَุงู„َุฉَ ู„َู…َّุง ุฃَุซَّุฑَุชْ ูِูŠ ุงู„ْู…َุญَู„ِّ ุชَุฃَุซَّุฑَุชْ
Sebagaimana bahwa air basuhan tatkala telah memberi pengaruh pada suatu tempat [anggota tubuh], maka air basuhan itu menjadi telah terpengaruh.

ูˆَุฅِู†َّู…َุง ูŠُุคَุซِّุฑُ ุงู„ْุฅِุณْุชِุนْู…َุงู„ُ ูِูŠ ุงู„ْู…َุงุกِ *(ุงู„ْู‚َู„ِูŠْู„ِ)*
Dan sesungguhnya pemberian pengaruh penggunaan [ke-musta'mal-an] itu hanya [terjadi] pada air *(yang sedikit)*↱³

ุจِุฎِู„َุงูِ ุงู„ْูƒَุซِูŠْุฑِ ูˆَู‡ُูˆَ ุงู„ْู‚ُู„َّุชَุงู†ِ ูَุฅِู†َّู‡ُ ู„َุง ูŠُุคَุซِّุฑُ ุงู„ْุฅِุณْุชِุนْู…َุงู„ُ ูِูŠْู‡ِ ุจَู„ْ ู„َูˆْ ุฌُู…ِุนَ ุงู„ْู…ُุณْุชَุนْู…َู„ُ ุญَุชّٰู‰ ุจَู„َุบَ ู‚ُู„َّุชَูŠْู†ِ ุตَุงุฑَ ุทَู‡ُูˆْุฑًุง
Berbeda halnya pada air yang banyak, yaitu [seukuran] _*dua qullah*_,↱⁴ maka sesungguhnya tidak memberi pengaruh [apapun] suatu penggunaan pada air yang banyak, bahkan jikalau air musta'mal dikumpulkan hingga mencapai dua qullah, maka air tersebut menjadi suci mensucikan.

ูˆَุฅِู†َّู…َุง ูŠُุคَุซِّุฑُ ูِูŠ ุงู„ْู‚َู„ِูŠْู„ِ ุฅِู†ِ ุงู†ْูَุตَู„َ ุนَู†ِ ุงู„ْุนُุถْูˆِ ุงู„ْู…ُุณْุชَุนْู…َู„ِ ูِูŠْู‡ِ ูˆَู„َูˆْ ุญُูƒْู…ًุง ุจِุฃَู†ْ ุฌَุงูˆَุฒَ ู…َุงุกُ ูŠَุฏِู‡ِ ู…َู†ْูƒِุจَู‡ُ ุฃَูˆْ ุฑِุฌْู„ِู‡ِ ุฑُูƒْุจَุชَู‡ُ
Dan sesungguhnya ke-musta'mal-an itu berpengaruh hanya pada air yang sedikit, jika air yang sedikit itu telah terpisah dari anggota tubuh, yang air itu digunakan di anggota tubuh tersebut, walaupun hanya secara hukum, dengan seumpama air yang ada pada tangan seseorang melewati pundaknya atau [air yang ada pada] kakinya [melewati] lututnya.

ู†َุนَู…ْ ู„َุง ูŠَุถُุฑُّ ุงู„ْุฅِู†ْูِุตَุงู„ُ ู…ِู†ْ ุจَุฏَู†ِ ุงู„ْุฌُู†ُุจِ ุฅِู„َّุง ุฅِุฐَุง ูƒَุงู†َ ุฅِู„ٰู‰ ู…َุญَู„ٍّ ู„َุง ูŠَุบْู„ِุจُ ูِูŠْู‡ِ ุงู„ุชَّู‚َุงุฐُูُ ูƒَุฃَู†ِ ุงู†ْูَุตَู„َ ู…ِู†َ ุงู„ุฑَّุฃْุณِ ุฅِู„ٰู‰ ู†َุญْูˆِ ุงู„ْู‚َุฏَู…ِ ุจِุฎِู„َุงูِู‡ِ ุฅِู„ٰู‰ ู†َุญْูˆِ ุงู„ุตَّุฏْุฑِ
Ya, tidak membahayakan [tidak menjadikan air musta'mal] berpisahnya air dari tubuh orang yang junub, kecuali apabila keadaan terpisahnya air itu ke tempat yang tidak lazim [tidak lumrah] yang [air bisa] mengalir dengan cepat pada tempat itu, seperti keadaan terpisahnya air dari kepala ke seumpama telapak kaki. Berbeda halnya dengan terpisahnya air [dari kepala] ke seumpama dada, [maka tidak menjadikan air musta’mal].

ูˆَุนُู„ِู…َ ู…ِู…َّุง ุชُู‚ُุฑِّุฑَ ุฃَู†َّู‡ُ ู„َุง ุชَุตِุญُّ ุงู„ุทَّู‡َุงุฑَุฉُ ุจِุงู„ْู…ُุณْุชَุนْู…َู„ِ *(ูِูŠْ ุฑَูْุนِ ุงู„ْุญَุฏَุซِ ูˆَ)* ู„َุง *(ุฅِุฒَุงู„َุฉِ ุงู„ู†َّุฌْุณِ)* ูˆَู„َุง ูِูŠْ ุบَูŠْุฑِู‡ِู…َุง
Dan diketahui dari apa [keterangan] yang telah ditetapkan, bahwasanya tidak sah bersuci dengan air musta'mal *(dalam mengangkat hadats dan)* tidak *(dalam menghilangkan najis)* dan tidak pada selain keduanya.

=============
๐Ÿ“‹ *CATATAN:*
=============
↱¹ ```Anak kecil disebut tamyiz apabila ia telah bisa makan sendiri, minum sendiri, mandi sendiri dan cebok sendiri.```

↱² ```Karena dalam madzhab Hanafiy niat dalam wudhu dan mandi hukumnya tidak wajib, akan tetapi sunnah.```

↱³ ```Air sedikit adalah air yang kurang dari qullah.```

↱⁴ ```Air dikatakan dua qullah apabila volume air telah mencapai 216 liter.```
More aboutTERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.12 (AIR MUSTA’MAL)

TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.11 ( AIR MAKRUH)

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak

๐Ÿ“š *TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.11*
===================

█ *AIR MAKRUH* █

*(ูَุตْู„ٌ)* ูِูŠ ุงู„ْู…َุงุกِ ุงู„ْู…َูƒْุฑُูˆْู‡ِ *(ูŠُูƒْุฑَู‡ُ)* ุดَุฑْุนًุง ุชَู†ْุฒِูŠْู‡ًุง *(ุดَุฏِูŠْุฏُ ุงู„ุณُّุฎُูˆْู†َุฉِ ูˆَุดَุฏِูŠْุฏُ ุงู„ْุจُุฑُูˆْุฏَุฉِ)* ุฃَูŠِ ุงู„ุชَّุทْู‡ِูŠْุฑُ ุจِุฃَุญَุฏِู‡ِู…َุง ูˆَู…ُู„َุงู‚َุงุชُู‡ُ ู„ِู„ْุจَุฏَู†ِ ู„ِู„ุชَّุฃَู„ُّู…ِ ุจِู‡ِ ูˆَู„ِู…َู†ْุนِู‡ِ ุงู„ْุฅِุณْุจَุงุบَ ูِูŠ ุงู„ุทُّู‡ْุฑِ ุจِู‡ِ
*(Fasal)* tentang air yang dimakruhkan *(Dimakruhkan)* menurut syari'at dengan makruh tanzih↱¹ *(air yang sangat panas dan air yang sangat dingin)*, yakni bersuci dengan salah satu dari keduanya dan bertemunya air itu dengan badan, karena [tubuh] akan tersakiti dengan sebabnya dan karena menghalanginya air tersebut akan kesempurnaan dalam bersuci dengannya.

ูˆَุฎَุฑَุฌَ ุจِุงู„ุดَّุฏِูŠْุฏِ ุงู„ْู…ُุนْุชَุฏِู„ُ ูَู„َุง ูŠُูƒْุฑَู‡ُ ูˆَุฅِู†ْ ุณُุฎِّู†َ ุจِู†َุฌَุงุณَุฉٍ ูˆَู„َูˆْ ู…ُุบَู„َّุธَุฉً
Dan terkecualikan dengan batasan sangat [panas dan dingin], air yang sedang, maka ia tidak dimakruhkan, walaupun telah dipanaskan dengan benda najis, walaupun najis itu adalah najis mughollazhoh [yang berat].

*(ูˆَ)* ูŠُูƒْุฑَู‡ُ ุดَุฑْุนًุง ุชَู†ْุฒِูŠْู‡ًุง ุฃَูŠْุถًุง *(ุงู„ْู…ُุดَู…َّุณُ)* ุจِู‚َุตْุฏٍ ูˆَุจِุฏُูˆْู†ِู‡ِ
*(Dan)* dimakruhkan menurut syari'at dengan makruh tanzih juga *(air musyammas [air yang terpanasi oleh terik matahari])* dengan disengaja ataupun tidak.

ุฃَูŠِ ุงุณْุชِุนْู…َุงู„ُู‡ُ ู…َุงุกً ูƒَุงู†َ ุฃَูˆْ ู…َุงุฆِุนًุง ู‚َู„ِูŠْู„ًุง ูƒَุงู†َ ุฃَูˆْ ูƒَุซِูŠْุฑًุง
Yakni [dimakruhkan] menggunakannya, baik air musyammas itu berupa air ataupun benda cair, baik sedikit ataupun banyak,

ู„ِู…َุง ุตَุญَّ ู…ِู†ْ ู‚َูˆْู„ِู‡ِ ๏ทบ _ุฏَุนْ ู…َุง ูŠُุฑِูŠْุจُูƒَ ุฅِู„ٰู‰ ู…َุง ู„َุง ูŠُุฑِูŠْุจُูƒَ_
berdasarkan keterangan [Hadits] yang shohih, berupa sabda Nabi ๏ทบ : _“Tinggalkanlah apa yang meragukanmu [beralih] kepada apa yang tidak meragukanmu”._

ูˆَู‡ٰุฐَุง ู…ِู†ْู‡ُ ู„ِุฃَู†َّู‡ُ ูŠُูˆْุฑِุซُ ุงู„ْุจَุฑَุตَ ุธَู†ًّุง ูˆَู„َู…ْ ูŠَุญْุฑُู…ْ ู„ِู†ُุฏْุฑَุฉِ ุชَุฑَุชُّุจِู‡ِ ุนَู„َูŠْู‡ِ
Dan air musyammas ini termasuk sebagian dari perkara yang meragukan, karena sesungguhnya air musyammas ini [jika digunakan] dapat mengakibatkan penyakit _*barosh*_ [penyakit belang atau sopak], menurut dugaan kuat, namun hal itu tidak diharamkan, karena jarang terjadi penyakit barosh lantaran menggunakannya.

ูˆَู…ِู†ْ ุซَู…َّ ู„َูˆْ ุฃَุฎْุจَุฑَู‡ُ ุจِุฐٰู„ِูƒَ ุนَุฏْู„ٌ ุนَุงุฑِูٌ ุจِุงู„ุทِّุจِّ ุฃَูˆْ ุนَุฑَูَู‡ُ ุจِู†َูْุณِู‡ِ ุญَุฑُู…َ ุนَู„َูŠْู‡ِ
Dan karena itu, seandainya diberitahukan kepada seseorang mengenai hal itu [menggunakan air musyammas dapat mengakibatkan barosh], oleh orang yang adil lagi mengerti tentang ilmu kedokteran, atau ia mengetahuinya sendiri, maka diharamkan baginya [menggunakan air musyammas tersebut].

ูˆَุฅِู†َّู…َุง ูŠُูƒْุฑَู‡ُ ุฅِู†ْ ุดُู…ِّุณَ *(ูِูŠْ ุฌِู‡َุฉٍ ุญَุงุฑَّุฉٍ)* ูƒَุชِู‡َุงู…َุฉَ ู„َุง ุจَุงุฑِุฏَุฉٍ ูƒَุงู„ุดَّุงู…ِّ ูˆَู„َุง ู…ُุนْุชَุฏِู„َุฉٍ ูƒَู…ِุตْุฑَ
Dan sesungguhnya dimakruhkan [penggunaan air musyammas tersebut], hanyalah jika terpanasi *(di wilayah yang panas)* seperti daerah _*Tihamah*_ [Mekkah], tidak pada daerah yang dingin seperti _*Syam*_ [Syiria], dan tidak pada daerah yang sedang seperti _*Mesir*_.

*(ูِูŠْ ุฅِู†َุงุกٍ ู…ُู†ْุทَุจِุนٍ)* ุฃَูŠْ ู…ُู…ْุชَุฏٍّ ุชَุญْุชَ ุงู„ْู…ِุทْุฑَู‚َุฉِ ุบَูŠْุฑِ ุฐَู‡َุจٍ ูˆَูِุถَّุฉٍ ู…ِู†ْ ู†َุญْูˆِ ุญَุฏِูŠْุฏٍ ูˆَู†ُุญَุงุณٍ
*([yang air musyammas itu ditaruh] di dalam wadah yang dicetak)* yakni yang dibentangkan [ditempa] di bawah palu, [wadah tersebut] bukan emas dan perak, [wadah itu] dari seumpama besi dan tembaga,

ูˆَุงุณْุชُุนْู…ِู„َ *(ูِูŠْ ุจَุฏَู†ِ)* ุงู„ْุขุฏَู…ِูŠِّ ูˆَู„َูˆْ ู…َูŠِّุชًุง ุฃَูˆْ ุฃَุจْุฑَุตَ ุฎَุดِูŠَ ุฒِูŠَุงุฏَุฉَ ุจَุฑَุตِู‡ِ ุฃَูˆْ ู„ِุญَูŠَูˆَุงู†ٍ ูŠَู„ْุญَู‚ُู‡ُ ุงู„ْุจَุฑَุตُ ูƒَุงู„ْุฎَูŠْู„ِ
dan air musyammas itu digunakan *(di tubuh)* manusia, walaupun ia sudah meninggal atau [dikenakan oleh orang] yang berpenyakit barosh yang khawatir akan bertambah penyakit baroshnya, atau [dikenakan] pada hewan yang dapat terserang penyakit barosh, seperti kuda.

*(ุฏُูˆْู†َ)* ู†َุญْูˆِ *(ุซَูˆْุจٍ)* ูˆَุฅِู†ْ ู„َุจِุณَู‡ُ ู„ٰูƒِู†ْ ุจَุนْุฏَ ุฌَูَุงูِู‡ِ
*(tidak)* seumpama *(pakaian)*, walaupun ia memakainya, akan tetapi setelah pakaian itu kering, [jika belum kering maka makruh memakainya].

*(ูˆَุชَุฒُูˆْู„ُ)* ุงู„ْูƒَุฑَุงู‡َุฉُ *(ุจِุงู„ุชَّุจْุฑِูŠْุฏِ)* ุจِุฃَู†ْ ุฒَุงู„َุชْ ุณُุฎُูˆْู†َุชُู‡ُ ูَู„َุง ูŠَูƒْูِูŠْ ุฎِูَّุฉُ ุจَุฑَุฏِู‡ِ
*(Dan akan hilang)* kemakruhan [air musyammas] tersebut *(dengan didinginkan)* dengan gambaran telah hilang panasnya, maka tidak mencukupi [hanya sekedar] ringan dinginnya air tersebut [panasnya berkurang sedikit].

ูˆَู…َุญَู„ُّ ูƒَุฑَุงู‡َุฉِ ุงู„ْู…ُุดَู…َّุณِ ุญَูŠْุซُ ู„َู…ْ ูŠَุชَุนَูŠَّู†ْ
Dan letak kemakruhan [menggunakan] air musyammas itu adalah sekiranya air tersebut tidak terpastikan [harus menggunakan air tersebut].

ูَุฅِู†ْ ุชَุนَูŠَّู†َ ุจِุฃَู†ْ ู„َู…ْ ูŠَุฌِุฏْ ุบَูŠْุฑَู‡ُ ูˆَู„َู…ْ ูŠُุฎْุจِุฑْู‡ُ ุนَุฏْู„ٌ ุจِุชَุถَุฑُّุฑِู‡ِ ุจِู‡ِ ูˆَุฌَุจَ ุงุณْุชِุนْู…َุงู„ُู‡ُ ูˆَูˆَุฌَุจَ ุดِุฑَุงุคُู‡ُ
Maka jika air itu terpastikan [harus digunakan], dengan gambaran ia tidak mendapati air lainnya dan orang yang adil tidak memberitahunya tentang berbahayanya ia dengan sebab menggunakan air tersebut, maka wajib menggunakan air tersebut dan wajib membelinya.

ูˆَูŠُูƒْุฑَู‡ُ ุฃَูŠْุถًุง ุงِุณْุชِุนْู…َุงู„ُ ู…ِูŠَุงู‡ِ ุขุจَุงุฑِ ุงู„ْุญِุฌْุฑِ ุฅِู„َّุง ุจِุฆْุฑَ ุงู„ู†َّุงู‚َุฉِ
Dan dimakruhkan juga menggunakan air-air yang berada di sumur-sumur _*Al-Hijr*_ [negeri kaum Tsamud], kecuali sumur _*An-Naqoh*_ [sumur tempat minum unta-nya Nabi Sholeh].

ูˆَูƒَุฐٰู„ِูƒَ ูƒُู„ُّ ู…َุงุกٍ ู…َุบْุถُูˆْุจٍ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุชُุฑَุงุจِ ุชِู„ْูƒَ ุงู„ْุฃَู…َุงูƒِู†ِ ู‚ِูŠَุงุณًุง ุนَู„ٰู‰ ู…َุงุฆِู‡َุง
Dan begitu juga [dimakruhkan, menggunakan] seluruh air yang dimurkai [oleh Alloh],↱² dan [makruh menggunakan] debu yang ada di tempat-tempat tersebut, karena dipersamakan [hukumnya] dengan airnya.

============
๐Ÿ“‹ *CATATAN:*
============
↱¹ ```Makruh tanzih adalah suatu perkara yang apabila dilakukan maka tidak berakibat dosa.```

↱² ```Maksudnya adalah dimakruhkan menggunakan semua air yang berada di tempat yang pernah ditimpa murka Alloh, karena penduduknya telah dibinasakan oleh Alloh dengan diturunkannya azab. Misalnya negeri Sodom (negeri kaumnya Nabi Luth As.).```
More aboutTERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.11 ( AIR MAKRUH)

TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.10 ( BAB BERSUCI)

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak

๐Ÿ“š *TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.10*
===================

*(ูˆَู„َุง ุจِู…ُุฌَุงูˆِุฑٍ)* ูˆَู‡ُูˆَ ู…َุง ูŠُู…ْูƒِู†ُ ูَุตْู„ُู‡ُ *(ูƒَุนُูˆْุฏٍ ูˆَุฏُู‡ْู†ٍ)* ูˆَู„َูˆْ ู…ُุทَูŠِّุจَูŠْู†ِ
*(dan tidak mengapa [perubahan air] dengan sebab perkara yang berdampingan)*, yaitu sesuatu [benda] yang memungkinkan [untuk] memisahkannya [dari air], *(seperti kayu dan minyak)*, walaupun kedua benda itu wangi.

ูˆَู…ِู†ْู‡ُ ุงู„ْุจُุฎُูˆْุฑُ ูˆَุฅِู†ْ ูƒَุซُุฑَ ูˆَุธَู‡َุฑَ ูِูŠ ุงู„ุฑِّูŠْุญِ ูˆَุบَูŠْุฑِู‡ِ ู„ِุฃَู†َّ ุงู„ْุญَุงุตِู„َ ุจِุฐٰู„ِูƒَ ู…ُุฌَุฑَّุฏُ ุชَุฑَูˆُّุญٍ
Dan termasuk diantara benda yang berdampingan dengan air adalah kemenyan, meskipun banyak dan jelas sekali [semerbak] dalam hal aromanya dan selainnya [seperti rasa dan warna], karena sesungguhnya hasil dari kemenyan itu semata-mata hanya untuk membuat wangi air.

ูَู‡ُูˆَ ูƒَู…َุง ู„َูˆْ ุชَุบَูŠَّุฑَ ุจِุฌِูŠْูَุฉٍ ุนَู„َู‰ ุงู„ุดَّุทِّ
Maka perubahan [air dengan sebab kemenyan] itu, sama seperti kasus jikalau air berubah dengan sebab bangkai yang berada di tepi sungai.

ูˆَู…ِู†ْู‡ُ ุฃَูŠْุถًุง ู…َุง ุฃُุบْู„ِูŠَ ูِูŠْู‡ِ ู†َุญْูˆُ ุจُุฑٍّ ูˆَุชَู…ْุฑٍ ุจِุญَูŠْุซُ ู„َู…ْ ูŠُุนْู„َู…ْ ุงِู†ْูِุตَุงู„ُ ุนَูŠْู†ٍ ู…ُุฎَุงู„ِุทَุฉٍ ูِูŠْู‡ِ
Dan termasuk diantara benda yang berdampingan dengan air juga adalah sesuatu [benda] yang direbus di dalam air, seumpama gandum dan kurma, sekiranya tidak diketahui terpisahnya zat pencampur [kurma dan gandum] itu ke dalam air tersebut,

ุจِุฃَู†ْ ู„َู…ْ ูŠَุตِู„ْ ุฅِู„ٰู‰ ุญَุฏٍّ ุจِุญَูŠْุซُ ูŠَุญْุฏُุซُ ู„َู‡ُ ุงِุณْู…ٌ ูƒَุงู„ْู…َุฑَู‚َุฉِ
dengan seumpama air itu tidak sampai kepada batasan yang sekiranya terbaharui nama bagi air itu, seperti [menjadi bernama] kuah.

*(ูˆَู„َุง ุจِู…ِู„ْุญٍ ู…َุงุฆِูŠٍّ)* ู„ِุงู†ْุนِู‚َุงุฏِู‡ِ ู…ِู†ْ ุนَูŠْู†ِ ุงู„ْู…َุงุกِ ูƒَุงู„ุซَّู„ْุฌِ
*(dan tidak mengapa [perubahan air] dengan sebab garam air)*, karena garam itu mengkristal dari zat air tersebut, [contohnya] seperti salju.

ุจِุฎِู„َุงูِ ุงู„ْู…ِู„ْุญِ ุงู„ْุฌَุจَู„ِูŠِّ ูَูŠَุถُุฑُّ ุงู„ุชَّุบَูŠُّุฑُ ุจِู‡ِ ู…َุง ู„َู…ْ ูŠَูƒُู†ْ ุจِู…َู‚َุฑِّ ุงู„ْู…َุงุกِ ุฃَูˆْ ู…َู…َุฑِّู‡ِ
Berbeda halnya dengan garam gunung, maka berbahaya [sangat berpengaruh] perubahan air dengan sebabnya, selagi garam gunung itu tidak berada pada tempat tergenangnya air atau tempat mengalirnya air [salurannya].

ูˆَูƒَุงู„ْู…ِู„ْุญِ ุงู„ْู…َุงุฆِูŠِّ ู…ُุชَุบَูŠِّุฑٌ ุจِุฎَู„ِูŠْุทٍ ู„َุง ูŠُุคَุซِّุฑُ
Dan sama seperti [perubahan air yang disebabkan oleh] garam air adalah air yang berubah dengan sebab benda pencampur yang tidak memberikan dampak apapun.

ูَู„َุง ูŠَุถُุฑُّ ุตَุจُّู‡ُ ุนَู„ٰู‰ ุบَูŠْุฑِ ู…ُุชَุบَูŠِّุฑٍ ูˆَุฅِู†ْ ุบَูŠَّุฑَู‡ُ ูƒَุซِูŠْุฑًุง ู„ِุฃَู†َّู‡ُ ุทَู‡ُูˆْุฑٌ
Maka tidak mengapa menuangkan air tersebut pada air yang tidak berubah, meskipun air itu merubahnya dengan perubahan yang banyak [mencolok], karena sesungguhnya air itu adalah suci mensucikan.

*(ูˆَู„َุง ุจِูˆَุฑَู‚ٍ ุชَู†َุงุซَุฑَ)* ุจِู†َูْุณِู‡ِ *(ู…ِู†َ ุงู„ุดَّุฌَุฑِ)* ูˆَู„َูˆْ ุฑَุจِูŠْุนِูŠًّุง
*(Dan tidak mengapa [perubahan air] dengan sebab daun yang berjatuhan)* dengan sendirinya *(dari pohon)*, walaupun pohon itu hanya tumbuh di musim semi.

ุจِุฎِู„َุงูِ ุงู„ْู…َุทْุฑُูˆْุญِ ู„ِู„ْุฅِุณْุชِุบْู†َุงุกِ ุนَู†ْู‡ُ
Berbeda dengan daun yang dilemparkan [ke dalam air], karena air tidak butuh kepadanya.

ูˆَู„َุง ูŠَุถُุฑُّ ุชَุบَูŠُّุฑُู‡ُ ุจِุงู„ุซَّู…َุฑِ ุฅِู†ْ ุชَู†َุงุซَุฑَ ุจِู†َูْุณِู‡ِ
Dan tidak mengapa perubahan air dengan sebab buah-buahan, jika buah-buahan itu berjatuhan dengan sedirinya.

ูˆَู„َูˆْ ุดَูƒَّ ู‡َู„ِ ุงู„ุชَّุบَูŠُّุฑُ ูŠَุณِูŠْุฑٌ ุฃَูˆْ ูƒَุซِูŠْุฑٌ ูَูƒَุงู„ْูŠَุณِูŠْุฑِ ุฃَูˆْ ู‡َู„ْ ุฒَุงู„َ ุงู„ุชَّุบَูŠُّุฑُ ุงู„ْูƒَุซِูŠْุฑُ ู„َู…ْ ูŠَุทْู‡ُุฑْ ู„ِู„ْุฃَุตْู„ِ ูِูŠْู‡ِู…َุง
Dan jikalau seseorang ragu-ragu apakah perubahan air itu sedikit atau banyak, maka [perubahan air itu dihukumi] sama seperti [perubahan air] yang sedikit, atau [ia ragu-ragu] apakah telah hilang perubahan yang banyak itu, maka air itu [dihukumi] tidak suci, karena hukum asal dalam kedua persoalan itu,

ุฃَูˆْ ู‡َู„ْ ู‡ُูˆَ ู…ِู†ْ ู…ُุฎَุงู„ِุทٍ ุฃَูˆْ ุบَูŠْุฑِู‡ِ ุฃَูˆْ ู‡َู„ِ ุงู„ْู…ُุบَูŠِّุฑُ ู…ُุฎَุงู„ِุทٌ ุฃَูˆْ ู…ُุฌَุงูˆِุฑٌ ู„َู…ْ ูŠُุคَุซِّุฑْ
atau [ia ragu-ragu] apakah perubahan air itu karena benda pencampur atau selainnya, atau apakah benda yang merubah air itu adalah benda pencampur atau benda yang berdampingan, maka keraguan semacam itu tidak berpengaruh apapun.
More aboutTERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.10 ( BAB BERSUCI)

TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.9 (BAB BERSUCI)

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak

๐Ÿ“š *TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.9*
===================

*(ูَุฅِู†ْ ุชَุบَูŠَّุฑَ)* ุญِุณًّุง *(ุทَุนْู…ُู‡ُ)* ูˆَุญْุฏَู‡ُ *(ุฃَูˆْ ู„َูˆْู†ُู‡ُ)* ูˆَุญْุฏَู‡ُ *(ุฃَูˆْ ุฑِูŠْุญُู‡ُ)* ูˆَุญْุฏَู‡ُ *(ุชَุบَูŠُّุฑًุง ูَุงุญِุดًุง)* ุจِุฃَู†ْ ุณَู„َุจَ ุฅِุทْู„َุงู‚َ ุงุณْู…ِ ุงู„ْู…َุงุกِ ุนَู†ْู‡ُ
*(Lalu jika telah berubah)* secara inderawi *(rasa air tersebut)* saja *(atau warnanya)* saja *(atau aromanya)* saja *(dengan perubahan yang melampaui batas [mencolok])*, dengan seumpama [perubahan itu] meniadakan kemutlakan nama air darinya,

ุญَุชّٰู‰ ุตَุงุฑَ *(ุจِุญَูŠْุซُ ู„َุง ูŠُุณَู…ّٰู‰ ู…َุงุกً ู…ُุทْู„َู‚ًุง)* ูˆَุฅِู†َّู…َุง ูŠُุณَู…ّٰู‰ ู…َุงุกً ู…ُู‚َูŠَّุฏًุง ูƒَู…َุงุกِ ุงู„ْูˆَุฑْุฏِ ุฃَูˆِ ุงุณْุชَุฌَุฏَّ ู„َู‡ُ ุงِุณْู…ٌ ุขุฎَุฑَ ูƒَุงู„ْู…َุฑَู‚َุฉِ ู…َุซَู„ًุง
sehingga jadilah air itu *(dimana tidak dapat dinamakan dengan air mutlak)*. Dan sesungguhnya air itu disebut dengan air muqoyyad [air yang dibatasi] seperti air mawar, atau terbaharui bagi air itu oleh nama yang lain [nama baru] seperti kuah, umpamanya.

ูˆَูƒَุงู†َ ุฐٰู„ِูƒَ ุงู„ุชَّุบَูŠُّุฑُ *(ุจِู…ُุฎَุงู„ِุทٍ)* ู…ُุฎَุง ู„ِูٍ ู„ِู„ْู…َุงุกِ ูِูŠْ ุตِูَุงุชِู‡ِ ุฃَูˆْ ูˆَุงุญِุฏَุฉٍ ู…ِู†ْู‡َุง ูˆَู‡ُูˆَ ู…َุง ู„َุง ูŠُู…ْูƒِู†ُ ูَุตْู„ُู‡ُ
Dan adalah perubahan tersebut *(dengan sebab benda pencampur)* yang berbeda dengan air, dalam sifat-sifatnya atau satu sifat diantara sifat-sifatnya. Dan _*Mukholith*_ [benda pencampur] itu adalah sesuatu [benda] yang tidak mungkin memisahkannya [dari air].

*(ุทَุงู‡ِุฑٌ ูŠَุณْุชَุบْู†ِูŠ ุงู„ْู…َุงุกُ ุนَู†ْู‡ُ)* ุจِุฃَู†ْ ู„َุง ูŠَุดُู‚َّ ุตَูˆْู†ُู‡ُ ุนَู†ْู‡ُ
*(yang suci, yang air tidak butuh kepadanya)* dengan seumpama tidaklah sulit menjaga air itu dari [tercampuri oleh] benda pencampur itu,

ูƒَูƒَุงูُูˆْุฑِ ุฑَุฎْูˆٍ ูˆَู‚َุทِุฑَุงู†ٍ ูŠَุฎْุชَู„ِุทَุงู†ِ ุจِุงู„ْู…َุงุกِ ูˆَุซَู…َุฑٍ ูˆَุฅِู†ْ ูƒَุงู†َ ุดَุฌَุฑُู‡ُ ู†َุงุจِุชًุง ูِูŠ ุงู„ْู…َุงุกِ
seperti kapur yang lunak dan ter [aspal] yang keduanya bercampur dengan air, dan [seperti] buah-buahan [yang mencampuri air], meskipun pohonnya tumbuh di dalam air.

*(ู„َู…ْ ูŠَุตِุญَّ ุงู„ุทَّู‡َุงุฑَุฉُ ุจِู‡ِ)* ู„ِุฃَู†َّู‡ُ ู„َูŠْุณَ ุนَุงุฑِูŠًุง ุนَู†ِ ุงู„ْู‚ُูŠُูˆْุฏِ ูˆَุงู„ْุฅِุถَุงูَุงุชِ
*(maka tidak sah bersuci dengan menggunakan air-air tersebut)*, karena sesungguhnya air tersebut bukan sebagai air yang bebas [terlepas] dari berbagai _*qoyid*_ [ikatan/batasan] dan penyandaran.

ูَู„َุง ูŠُู„ْุญَู‚ُ ุจِู…َูˆْุฑِุฏِ ุงู„ู†َّุตِّ ุงู„ْุนُุฑٰู‰ ุนَู†ْู‡َุง
Maka air tersebut tidak dapat dipersamakan dengan [air] yang telah diterangkan oleh _*nash*_ [aturan syari’at], sebagai [air] yang bebas [terhindar] dari hal-hal [batasan dan penyandaran] itu.

*(ูˆَุงู„ุชَّุบَูŠُّุฑُ ุงู„ุชَّู‚ْุฏِูŠْุฑِูŠُّ ูƒَุงู„ุชَّุบَูŠُّุฑِ ุงู„ْุญِุณِّูŠِّ ูَู„َูˆْ ูˆู‚َุนَ ูِูŠْู‡ِ)* ุฃَูŠِ ุงู„ْู…َุงุกِ ู…َุง ูŠُูˆَุงูِู‚ُู‡ُ ูِูŠْ ุตِูَุงุชِู‡ِ
*(Dan perubahan [air] yang bersifat perkiraan itu sama seperti perubahan [air] yang dapat ditangkap oleh panca indera, maka jikalau terjatuh ke dalamnya)* yakni ke dalam air, suatu benda yang bersesuaian dengan air dalam sifat- sifatnya.

ูˆَู…ِู†ْู‡ُ *(ู…َุงุกُ ูˆَุฑْุฏٍ ู„َุง ุฑَุงุฆِุญَุฉَ ู„َู‡ُ)* ุณَูˆَุงุกٌ ุฃَูˆَู‚َุนَ ูِูŠْ ู…َุงุกٍ ูƒَุซِูŠْุฑٍ ุฃَู…ْ ู‚َู„ِูŠْู„ٍ
Dan diantara benda yang bersesuaian dengan air adalah *(air mawar yang tidak memiliki aroma)* sama saja apakah air mawar itu jatuh ke dalam air yang banyak ataupun yang sedikit.

ูˆَุงู„ْู…َุงุกُ ุงู„ْู…ُุณْุชَุนْู…َู„ُ ู„ٰูƒِู†ْ ุฅِู†ْ ูˆَู‚َุนَ ูِูŠْ ู…َุงุกٍ ู‚َู„ِูŠْู„ٍ ู„ِุฃَู†َّ ุงู„ْู…ُุณْุชَุนْู…َู„َ ุฅِุฐَุง ูƒَุซُุฑَ ุทَู‡ُุฑَ ูَุฃَูˆْู„ٰู‰ ุฅِุฐَุง ูˆَู‚َุนَ ูِูŠ ุงู„ْูƒَุซِูŠْุฑِ
dan air musta'mal [air yang telah digunakan untuk bersuci], akan tetapi jika air musta'mal tersebut terjatuh ke dalam air yang sedikit, karena sesungguhnya air musta'mal apabila [telah menjadi] banyak, maka air tersebut [dihukumi sebagai air yang] suci, maka terlebih lagi apabila air musta'mal tersebut terjatuh ke dalam air yang banyak.

*(ู‚ُุฏِّุฑَ ู…ُุฎَุงู„ِูًุง)* ู„ِู„ْู…َุงุกِ *(ุจِุฃَูˆْุณَุทِ ุงู„ุตِّูَุงุชِ)* ูƒَุทَุนْู…ِ ุงู„ุฑُّู…َّุงู†ِ ูˆَู„َูˆْู†ِ ุงู„ْุนَุตِูŠْุฑِ ูˆَุฑِูŠْุญِ ุงู„ู„َّุงุฐَู†ِ
*(maka air [mawar] yang terjatuh itu dikira-kirakan sebagai benda yang berbeda)* dengan air [yang dijatuhinya] *(dengan sifat-sifat yang pertengahan)*↱¹, seperti rasa buah delima, warna perasan anggur, dan aroma lembab bulu kambing [bau prengus/amis kambing].

ูَุฅِู†ْ ุบَูŠَّุฑَ ุจِูَุฑْุถِู‡ِ ูِูŠْ ุตِูَุฉٍ ุณَู„َุจَ ุงู„ุทَّู‡ُูˆْุฑِูŠَّุฉَ
Lalu jika air yang terjatuh itu merubah [air yang dijatuhinya] dengan mengira-ngirakannya dalam satu sifat, maka perubahan itu meniadakan sifat kesucian [air yang dijatuhi],

ูˆَุฅِู†ْ ูƒَุงู†َ ุนِู†ْุฏَ ูَุฑْุถِ ุงู„ْู…ُุฎَุงู„َูَุฉِ ูِูŠْ ุบَูŠْุฑِ ุชِู„ْูƒَ ุงู„ุตِّูَุฉِ ู„َุง ูŠُุบَูŠِّุฑُ
meskipun keadaan air yang terjatuh itu ketika dikira-kirakan berbeda di selain satu sifat tersebut tidak merubah [air yang dijatuhinya].

ูˆَุฐٰู„ِูƒَ ู„ِุฃَู†َّู‡ُ ู„ِู…ُูˆَุงูَู‚َุชِู‡ِ ู„َุง ูŠُุบَูŠِّุฑُู‡ُ ูَุนْุชُุจِุฑَ ุจِุบَูŠْุฑِู‡ِ ูƒَุงู„ْุญُูƒُูˆْู…َุฉِ
Dan hal itu [dihukumi demikian], karena bahwa air tersebut karena terjadi kesesuaian dirinya [dengan air yang dijatuhinya], [namun] air tersebut tidak merubahnya [tidak merubah air yang dijatuhinya], maka air tersebut [air yang menjatuhi] dipertimbangkan dengan selainnya [benda yang tidak bersesuaian dengan air yang dijatuhinya], sama seperti [kasus dalam diyat] _*hukumah*_ [ganti rugi sewajarnya karena melakukan penganiayaan].↱²

*(ูˆَู„َุง ูŠَุถُุฑُّ ุชَุบَูŠُّุฑٌ ูŠَุณِูŠْุฑٌ)* ูˆَู‡ُูˆَ ู…َุง *(ู„َุง ูŠَู…ْู†َุนُ ุงِุณْู…َ ุงู„ْู…َุงุกِ)* ูˆَุฅِู†ْ ูƒَุงู†َ ุจِู…ُุฎَุงู„ِุทٍ ูŠَุณْุชَุบْู†ِูŠْ ุนَู†ْู‡ُ
*(Dan tidak mengapa [tidak berpengaruh] perubahan yang sedikit)* yaitu sesuatu [perubahan] *(yang tidak mencegah nama air)*, meskipun perubahan itu disebabkan oleh _mukholith_ [benda pencampur] yang air tidak butuh kepadanya.

ู„ِุฃَู†َّู‡ُ ๏ทบ ุชَูˆَุถَّุฃَ ู…ِู†ْ ู‚َุตْุนَุฉٍ ูِูŠْู‡َุง ุฃَุซَุฑُ ุนَุฌِูŠْู†ٍ
Karena sesungguhnya Nabi Muhammad ๏ทบ pernah berwudhu dari mangkuk besar yang di dalamnya terdapat bekas adonan roti.

*(ูˆَู„َุง ูŠَุถُุฑُّ ุชَุบَูŠُّุฑٌ ุจِู…ُูƒْุซٍ)* ู„ِุชَุนَุฐُّุฑِ ุงู„ْุฅِุญْุชِุฑَุงุฒِ ุนَู†ْู‡ُ
*(Dan tidak mengapa perubahan [air], dengan sebab lama tergenang)*, karena tidak memungkinkan untuk menjaga air dari hal tersebut.

*(ูˆَุชُุฑَุงุจٍ)* ุทَู‡ُูˆْุฑٍ ูˆَุฅِู†ْ ู‚ُู„ْู†َุง ุฃَู†َّู‡ُ ู…ُุฎَุงู„ِุทٌ ู„ِุฃَู†َّู‡ُ ูŠُูˆَุงูِู‚ُ ุงู„ْู…َุงุกَ ูِูŠ ุงู„ุทَّู‡ُูˆْุฑِูŠَّุฉِ ุจِุฎِู„َุงูِ ุงู„ู†َّุฌِุณِ ูˆَุงู„ْู…ُุณْุชَุนْู…َู„ِ
*(dan [dengan sebab] debu)* yang suci mensucikan, meskipun kami [Syekh Ibnu Hajar] berpendapat bahwa debu itu adalah _mukholith_ [benda pencampur], karena sesungguhnya debu itu bersesuaian dengan air dalam hal dapat mensucikan. Berbeda halnya dengan debu yang najis dan debu yang musta'mal. 

*(ูˆَุทُุญْู„َุจٍ)* ู„َู…ْ ูŠُุทْุฑَุญْ ูˆَู„َูˆْ ู…ُุชَูَุชِّุชًุง ู„ِุนُุณْุฑِ ุงู„ْุฅِุญْุชِุฑَุงุฒِ ุนَู†ْู‡ُ
*(dan [dengan sebab] lumut)* yang tidak dibuang [ke dalam air], walaupun lumut itu dalam kondisi hancur remuk, karena sulit melindungi air dari hal tersebut.

ูˆَู‡ُูˆَ ู†َุจَุชٌ ุฃَุฎْุถَุฑُ ูŠَุนْู„ُูˆْ ุงู„ْู…َุงุกَ ูَุฅِู†ْ ุทُุฑِุญَ ุถَุฑَّ ุฅِู†ْ ูƒَุงู†َ ู…ُุชَูَุชِّุชًุง ูˆَุฅِู„َّุง ูَู„َุง
_*Thukhlab*_ [lumut] adalah tumbuhan hijau yang ada di permukaan air [mengapung]. Lalu jika lumut itu dibuang [ke dalam air dengan sengaja], maka hal itu berbahaya [berpengaruh terhadap kesucian air], jika [memang] keadaannya dalam kondisi hancur remuk [saat dibuang], dan jika tidak [hancur remuk saat dibuang], maka tidak [berbahaya].

*(ูˆَู…َุง ูِูŠْ ู…َู‚َุฑِّู‡ِ ูˆَู…َู…َุฑِّู‡ِ)* ู…ِู†ْ ู†َุญْูˆِ ู†ُูˆْุฑَุฉٍ ูˆَุฒِุฑْู†ِูŠْุฎٍ ูˆَู„َูˆْ ู…َุทْุจُูˆْุฎَูŠْู†ِ
*(dan [disebabkan oleh] sesuatu [benda] yang berada di tempat tergenangnya air dan tempat berlalunya air [salurannya])*, [benda tersebut] seperti kapur dan warangan [batuan warna wami], walaupun keduanya telah dimasak,

ูˆَุทِูŠْู†ٍ ู„َู…ْ ูŠَูƒْุซُุฑْ ุชَุบَูŠُّุฑُ ุงู„ْู…َุงุกِ ุจِู‡ِ ุจِุญَูŠْุซُ ุตَุงุฑَ ู„َุง ูŠَุฌْุฑِูŠْ ุจِุทَุจْุนِู‡ِ ู„ِุฐٰู„ِูƒَ
dan [benda seperti] lumpur, yang tidak banyak merubah air dengannya, dimana air menjadi tidak dapat mengalir dengan sifat alamiahnya karena [adanya] lumpur tersebut.

============
๐Ÿ“‹ *CATATAN:*
============
↱¹ ```Yang dimaksud sifat pertengahan di sini adalah sifat yang tidak terlalu kuat dan tidak terlalu lemah, alias yang sedang-sedang saja, dalam segi warna, rasa dan aroma.```

↱² ```Masalah ini dapat dilihat di kitab-kitab fiqih pada "bab Qishosh".```
More aboutTERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.9 (BAB BERSUCI)

TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.8 (BAB BERSUCI)

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak

๐Ÿ“š *TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.8*
===================

█ *BAB BERSUCI* █

ู‡ٰุฐَุง (ุจَุงุจُ) ูˆَูِูŠْ ู†ُุณْุฎَุฉٍ *(ูƒِุชَุงุจُ)* ุฃَุญْูƒَุงู…ِ *(ุงู„ุทَّู‡َุงุฑَุฉِ)*
Ini (BAB) dan di naskah yang lain [disebutkan dengan kalimat]: *(KITAB)* tentang berbagai hukum *(BERSUCI)*

ูˆَู‡ِูŠَ ู„ُุบَุฉً ุงู„ْุฎُู„ُูˆْุตُ ู…ِู†َ ุงู„ุฏَّู†َุณِ ุงู„ْุญِุณِّูŠِّ ูˆَุงู„ْู…َุนْู†َูˆِูŠِّ ูƒَุงู„ْุนَูŠْุจِ
_*Thohฤroh*_ menurut bahasa adalah membebaskan dari kotoran yang bersifat inderawi [yang bisa ditangkap oleh panca indera] dan bersifat maknawi [abstrak] seperti kecacatan.

ูˆَุดَุฑْุนًุง ู…َุง ุชَูˆَู‚َّูَ ุนَู„ٰู‰ ุญُุตُูˆْู„ِู‡ِ ุฅِุจَุงุญَุฉٌ ูƒَุงู„ْุบَุณْู„َุฉِ ุงู„ْุฃُูˆْู„ٰู‰ ุฃَูˆْ ุซَูˆَุงุจُ ู…ُุฌَุฑَّุฏٍ ูƒَุงู„ْุบَุณْู„َุฉِ ุงู„ุซَّุงู†ِูŠَุฉِ ูˆَุงู„ุซَّุงู„ِุซَุฉِ ูˆَุงู„ْูˆُุถُูˆْุกِ ุงู„ْู…ُุฌَุฏَّุฏِ ูˆَุงู„ْุบُุณْู„ِ ุงู„ْู…َุณْู†ُูˆْู†َูŠْู†ِ
↱¹↰ Dan [thohฤroh] menurut syara’ adalah perkara yang bergantung atas hasilnya [terlaksananya perkara tersebut], pembolehan [untuk melakukan ibadah], seperti basuhan pertama [dalam berwudhu], atau [bergantung atas hasilnya] pahala semata, seperti basuhan yang kedua dan yang ketiga, dan wudhu yang diperbaharui dan mandi yang disunnahkan.

*(ู„َุง ูŠَุตِุญُّ)* ูˆَู„َุง ูŠَุญِู„ُّ *(ุฑَูْุนُ ุงู„ْุญَุฏَุซِ)* ุงู„ْุฃَุตْุบَุฑِ ูˆَู‡ُูˆَ ู…َุง ุฃَูˆْุฌَุจَ ุงู„ْูˆُุถُูˆْุกَ ูˆَุงู„ْุฃَูƒْุจَุฑِ ูˆَู‡ُูˆَ ู…َุง ุฃَูˆْุฌَุจَ ุงู„ْุบُุณْู„َ
*(Tidak sah)* dan tidak halal *(menghilangkan hadats)* kecil, yaitu sesuatu [hadats] yang mewajibkan wudhu, dan [tidak sah menghilangkan] hadats besar, yaitu sesuatu [hadats] yang mewajibkan mandi.

*(ูˆَู„َุง ุฅِุฒَุงู„َุฉُ ุงู„ู†َّุฌْุณِ)* ุงู„ْู…ُุฎَูَّูِ ูˆَู‡ُูˆَ ุจَูˆْู„ُ ุงู„ุตَّุจِูŠِّ ุงู„ْุขุชِูŠْ ุฐِูƒْุฑُู‡ُ ูˆَุงู„ْู…ُุบَู„َّุธِ ูˆَู‡ُูˆَ ู†َุฌَุงุณَุฉُ ู†َุญْูˆِ ุงู„ْูƒَู„ْุจِ ูˆَุงู„ْู…ُุชَูˆَุณِّุทِ ูˆَู‡ُูˆَ ู…َุง ุนَุฏَุงู‡ُู…َุง ู…ِู†ْ ุณَุงุฆِุฑِ ุงู„ู†َّุฌَุงุณَุงุชِ ุงู„ْุขุชِูŠَุฉِ
*(dan tidak sah menghilangkan perkara najis)* _*mukhoffafah*_ [najis ringan], yaitu air kencing anak laki-laki yang akan datang penuturannya [pembahasannya], dan [tidak sah menghilangkan] najis _*mughollazhoh*_ [najis berat], yaitu najis seumpama anjing, dan najis _*mutawassithoh*_ [yang sedang], yaitu najis selain kedua najis tersebut, berupa najis-najis lain yang akan datang [penjelasannya].

ูˆَู„َุง ูِุนْู„ُ ุทَู‡َุงุฑَุฉِ ุณَู„ِุณٍ ูˆَู„َุง ุทَู‡َุงุฑَุฉٌ ู…َุณْู†ُูˆْู†َุฉٌ *(ุฅِู„َّุง ุจِู…َุง)* ุนُู„ِู…َ ุฃَูˆْ ุธُู†َّ ูƒَูˆْู†ُู‡ُ ู…َุงุกً ู…ُุทْู„َู‚ًุง
Dan tidak [sah pula] perbuatan bersucinya orang yang beser, dan tidak pula bersuci yang disunnahkan, *(kecuali dengan sesuatu)* yang diyakini atau diduga bahwa keadaan sesuatu itu sebagai air yang mutlak,

ูˆَู‡ُูˆَ ู…َุง *(ูŠُุณَู…ّٰู‰ ู…َุงุกً)* ู…ِู†ْ ุบَูŠْุฑِ ู‚َูŠْุฏٍ ู„َุงุฒِู…ٍ ุจِุงู„ู†ِّุณْุจَุฉِ ู„ِู„ْุนَุงู„ِู…ِ ุจِุญَุงู„ِู‡ِ
yaitu [dengan] sesuatu *(yang dinamakan dengan air)* tanpa ada _*qoyid*_ [ikatan] yang _*lazim*_ [tidak bisa terpisah] dengan dikaitkan kepada orang yang mengerti tentang keadaan air.

ูƒَู…َุงุกِ ุงู„ْุจَุญْุฑِ ูˆَู…َุง ูŠَู†ْุนَู‚ِุฏُ ู…ِู†ْู‡ُ ุงู„ْู…ِู„ْุญُ ูˆَูŠَู†ْุญَู„ُّ ุฅِู„َูŠْู‡ِ ู†َุญْูˆُ ุงู„ْุจَุฑَุฏِ ูˆَุงู„َّุฐِูŠْ ุงِุณْุชَู‡ْู„َูƒَ ูِูŠْู‡ِ ุงู„ْุฎَู„ِูŠْุทُ
Seperti air laut, dan air yang garam dapat mengkristal dari air tersebut, dan [air yang] mencair [menuju] kepadanya seumpama es,↱²↰ dan air yang menjadi hancur/rusak di dalamnya benda yang bercampur.↱³↰

ูˆَุงู„ْู…ُุชَุฑَุดِّุญِ ู…ِู†ْ ุจُุฎَุงุฑِ ุงู„ْู…َุงุกِ ุงู„ุทَّู‡ُูˆْุฑِ ุงู„ْู…ُุบْู„ٰู‰
dan [seperti] air yang menetes dari uap air suci yang direbus.

ูˆَุงู„ْู…ُุชَุบَูŠِّุฑِ ุจِู…َุง ู„َุง ุบِู†ًู‰ ุนَู†ْู‡ُ ุฃَูˆْ ุจِู…ُุฌَุงูˆَุฑِู‡ِ ู„ِุฃَู†َّู‡ُ ูŠُุณَู…ّٰู‰ ู…َุงุกً ู„ُุบَุฉً ูˆَุนُุฑْูًุง
Dan [seperti] air yang berubah dengan sebab benda yang [air] butuh kepadanya,↱⁴↰ atau [air yang berubah] dengan sebab benda yang berdampingan dengan air, karena sesungguhnya air yang berubah dengan sebab benda tersebut itu [masih] disebut air menurut bahasa dan penilaian umum.

ูˆَู…َุง ุจِุจَุงุทِู†ِ ุฏُูˆْุฏِ ุงู„ْู…َุงุกِ ูˆَู‡ُูˆَ ุงู„ْู…ُุณَู…ّٰู‰ ุจِุงู„ุฒُّู„َุงู„ِ ู„ِุฃَู†َّู‡ُ ู„َูŠْุณَ ุจِุญَูŠَูˆَุงู†ٍ
Dan [seperti] air yang ada di dalam perutnya jentik-jentik air [jawa: uget-uget], yaitu yang dinamakan dengan _*Zulฤl*_,↱⁵↰ karena sesungguhnya _Zulฤl_ itu bukanlah hewan.

ูˆَู…َุง ุฌُู…ِุนَ ู…ِู†ْ ู†َุฏًู‰ ูˆَู„َูŠْุณَ ู†َูَุณَ ุฏَุงุจَّุฉٍ ูِูŠ ุงู„ْุจَุญْุฑِ
Dan [seperti] air yang dikumpulkan dari embun, dan [embun itu] bukanlah [berasal dari] nafas hewan yang ada di dalam laut.↱⁶↰

ูˆَุฏَู„ِูŠْู„ُ ุงู„ْุญَุตْุฑِ ุงู„ْู…َุฐْูƒُูˆْุฑِ ูِูŠ ุงู„ْุญَุฏَุซِ ุขูŠَุฉُ ุงู„ุชَّูŠَู…ُّู…ِ ูˆَุงู„ْุฅِุฌْู…َุงุนُ
Dan dalil batasan [sahnya bersuci dengan air] yang telah disebutkan [dalam perkataan mushonnif] dalam masalah hadats adalah ayat tentang tayammum [QS. 4 An-Nisa': 43 & QS. 5 Al-Maidah: 6] dan ijma' [kesepakatan Ulama].

ูˆَูِูŠ ุงู„ْุฎُุจُุซِ ู…َุง ุตَุญَّ ู…ِู†ْ ุฃَู…ْุฑِู‡ِ ๏ทบ ุจِุบَุณْู„ِู‡ِ ูˆَูِูŠْ ุบَูŠْุฑِู‡ِู…َุง ุงู„ْู‚ِูŠَุงุณُ ุนَู„َูŠْู‡ِู…َุง
Dan [dalil batasan] dalam masalah kotoran [najis] adalah hadits shohih berupa perintah Nabi Muhammad ๏ทบ untuk membasuh kotoran tersebut, dan [dalil pembatasan] pada selain kedua masalah itu [hadats dan kotoran] adalah qiyas [mempersamakan] atas keduanya.

ูˆَุฎَุฑَุฌَ ุจِุงู„ْู…ُุทْู„َู‚ِ ุงู„ْู…َุฐْูƒُูˆْุฑِ ุงู„ْู…َุงุฆِุนُ ูƒَุงู„ْุฎَู„ِّ ูˆَุงู„ْุฌَุงู…ِุฏُ ูƒَุงู„ุชُّุฑَุงุจِ ูِูŠ ุงู„ุชَّูŠَู…ُّู…ِ ูˆَุงู„ู†َّุฌَุงุณَุฉِ ุงู„ْู…ُุบَู„َّุธَุฉِ ูˆَุงู„ْุญَุฌَุฑِ ูِูŠ ุงู„ْุฅِุณْุชِู†ْุฌَุงุกِ
Dan terkecualikan dengan batasan air mutlak yang telah disebutkan, benda cair seperti cuka, dan benda padat seperti debu [yang telah digunakan] dalam ber- tayammum dan dalam [menghilangkan] najis mughollazhoh, dan batu [yang telah digunakan] dalam ber-istinja'.

ูˆَุฃَุฏْูˆِูŠَุฉِ ุงู„ุฏِّุจَุงุบِ ูˆَู†َุญْูˆِ ู…َุงุกِ ุงู„ุฒَّุนْูَุฑَุงู†ِ ู…ِู…َّุง ู‚ُูŠِّุฏَ ุจِู„َุงุฒِู…ٍ
dan [terkecualikan juga] alat-alat menyamak dan seumpama air za'farลn, yaitu air yang telah diqoyidi [diikat] dengan qoyid [ikatan] yang lazim [yang tidak bisa terpisahkan].

ูَู„َุง ูŠَุฑْูَุนُ ุญَุฏَุซًุง ูˆَู„َุง ูŠُุฒِูŠْู„ُ ู†َุฌِุณًุง ูˆَู„َุง ูŠُุณْุชَุนْู…َู„ُ ูِูŠْ ุทُู‡ْุฑٍ ุบَูŠْุฑِู‡ِู…َุง
Maka benda-benda tersebut tidak dapat mengangkat hadats, tidak dapat menghilangkan najis dan tidak dapat digunakan dalam pensucian [apapun] untuk selain keduanya [mengangkat hadats dan menghilangkan najis].

===========
๐Ÿ“‹ *CATATAN:*
===========
↱¹↰ Dengan kata lain _*Thohฤroh*_ (bersuci) adalah suatu perkara yang menjadi penentu diperbolehkannya pelaksanaan ibadah dan diperolehnya pahala.

↱²↰ Maksudnya adalah air yang berasal dari mencairnya es dan salju, biasanya disebut air es dan air salju.

↱³↰ Maksudnya adalah air yang rusak campurannya (air yang tidak berubah karena bercampur dengan benda lain). Contohnya air dua kulah tercampur sirup setengah botol, nama airnya tetap, namun nama sirupnya hilang.

↱⁴↰ Karena benda tersebut berada pada tempatnya air atau salurannya.

↱⁵↰ _*Zulฤl*_ adalah benda padat mirip larva yang terbentuk dari uap air yang mengkristal.

↱⁶↰ Karena ada sebagian ulama Hanfiyyah yang menuturkan bahwa ู†َุฏًู‰ (embun) adalah air yang berasal dari nafasnya hewan laut.
More aboutTERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.8 (BAB BERSUCI)

TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.7

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak

๐Ÿ“š *TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.7*
===================

*(ุงู„ْุจَุฑَุฑَุฉِ)* ุฌَู…ْุนُ ุจَุงุฑٍّ ูˆَู‡ُูˆَ ู…َู†ْ ุบَู„َุจَุชْ ุนَู„َูŠْู‡ِ ุฃَุนْู…َุงู„ُ ุงู„ุจِุฑِّ
*(yang baik-baik)* [lafazh _*al-Baroroh*_ ] adalah bentuk jamak dari lafazh _*bฤrrin*_, yaitu orang yang dominan atas dirinya berbagai amal kebaikan.

*(ุงู„ْูƒِุฑَุงู…ِ)* ุฌَู…ْุนُ ูƒَุฑِูŠْู…ٍ ูˆَุงู„ْู…ُุฑَุงุฏُ ุจِู‡ِ ู‡ُู†َุง ู…َู†ْ ุฎَุฑَุฌَ ุนَู†ْ ู†َูْุณِู‡ِ ูˆَู…َุงู„ِู‡ِ ู„ِู„ّٰู‡ِ ุชَุนَุงู„ٰู‰ ูˆَูƒُู„ُّ ุงู„ุตَّุญَุงุจَุฉِ ูƒَุฐٰู„ِูƒَ ุฑِุถْูˆَุงู†ُ ุงู„ู„ّٰู‡ِ ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ ุฃَุฌْู…َุนِูŠْู†َ
*(yang mulia-mulia)* [lafazh _*al-Kirลm*_ ] adalah bentuk jamak dari lafazh _*karฤซm*_. Dan yang dimaksud dengan sahabat Nabi [yang baik lagi yang mulia] di sini adalah orang-orang yang mengeluarkan [mengorbankan] dirinya dan hartanya untuk Alloh Ta'ala. Dan semua sahabat Nabi adalah seperti itu [rela mengorbankan diri dan hartanya untuk Alloh], semoga keridhoan Alloh terlimpah atas mereka semua.

*(ูˆَุจَุนْุฏُ)* ูƒَู„ِู…َุฉٌ ูŠُุคْุชٰู‰ ุจِู‡َุง ู„ِู„ْู€ุฅِู†ْุชِู‚َุงู„ِ ู…ِู†ْ ุฃُุณْู„ُูˆْุจٍ ุฅِู„ٰู‰ ุขุฎَุฑَ
*(Dan Setelah itu)* [lafazh _*wa ba'du*_ ] adalah kalimat yang didatangkan [digunakan] untuk berpindah dari satu alur pembicaraan kepada [alur pembicaraan] yang lainnya.

ูˆَูƒَุงู†َ ๏ทบ ูˆَุฃَุตْุญَุงุจُู‡ُ ูŠَุฃْุชُูˆْู†َ ุจِุฃَุตْู„ِู‡َุง ูˆَู‡ُูˆَ ุฃَู…َّุง ุจَุนْุฏُ ูِูŠْ ุฎُุทَุจِู‡ِู…ْ ู„ِุฐٰู„ِูƒَ
Dan adalah Nabi ๏ทบ dan para sahabat beliau pernah mendatangkan [menggunakan] kalimat asalnya _*wa ba’du*_, yaitu kalimat _*ammฤ ba‘du*_, pada khutbah-khutbah mereka, karena alasan tersebut [untuk berpindah dari satu alur pembicaraan kepada pembicaraan berikutnya yang lain].

ูˆَู„ِูƒَูˆْู†ِ ุฃَุตْู„ِู‡َุง ุฐٰู„ِูƒَ ู„َุฒِู…َ ุงู„ْูَุงุกُ ูِูŠْ ุญَูŠْุฒِู‡َุง
Dan dikarenakan asalnya lafazh _*wa ba'du*_ adalah seperti itu [ _*ammฤ ba'du*_ ], maka mesti [teriringi oleh] _*fฤ’*_ di sisinya [lafazh setelahnya].

ูˆَุงู„ْุฃَุตْู„ُ ู…َู‡ْู…َุง ูŠَูƒُู†ْ ู…ِู†ْ ุดَูŠْุกٍ ุจَุนْุฏَ ุงู„ْุญَู…ْุฏَู„َุฉِ ูˆَุงู„ุตَّู„َุงุฉِ ุนَู„َู‰ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ ๏ทบ
Dan asal [dari lafazh _*ammฤ ba'du*_ ] adalah _*mahmฤ yakun min syai-in ba'dal Khamdalati wash-Sholฤti 'alan Nabiyyi*_ ๏ทบ [sesuatu apapun yang akan terjadi setelah Khamdalah dan sholawat atas Nabi ๏ทบ].

*(ูَู‡ٰุฐَุง)* ุงู„ْู…ُุคَู„َّูُ ุงู„ْุญَุงุถِุฑُ ูِูŠ ุงู„ุฐِّู‡ْู†ِ *(ู…ُุฎْุชَุตَุฑٌ)* ู‚َู„َّ ู„َูْุธُู‡ُ ูˆَูƒَุซُุฑَ ู…َุนْู†َุงู‡ُ *(ู„َุง ุจُุฏَّ)* ุฃَูŠْ ู„َุง ุบِู†ًู‰ 
*(Maka ini)* karangan yang hadir di dalam hati adalah *(kitab ringkas)* yang sedikit lafazh-nya, namun banyak maknanya, *(yang tidak boleh tidak)* yakni diharuskan 

*(ู„ِูƒُู„ِّ ู…ُุณْู„ِู…ٍ²)* ูŠَุญْุชَุงุฌُ ุฅِู„ٰู‰ ู…َุนْุฑِูَุฉِ ู…َุง ู‡ُูˆَ ู…ُุถْุทَุฑٌّ ุฅِู„َูŠْู‡ِ ู…ِู†َ ุงู„ْุนِุจَุงุฏَุงุชِ ู…ُุญْุชَุงุฌٌ ุฅِู„َูŠْู‡ِ ู…ِู†َ ุงู„ْู…ُุนَุงู…َู„َุงุชِ
*(bagi Setiap muslim)* yang ia butuh kepada mengetahui sesuatu [pengetahuan] yang sangat diharuskan baginya, berupa berbagai ibadah, lagi dibutuhkan [pengetahuan itu] olehnya, berupa berbagai [hukum] transaksi,

*(ู…ِู†ْ)* ู…َุนْุฑِูَุชِู‡ِ ุฃَูˆْ ู…ِู†ْ *(ู…َุนْุฑِูَุฉِ ู…ِุซْู„ِู‡ِ)* ู„ِูŠَูƒُูˆْู†َ ุนَู„ٰู‰ ุจَุตِูŠْุฑَุฉٍ ู…ِู†ْ¹ ุฃَู…ْุฑِู‡ِ ูˆَุจَูŠِّู†َุฉٍ ู…ِู†ْ ุฑَุจِّู‡ِ
*(untuk)* mengetahuinya atau untuk *(mengetahui perkara yang sama sepertinya)*, agar ia [menempatkan] atas [dasar ilmu] yang jelas dalam segala urusannya dan [menempatkannya atas dasar] petunjuk [hukum] yang jelas dari Tuhannya.

ูˆَุฅِู„َّุง ุฑَูƒِุจَ ู…َุชْู†َ ุนَู…ْูŠَุงุกَ ูˆَุฎَุจَุทَ³ ุฎَุจْุทَ ุนَุดْูˆَุงุกَ⁴
Dan jika tidak [jika ia tidak mengetahuinya], maka ia [layaknya] menunggangi punggung hewan yang buta dan ia bertindak secara serampangan alias membabi buta [dengan tanpa petunjuk].

*(ูَูŠَุชَุนَูŠَّู†ُ)* ุญِูŠْู†َุฆِุฐٍ ุนَู„َูŠْูƒَ ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„ุฑَّุงุบِุจُ ูِูŠ ุงู„ْุฎَูŠْุฑِ *(ุงู„ْุฅِู‡ْุชِู…َุงู…ُ ุจِู‡ِ)* ุฃَูŠْ ุจِู‡ٰุฐَุง ุงู„ْู…ُุฎْุชَุตَุฑِ ุฃَูˆْ ู…ِุซْู„ِู‡ِ ุญِูْุธًุง ูˆَูَู‡ْู…ًุง ูˆَูƒِุชَุงุจَุฉً
*(Maka menjadi terpastikan)* di saat seperti itu mesti bagimu, wahai orang yang menyukai dalam melakukan kebaikan, *([untuk] menaruh perhatian terhadapnya)*, yakni terhadap kitab ringkasan ini atau [terhadap] kitab yang sepertinya, dengan cara menghafal, memahami, dan mencatat.

*(ูˆَ)* ุนَู„َูŠْูƒَ ุฃَูŠْุถًุง *(ุฅِุดَุงุนَุชُู‡ُ)* ูِูŠ ุงู„ْุจُู„ْุฏَุงู†ِ ู„ِูŠَูƒُูˆْู†َ ู„َูƒَ ู†َุตِูŠْุจٌ ู…ِู†َ ุงู„ْุฃَุฌْุฑِ ุฅِุฐِ ุงู„ุฏَّุงู„ُّ ุนَู„ٰู‰ ู‡ُุฏًู‰ ูƒَูَุงุนِู„ِู‡ِ
*(dan)* mesti bagimu juga *(menyebar luaskannya [kitab ringkas ini])* di berbagai negeri, agar menjadi bagimu beroleh bagian berupa pahala, sebab orang yang menunjukan kepada suatu petunjuk [kebaikan] itu sama seperti orang yang melakukan petunjuk [kebaikan] itu.

ูˆَู„َูŠْุณَ ุงู„ْู…َุทْู„ُูˆْุจُ ู…ِู†ْูƒَ ุงู„ْุฅِูŠْุตَุงู„َ ู„ِู„ْู‡ُุฏٰู‰ ูَุฅِู†َّ ุงู„ْู‡ُุฏٰู‰ ู‡ُุฏٰู‰ ุงู„ู„ّٰู‡ِ ูˆَุญْุฏَู‡ُ
Dan tidaklah yang dituntut dari dirimu itu membuat sampai petunjuk [kebaikan] tersebut [dilaksanakan oleh orang lain], karena sesungguhnya petunjuk yang sejati hanyalah petunjuk Alloh semata.

ูˆَุญِูŠْู†َุฆِุฐٍ *(ูَุฃَู†َุง ุฃَุณْุฃَู„ُ ุงู„ู„ّٰู‡َ ุงู„ْูƒَุฑِูŠْู…َ ุฃَู†ْ ูŠَู†ْูَุนَ ุจِู‡ِ)* ูَุฅِู†َّู‡ُ ู„َุง ูŠَุฎِูŠْุจُ ู…َู†ِ ุงุนْุชَู…َุฏَ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَู„َุฌَุฃَ ูِูŠْ ู…ُู‡ِู…َّุงุชِู‡ِ ุฅِู„َูŠْู‡ِ
Dan di saat seperti itu, *(maka saya memohon kepada Alloh Yang Maha Mulia agar Dia berkenan menjadikan bermanfaat kitab ringkas ini)*. Karena sesungguhnya tidak akan kecewa orang yang berpegang/bersandar kepada Alloh, dan memohon pertolongan di berbagai urusan pentingnya kepada Alloh,

*(ูˆَุฃَู†ْ ูŠَุฌْุนَู„َ ุฌَู…ْุนِูŠْ ู„َู‡ُ)* ู…ِู†ْ ู…ُุชَูَุฑِّู‚َุงุชِ ุงู„ْูƒُุชُุจِ *(ุฎَุงู„ِุตًุง ู„ِูˆَุฌْู‡ِู‡ِ)* ุฃَูŠْ ุฐَุงุชِู‡ِ
*(dan semoga Alloh menjadikan [usaha] pengumpulan saya untuk kitab ringkas ini)* dari beberapa kitab yang terpisah-pisah *(sebagai sesuatu yang murni karena-Nya)*, yakni karena zat-Nya,

*(ุงู„ْูƒَุฑِูŠْู…ِ)* ุฃَูŠِ ุงู„ْู…ُุชَูَุถِّู„ِ ุนَู„ٰู‰ ู…َู†ْ ุดَุงุกَ ุจِู…َุง ุดَุงุกَ ุฅِู†َّู‡ُ ุฌَูˆَّุงุฏٌ ุญَู„ِูŠْู…ٌ ุฑَุคُูˆْูٌ ุฑَุญِูŠْู…ٌ
*(Yang Maha mulia)*, yakni yang memberi anugerah kepada siapa saja yang Dia kehendaki dengan apa saja yang Dia kehendaki, karena sesungguhnya Alloh Maha Dermawan, Maha Penyantun, Maha Belas kasih, lagi Maha Penyayang.

===========
๐Ÿ“‹ *CATATAN:*
===========
¹ Huruf jer ู…ِู†ْ (dari) di sini menggunakan maknanya lafazh ูِูŠْ (di dalam).

² Lafazh ูƒُู„ُّ ู…ُุณْู„ِู…ٍ maknane “saben-saben wong Islam”.

³ Lafazh ุฎَุจَุทَ maknane “ngawur sopo ูƒُู„ُّ ู…ُุณْู„ِู…ٍ”.

⁴ Lafazh ุฎَุจْุทَ ุนَุดْูˆَุงุกَ maknane “kelawan ngawure unto cadhok”.
More aboutTERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.7

TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.6

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak

๐Ÿ“š *TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.6*
===================

ู„َุง ุณِูŠَّู…َุง ู„َูŠْู„َุฉُ ุงู„ْู…ِุนْุฑَุงุฌِ ุงู„ْู…ُุชَูƒَูَّู„َุฉُ ุจِุบَุงูŠَุงุชِ ุงู„ْูƒَู…َุงู„َุงุชِ ุงู„ْู…ُูَุงุถَุฉِ ุนَู„َูŠْู‡ِ ๏ทบ ูِูŠْ ุชِู„ْูƒَ ุงู„ู„َّูŠْู„َุฉِ ูˆَู…َุง ุจَุนْุฏَู‡َุง
Terlebih lagi pada malam mi'roj yang [berisi] jaminan [Alloh] dengan puncak-puncak kesempurnaan yang tercurah kepada Nabi ๏ทบ pada malam tersebut dan pada hari-hari setelahnya.

*(ูˆَุฑَุณُูˆْู„ُู‡ُ)* ู‡ُูˆَ ุฅِู†ْุณَุงู†ٌ ุฐَูƒَุฑٌ ุญُุฑٌّ ุฃُูˆْุญِูŠَ ุฅِู„َูŠْู‡ِ ุจِุดَุฑْุนٍ ูˆَุฃُู…ِุฑَ ุจِุชَุจْู„ِูŠْุบِู‡ِ ูˆَุฅِู†ْ ู„َู…ْ ูŠَูƒُู†ْ ู„َู‡ُ ูƒِุชَุงุจٌ ูˆَู„َุง ู†َุณْุฎٌ ู„ِุดَุฑْุนِ ู…َู†ْ ู‚َุจْู„َู‡ُ
*(dan Rosul-Nya)* Rosul adalah manusia berjenis kelamin laki-laki lagi merdeka, yang diwahyukan kepadanya berupa syari'at [ajaran-ajaran agama] dan diperintahkan untuk menyampaikannya [kepada umat], meskipun ia tidak mempunyai kitab suci dan tidak menghapus syari'at Nabi sebelumnya.

ูˆَุขุซَุฑَู‡ُ ุนَู„َู‰ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ ู„ِุฃَู†َّู‡ُ ุฃَูْุถَู„ُ
Dan pengarang [Syekh Abdulloh bin Abdurrohman Bafadhol Al-Hadhromiy] lebih memilih lafazh Rosul atas lafazh Nabi, karena sesungguhnya Rosul lebih utama.

ู„ٰูƒِู†ْ ู‚َุงู„َ ุงุจْู†ُ ุนَุจْุฏِ ุงู„ุณَّู„َุงู…ِ ู†ُุจُูˆَّุฉُ ุงู„ุฑَّุณُูˆْู„ِ ุฃَูْุถَู„ُ ู…ِู†ْ ุฑِุณَุงู„َุชِู‡ِ ู„ِุชَุนَู„ُّู‚ِู‡َุง ุจِุงู„ู„ّٰู‡ِ ุชَุนَุงู„ٰู‰ ูˆَุชَุนَู„ُّู‚ُ ุงู„ุฑِّุณَุงู„َุฉِ ุจِุงู„ْุฎَู„ْู‚ِ
Akan tetapi Syekh Ibnu Abdus Salam telah berkata: _"Kenabian seorang Rosul itu lebih utama dari pada kerosulannya, karena kenabian itu berkaitan dengan Alloh Ta’ala, sedangkan kerosulan itu berkaitan dengan mahluk"_.

ูˆَูِูŠْู‡ِ ู†َุธَุฑٌ ุจَูŠَّู†ْุชُู‡ُ ูِูŠْ ุบَูŠْุฑِ ู‡ٰุฐَุง ุงู„ْูƒِุชَุงุจِ
Dan di dalam pernyataan beliau terdapat pertimbangan yang saya [Syekh Ibnu Hajar Al-Haitamiy] telah menjelaskannya pada selain kitab [Al-Minhajul Qowim] ini.

*(ุงู„ْู…َุจْุนُูˆْุซُ ุฑَุญْู…َุฉً ู„ِู„ْุฃَู†َุงู…ِ)* ุฃَูŠِ ุงู„ْุฎَู„ْู‚ِ ุฃَู…َّุง ูƒَูˆْู†ُู‡ُ ุฑَุญْู…َุฉً ู„ِู„ْุฎَู„ْู‚ِ ูَุฏَู„َّ ุนَู„َูŠْู‡ِ ุงู„ْูƒِุชَุงุจُ ูˆَุงู„ุณُّู†َّุฉُ ูˆَุงู„ْุฅِุฌْู…َุงุนُ
*(yang diutus sebagai rahmat bagi semua makhluk)* yakni [seluruh] mahluk. Adapun keberadaan diutusnya Nabi Muhammad sebagai rahmat bagi seluruh mahluk, maka Al-Kitab [Al-Qur’an], As-Sunnah [hadits] dan ijma' [kesepakatan Ulama] telah menunjukkan atas hal itu.

ูˆَู…َุนْู†ٰู‰ ูƒَูˆْู†ِู‡ِ ุฑَุญْู…َุฉً ู„ِู„ْูƒَุงูِุฑِ ุฃَู†َّู‡ُ ู„َุง ูŠُุนَุงุฌَู„ُ ุจِุงู„ْุนُู‚ُูˆْุจَุฉِ ูˆَุงู„ْุฃَุฎْุฐِ ุจَุบْุชَุฉً ูƒَู…َุง ูˆَู‚َุนَ ู„ِุฃْู…َู…ِ ู…َู†ْ ู‚َุจْู„َู‡ُ
Dan pengertian keberadaan diutusnya Nabi Muhammad sebagai rahmat bagi orang kafir adalah bahwasanya orang kafir tidak disegerakan untuk disiksa dan dihukum [oleh Alloh] secara mendadak, sebagaimana yang pernah terjadi pada umat-umat Nabi sebelum beliau.

ูˆَุฃَู…َّุง ูƒَูˆْู†ُู‡ُ ู…َุจْุนُูˆْุซًุง ู„ِู„ْุฎَู„ْู‚ِ ุจِู†َุงุกً ุนَู„ٰู‰ ุชَุนَู„ُّู‚ِ ู‚َูˆْู„ِู‡ِ ู„ِู„ْุฃَู†َุงู…ِ ุจِู‚َูˆْู„ِู‡ِ ุงู„ْู…َุจْุนُูˆْุซُ
Adapun keberadaan Nabi Muhammad sebagai utusan bagi seluruh mahluk, berdasarkan atas keterkaitan ucapan pengarang [Syekh Abdulloh bin Abdurrohman Bafadhol Al-Hadhromiy]: _*"lil-Anฤmi "*_ dengan ucapan beliau: _*"al-mab'ลซtsu”*_,

ูَู‡ُูˆَ ู…َุง ุฐَูƒَุฑَู‡ُ ุจَุนْุถُ ุงู„ْู…ُุญَู‚ِّู‚ِูŠْู†َ ู„ِุฎَุจَุฑٍ ุตَุญِูŠْุญٍ ูŠَุฏُู„ُّ ู„َู‡ُ ูˆَู‡ُูˆَ ุงู„ู„َّุงุฆِู‚ُ ุจِุนُู„ُูˆِّ ู…َู‚َุงู…ِู‡ِ ๏ทบ
maka ucapan beliau adalah pendapat yang sebagian ulama ahli hakikat telah menuturkannya, berdasarkan hadits shohih yang menunjukkan akan hal itu. Dan ucapan beliau itu adalah hal yang layak dengan keluhuran kedudukan Nabi ๏ทบ.

ูˆَู‚َุฏْ ุจَูŠَّู†ْุชُ ูِูŠْ ุจَุนْุถِ ุงู„ْูَุชَุงูˆِูŠْ ุฃَู†َّ ุงู„ْุฃَุตَุญَّ ุฃَู†َّู‡ُ ๏ทบ ู…ُุฑْุณَู„ٌ ู„ِู„ْู…َู„َุงุฆِูƒَุฉِ ุจِู…َุง ูِูŠْู‡ِ ู…ُู‚ْู†ِุนٌ ู„ِู…َู†ْ ุชَุฏَุจَّุฑَู‡ُ
Dan sungguh saya [Syekh Ibnu Hajar Al-Haitamiy] telah menjelaskan di sebagian kitab al-Fatawiy, bahwa sesungguhnya pendapat yang lebih shohih adalah bahwasanya Nabi Muhammad ๏ทบ diutus kepada para malaikat dengan suatu [keterangan] yang mencukupi [yang tersirat] di dalamnya, bagi siapa saja yang merenunginya.

*(ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ّٰู‡ُ ูˆَุณَู„َّู…َ ุนَู„َูŠْู‡ِ)* ู…ِู†َ ุงู„ุตَّู„َุงุฉِ ูˆَู‡ِูŠَ ุงู„ุฑَّุญْู…َุฉُ ุงู„ْู…َู‚ْุฑُูˆْู†َุฉُ ุจِุชَุนْุธِูŠْู…ٍ
*(semoga Alloh mencurahkan rahmat dan memberikan keselamatan atas-nya)* [Lafazh _*shollฤ*_ terambil] dari lafazh _*ash-Sholฤh*_, yaitu rahmat yang diiringi dengan pengagungan,

ูˆَูŠُุฎْุชَุตُّ ู„َูْุธُู‡َุง ุจِุงู„ْุฃَู†ْุจِูŠَุงุกِ ูˆَุงู„ْู…َู„َุงุฆِูƒَุฉِ ูَู„َุง ูŠُู‚َุงู„ُ ู„ِุบَูŠْุฑِู‡ِู…ْ ุฅِู„َّุง ุชَุจَุนًุง
dan dikhususkan lafazh sholawat itu hanya untuk para Nabi dan para Malaikat, maka lafazh sholawat tersebut tidak boleh diucapkan bagi selain mereka, kecuali mereka sebagai pengikut [Nabi atau malaikat dalam penyebutan sholawat],

*(ูˆَุนَู„ٰู‰ ุขู„ِู‡ِ)* ู‡ُู…ْ ุฃَู‚َุงุฑِุจُู‡ُ ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ُูˆْู†َ ู…ِู†ْ ุจَู†ِูŠْ ู‡َุงุดِู…ٍ ูˆَุงู„ْู…ُุทَّู„ِุจِ
*(dan atas keluarga beliau)*, mereka adalah para kerabat beliau yang beriman dari keturunan Bani Hasyim dan Bani Al-Muththolib.

ูˆَู‚َุฏْ ูŠُุฑَุงุฏُ ุจِู‡ِู…ْ ูِูŠْ ู…َู‚َุงู…ِ ุงู„ุตَّู„َุงุฉِ ูƒُู„ُّ ู…ُุคْู…ِู†ٍ ู„ِุฎَุจَุฑٍ ุถَุนِูŠْูٍ ูِูŠْู‡ِ
Dan terkadang yang dimaksud dengan keluarga Nabi Muhammad dalam kedudukan do'a adalah setiap orang yang beriman, berdasarkan hadits dhoif [yang menuturkan] mengenai hal itu.

*(ูˆَุตَุญْุจِู‡ِ)* ุงِุณْู…ُ ุฌَู…ْุนٍ ู„ِุตَุงุญِุจٍ ูˆَู‡ُูˆَ ู…َู†ِ ุงุฌْุชَู…َุนَ ุจِุงู„ู†َّุจِูŠِّ ๏ทบ ูˆَู„َูˆْ ู„َุญْุธَุฉً ูˆَุฅِู†ْ ู„َู…ْ ูŠَุฑَู‡ُ ูˆَู„َู…ْ ูŠَุฑْูˆِ ุนَู†ْู‡ُ ู…ُุคْู…ِู†ًุง ูˆَู…َุงุชَ ุนَู„َู‰ ุงู„ْุฅِูŠْู…َุงู†ِ
*(dan para sahabat beliau)* [lafazh _*shohbi*_ ] adalah isim jamak untuk lafazh _*shลhib*_. Sahabat Nabi adalah orang yang pernah berkumpul dengan Nabi ๏ทบ walaupun hanya sebentar dan Nabi tidak pernah melihatnya dan ia tidak pernah meriwayatkan [satu hadis pun] dari beliau, [serta orang itu] beriman dan wafat dalam keadaan beriman.
More aboutTERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.6

TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.5

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak on Kamis, 29 September 2022

๐Ÿ“š *TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.5*
===================

*(ูˆَุฌَุนَู„َ ู…َุตِูŠْุฑَ)* ุฃَูŠْ ุฑُุฌُูˆْุนَ ุฃَูˆْ ู‚َุฑَุงุฑَ *(ู…َู†ْ ุฎَุงู„َูَู‡ُ ูˆَุนَุตَุงู‡ُ)* ุนَุทْูُ ุชَูْุณِูŠْุฑٍ *(ุฏَุงุฑَ ุงู„ْุงِู†ْุชِู‚َุงู…ِ)* ูˆَู‡ِูŠَ ุงู„ู†َّุงุฑُ ุฏَุงุฆِู…ًุง ุฅِู†ْ ูƒَุงู†َุชْ ู…ُุฎَุงู„َูَุชُู‡ُ ูِูŠ ุงู„ْูƒُูْุฑِ
*(Dan menjadikan tempat)*, yakni [tempat] kembali dan [tempat] menetap *(siapa saja yang menyalahi [aturan-aturan] Alloh dan durhaka kepada-Nya)* [Lafazh _*wa 'ashลhu*_] merupakan _'athof tafsir_ *(pada tempat penyiksaan)*, yaitu neraka, selama-lamanya jika keadaan menyalahinya itu dalam [bentuk melakukan tindak] kekufuran.

ูˆَุฅِู„َّุง ูَู…َุนْู†ٰู‰ ูƒَูˆْู†ِู‡َุง ู…َุตِูŠْุฑَู‡ُ ุฃَู†ْ ูŠَุณْุชَุญِู‚َّ ุฐٰู„ِูƒَ ุฅِู†ْ ู„َู…ْ ูŠُุนْูَ ุนَู†ْู‡ُ
Dan jika tidak, maka pengertian keadaan neraka itu menjadi tempat kembalinya adalah bahwa ia berhak mendapat siksaan itu jika tidak diampuni dirinya [oleh Alloh].

*(ูˆَุฃَุดْู‡َุฏُ)* ุฃَูŠْ ุฃَุนْู„َู…ُ ูˆَุฃُุจَูŠِّู†ُ *(ุฃَู†ْ ู„َุง ุฅِู„ٰู‡َ)* ุฃَูŠْ ู„َุง ู…َุนْุจُูˆْุฏَ ุจِุญَู‚ٍّ ูِูŠ ุงู„ْูˆُุฌُูˆْุฏِ *(ุฅِู„َّุง ุงู„ู„ّٰู‡ُ ูˆَุญْุฏَู‡ُ ู„َุง ุดَุฑِูŠْูƒَ ู„َู‡ُ)* ูِูŠْ ุฐَุงุชِู‡ِ ูˆَู„َุง ูِูŠْ ูˆَุตْูٍ ู…ِู†ْ ุตِูَุงุชِู‡ِ
*(Dan saya bersaksi)*, yakni saya yakin dan saya nyatakan *(bahwa tidak ada Tuhan)*, yakni tidak ada Zat yang wajib disembah dengan hak di dalam perwujudan *(kecuali Alloh semata, Tidak ada sekutu bagi-Nya)* dalam zat- Nya, dan tidak pula dalam satu sifat diantara berbagai sifat-Nya.

*(ุงู„ْู…َุงู†ُّ)* ุฃَูŠِ ุงู„ْู…ُุชَูَุถِّู„ُ ุนَู„ٰู‰ ุนِุจَุงุฏِู‡ِ ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ِูŠْู†َ ู…ِู†َ ุงู„ْู…َู†ِّ ูˆَุงู„ْู…ِู†َّุฉُ ุงู„ู†ِّุนْู…َุฉُ ุงู„ุซَّู‚ِูŠْู„َุฉُ
*(Yang Maha memberikan nikmat)*, yakni yang memberikan anugerah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. [Lafazh _*al-Mฤnnu*_] dari lafazh _*al-Mannu*_, dan _*al- Minnah*_ yaitu nikmat yang agung.

ูˆَู„َุง ูŠُุญْู…َุฏُ ุฅِู„َّุง ูِูŠْ ุญَู‚ِّู‡ِ ุชَุนَุงู„ٰู‰ ู„ِุฃَู†َّู‡ُ ุงู„ْู…ُุชَูَุถِّู„ُ ุจِู…َุง ูŠَู…ْู„ِูƒُู‡ُ ุญَู‚ِูŠْู‚َุฉً ูˆَุบَูŠْุฑُู‡ُ ู„َุง ู…ِู„ْูƒَ ู„َู‡ُ ู…َุนَู‡ُ ูَู„َู…ْ ูŠُู†َุงุณِุจْู‡ُ ุงู„ْู…َู†ُّ ุจِู‡ِ
Dan tidaklah dipuji kecuali pada hak Alloh Ta’ala, karena sesungguhnya Dia-lah pemberi anugerah dengan sesuatu yang Dia miliki secara hakekatnya. Sementara selain Alloh itu tidak ada kepemilikan baginya bersama Alloh. Maka tidaklah sesuai kepada selain Alloh, sifat memberi nikmat dengan sesuatu yang Alloh miliki.

*(ุจِุงู„ู†ِّุนَู…ِ)* ุฌَู…ْุนُ ู†ِุนْู…َุฉٍ ูˆَู‡ِูŠَ ุงู„ู„َّุฐَّุฉُ ุงู„َّุชِูŠْ ุชُุญْู…َุฏُ ุนَุงู‚ِุจَุชُู‡َุง
*(dengan beragam nikmat)* [Lafazh _*an-Ni’amu*_] adalah bentuk jamak dari lafazh _*nikmat*_, yaitu kelezatan yang dipuji kesudahannya,

ูˆَู…ِู†ْ ุซَู…َّ ู„َู…ْ ูŠَูƒُู†ْ ู„ِู„ّٰู‡ِ ู†ِุนْู…َุฉٌ ุนَู„ٰู‰ ูƒَุงูِุฑٍ ูˆَุฅِู†َّู…َุง ู…َู„َู€ุงุฐُّู‡ُ ุงِุณْุชِุฏْุฑَุงุฌٌ
Dan karena itu, tidak ada pemberian nikmat sedikitpun dari Alloh kepada orang kafir. Dan sesungguhnya kelezatan-kelezatan [yang diperoleh] orang kafir hanyalah suatu _*istidrลj*_ [Keistimewaan yang diberikan Alloh kepada pelaku maksiat sebagai pembiaran Alloh kepada orang itu hingga terpedaya lalu berangsur-angsur bertambah sesat dan menjauh dari-Nya].

*(ุงู„ْุฌِุณَุงู…ِ)* ุฃَูŠِ ุงู„ْุนِุธَุงู…ِ
*(yang agung-agung)*, yakni yang besar- besar.

*(ูˆَุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†َّ)* ุณَูŠِّุฏَู†َุง *(ู…ُุญَู…َّุฏًุง)* ูˆَู‡ُูˆَ ุนَู„َู…ٌ ู…َูˆْุถُูˆْุนٌ ู„ِู…َู†ْ ูƒَุซُุฑَุชْ ุฎِุตَุงู„ُู‡ُ ุงู„ْุญَู…ِูŠْุฏَุฉُ
*(Dan saya bersaksi bahwa)* baginda kita *(Nabi Muhammad)*, dan lafazh _*Muhammad*_ adalah *isim ‘alam* [nama] yang diposisikan untuk orang yang budi pekertinya banyak yang terpuji.

ูˆَุณُู…ِّูŠَ ุจِู‡ِ ู†َุจِูŠُّู†َุง ุจِุฅِู„ْู‡َุงู…ٍ ู…ِู†َ ุงู„ู„ّٰู‡ِ ู„ِุฌَุฏِّู‡ِ ุจِุฐٰู„ِูƒَ ู„ِูŠُุทَุงุจِู‚َ ุงุณْู…ُู‡ُ ุตِูَุชَู‡ُ
Dan Nabi kita dinamai dengan nama Muhammad itu, adalah dengan sebab ilham dari Alloh kepada kakek beliau [Abdul Muththolib] untuk memberi nama itu, agar nama beliau sesuai dengan sifat beliau.

*(ุนَุจْุฏُู‡ُ)* ู‚َุฏَّู…َู‡ُ ู„ِุฃَู†َّู‡ُ ุฃَูƒْู…َู„ُ ุฃَูˆْุตَุงูِู‡ِ ูˆَู„ِุฐَุง ุฎُุตَّ ุจِุงู„ุฐِّูƒْุฑِ ูِูŠْ ุฃَุดْุฑَูِ ู…َู‚َุงู…َุงุชِ ูƒَู…َุงู„ِู‡ِ ๏ทบ
*(adalah hamba-Nya)* Pengarang [Syekh Abdulloh bin Abdurrohman Bafadhol Al-Hadhromiy] mendahulukan lafazh _*'abduhu*_ [hamba-Nya], karena sesungguhnya hamba adalah yang paling sempurna diantara sifat-sifat beliau. Oleh karena itu, _*‘abduhu*_ teristimewa dengan dituturkan dalam kedudukan-kedudukan kesempurnaan beliau ๏ทบ yang paling mulia,

ู†َุญْูˆُ *ู†َุฒَّู„َ ุงู„ْูُุฑْู‚َุงู†َ ุนَู„ٰู‰ ุนَุจْุฏِู‡ٖ*
seperti [ditutur dalam firman Alloh Ta’ala]: _“… yang telah menurunkan Al-Furqon (Al- Qur'an) kepada hamba-Nya, ...”_ (QS. 25 Al-Furqon: 1).

*ูَุฃَูˆْุญٰู‰ٓ ุฅِู„ٰู‰ ุนَุจْุฏِู‡ٖ ู…َุข ุฃَูˆْุญٰู‰*
_“Lalu Dia menyampaikan wahyu kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Alloh wahyukan.”_ (QS. 53 An-Najm: 10).

*ูˆَุฃَู†َّู‡ٗ ู„َู…َّุง ู‚َุงู…َ ุนَุจْุฏُ ุงู„ู„ّٰู‡ِ ูŠَุฏْุนُูˆْู‡ُ*
_“Dan bahwasanya tatkala hamba Alloh (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (mengerjakan ibadah), ...”_ (QS. 72 Al-Jinn: 19).
More aboutTERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.5

TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.4

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak

๐Ÿ“š *TERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.4*
===================

ู„َุง ูŠَุฌِุจُ ุชَุนَู„ُّู…ُ ุฐٰู„ِูƒَ ูِูŠْู‡ِ ุฅِู„َّุง ุนَู„ٰู‰ ู…َู†ْ ุฃَุฑَุงุฏَ ุงู„ุชَّู„َุจُّุณَ ุจِู‡ِ
Tidak wajib mempelajari hal-hal [yang longgar waktunya] itu dalam mempelajarinya, kecuali bagi siapa saja yang ingin berkecimpung [menggeluti diri] dengannya.

ูَู…َู†ْ ุฃَุฑَุงุฏَ ุฃَู†ْ ูŠَุชَุฒَูˆَّุฌَ ู…َุซَู„ًุง ุงِู…ْุฑَุฃَุฉً ุซَุงู†ِูŠَุฉً ู„َุง ูŠَุญِู„ُّ ู„َู‡ُ ุญَุชّٰู‰ ูŠَุชَุนَู„َّู…َ ุบَุงู„ِุจَ ุฃَุญْูƒَุงู…ِ ุงู„ْู‚َุณْู…ِ ูˆَู†َุญْูˆِู‡ِ ูˆَุนَู„ٰู‰ ู‡ٰุฐَุง ูَู‚ِุณْ
Maka barang siapa yang ingin menikah dengan wanita yang kedua umpamanya, maka hal itu tidaklah halal baginya hingga ia mempelajari sebagian besar berbagai hukum [ketentuan] menggilir [isteri] dan hal semacamnya. Dan atas [mempelajari hukum menggilir istri] ini, maka persamakanlah [kasus yang lain dengannya].

ุฃَู…َّุง ุงู„ْุฅِูŠْุฌَุงุจُ ุนَู„َู‰ ุงู„ْูƒِูَุงูŠَุฉِ ุจِู…َุนْู†ٰู‰ ุฃَู†َّู‡ُ ุฅِุฐَุง ู‚َุงู…َ ุจِู‡ِ ุงู„ْุจَุนْุถُ ุณَู‚َุทَ ุนَู†ِ ุงู„ْุจَุงู‚ِูŠْู†َ
Adapun wajib kifayah [kewajiban yang bersifat kolektif], dengan pengertian bahwasanya apabila sebagian orang telah melakukannya, maka gugurlah kewajiban itu dari yang orang-orang yang lainnya,

ูَูŠَุนُู…ُّ ุณَุงุฆِุฑَ *(ุดَุฑَุงุฆِุนِ ุงู„ْุฅِุณْู„َุงู…ِ)* ูˆَู…َุง ูŠَุชَูˆَู‚َّูُ ู…َุนْุฑِูَุชُู‡َุง ุฃَูˆْ ูƒَู…َุงู„ُู‡َุง ุนَู„َูŠْู‡ِ ูƒَุงู„ู†َّุญْูˆِ ูˆَุบَูŠْุฑِู‡ِ
maka hukum wajib kifayah tersebut merata kepada seluruh *([wajib mempelajari] syari'at-syari'at Islam)* [lainnya] dan segala ilmu yang bergantung pengetahuan syari'at Islam atau kesempurnaannya itu kepada ilmu tersebut, seperti ilmu nahwu dan ilmu lainnya.

ูˆَุงู„ุดَّุฑَุงุฆِุนُ ุฌَู…ْุนُ ุดَุฑِูŠْุนَุฉٍ ูˆَู‡ِูŠَ ู„ُุบَุฉً ู…َุดْุฑَุนَุฉُ ุงู„ْู…َุงุกِ ูˆَุดَุฑْุนًุง ู…َุง ุดَุฑَّุนَู‡ُ ุงู„ู„ّٰู‡ُ ู„ِุนِุจَุงุฏِู‡ِ ู…ِู†َ ุงู„ْุฃَุญْูƒَุงู…ِ
Lafazh *_syarลi’u_* [ุดَุฑَุงุฆِุนُ] adalah bentuk jamak dari lafazh *_syarฤซ’ah_* [ุดَุฑِูŠْุนَุฉٌ]. Dan syarฤซ'ah [biasa disebut syari’at] menurut bahasa adalah  tempat mengalirnya air, sedangkan menurut syara' adalah sesuatu yang diberlakukan oleh Alloh bagi hamba-hamba-Nya, berupa hukum-hukum.

ูَุงู„ْุฅِุถَุงูَุฉُ ุจَูŠَุงู†ِูŠَุฉٌ ุฃَูˆْ ุจِู…َุนْู†َู‰ ุงู„ู„َّุงู…ِ ูˆَู‡ُูˆَ ุฃَูˆْู„ٰู‰ ุฅِุฐِ ุงู„ْุฅِุณْู„َุงู…ُ ู‡ُูˆَ ุงู„ْุฅِู†ْู‚ِูŠَุงุฏُ ูˆَุงู„ْุฅِุณْุชِุณْู„َุงู…ُ
Maka idhofah/penyandaran [lafazh syarลi’u kepada lafazh al-Islam] adalah _*idhofah bayaniyyah*_ [keadaan mudhof dan mudhof ilaih itu sama-sama umum], atau [menyimpan] maknanya *_lฤm_*, dan menyimpan makna lฤm ini lebih utama, sebab Islam itu adalah suatu ketundukan dan kepatuhan.

ูˆَุชُุนَุฑَّูُ ุงู„ุดَّุฑِูŠْุนَุฉُ ุฃَูŠْุถًุง ุจِุฃَู†َّู‡َุง ูˆَุถْุนٌ ุฅِู„ٰู‡ِูŠٌّ ุณَุงุฆِู‚ٌ ู„ِุฐَูˆِูŠ ุงู„ْุนُู‚ُูˆْู„ِ ุจِุงุฎْุชِูŠَุงุฑِู‡ِู…ْ ุงู„ْู…َุญْู…ُูˆْุฏِ ุฅِู„ٰู‰ ู…َุง ูŠُุตْู„ِุญُ ู…َุนَุงุดَู‡ُู…ْ ูˆَู…َุนَุงุฏَู‡ُู…ْ
Dan syari'at dapat didefinisikan juga bahwa syari'at itu adalah ketetapan/ketentuan ilahi [penetapan dari Alloh] yang menggiring kepada para pemilik akal, dengan upaya sadar mereka [tanpa paksaan] yang terpuji, kepada sesuatu yang bisa memperbaiki kehidupan mereka dan masa depan akhirat mereka.

*(ูˆَ)* ุชَุนَู„ُّู…َ *(ู…َุนْุฑِูَุฉِ)* ุฌَู…ِูŠْุนِ ุฃَุญْูƒَุงู…ِ *(ุตَุญِูŠْุญِ ุงู„ْู…ُุนَุงู…َู„َุฉِ)* ูˆَุงู„ْู…ُู†َุงูƒَุญَุฉِ ูˆَุงู„ْุฌِู†َุงูŠَุฉِ ูˆَู…َุง ูŠَุชَุนَู„َّู‚ُ ุจِูƒُู„ٍّ *(ูˆَูَุงุณِุฏِู‡َุง)*
*(dan)* [wajib] mempelajari *(pengetahuan)* semua hukum-hukum *(mengenai sahnya mu'amalah [transaksi])*, pernikahan, pidana dan hal-hal yang terkait dengan semua itu *(dan [mengenai] rusaknya [tidak sahnya] hal-hal tersebut)*.

ูˆَุฅِู†َّู…َุง ูˆَุฌَุจَ ุนَู„َู‰ ุงู„ْูƒَุงูَّุฉِ ุฐٰู„ِูƒَ ุนَูŠْู†ًุง ุฃَูˆْ ูƒِูَุงูŠَุฉً
Dan sesungguhnya diwajibkan hal-hal itu bagi seluruh [orang mukallaf], hanyalah secara fardhu ‘ain [kewajiban individu] atau fardhu kifayah [kewajiban kolektif],

*(ู„ِุชَุนْุฑِูŠْูِ)* ุฃَูŠْ ู…َุนْุฑِูَุฉِ *(ุงู„ْุญَู„َุงู„ِ)* ุงู„ุดَّุงู…ِู„ِ ู„ِู„ْูˆَุงุฌِุจِ ูˆَุงู„ْู…َู†ْุฏُูˆْุจِ ูˆَุงู„ْู…ُุจَุงุญِ ูˆَุงู„ْู…َูƒْุฑُูˆْู‡ِ ูˆَุฎِู„َุงูِ ุงู„ْุฃَูˆْู„ٰู‰
*(agar dapat mengetahui)*, yakni mengenal *(perkara yang halal)* yang mencakup pada perkara yang wajib, sunnah, mubah, makruh dan perkara yang *_khilaful Awla⁵_* [menyalahi hal yang lebih utama].

*(ูˆَุงู„ْุญَุฑَุงู…ِ)* ุญَุชّٰู‰ ูŠَูْุนَู„َ ุงู„ْุญَู„َุงู„َ ูˆَูŠَุฌْุชَู†ِุจَ ุงู„ْุญَุฑَุงู…َ
*(dan [dapat mengetahui] perkara yang haram)*, sehingga ia [orang mukallaf itu] dapat mengerjakan perkara yang halal dan menjahui perkara yang haram.

ูˆَูِูŠْ ู†ُุณْุฎَุฉٍ ู…ِู†َ ุงู„ْุญَุฑَุงู…ِ ุฃَูŠْ ู„ِุชَู…ْูŠِูŠْุฒِ ุงู„ْุญَู„َุงู„ِ ุงู„ุทَّูŠِّุจِ ู…ِู†َ ุงู„ْุญَุฑَุงู…ِ ุงู„ْุฎَุจِูŠْุซِ
Dan di dalam naskah yang lain [disebutkan dengan kalimat]: _minal kharลmi_ [dari perkara yang haram], yakni untuk membedakan perkara halal yang baik dari perkara haram yang buruk.

*(ูˆَุฌَุนَู„َ ู…َุขู„َ)* ุฃَูŠْ ุนَุงู‚ِุจَุฉَ *(ู…َู†ْ ุนَู„ِู…َ ุฐٰู„ِูƒَ ูˆَุนَู…ِู„َ ุจِู‡ِ ุงู„ْุฎُู„ُูˆْุฏَ ูِูŠْ ุฏَุงุฑِ ุงู„ุณَّู„َุงู…ِ)* ุนَู„ٰู‰ ุฃَุณَุฑِّ ุญَุงู„ٍ ูˆَุฃَู‡ْู†َุฆِู‡ِ ู…ِู†ْ ุบَูŠْุฑِ ูƒَุฏَุฑٍ ูŠُุตِูŠْุจُู‡ُ ูِูŠْ ู‚َุจْุฑِู‡ِ ูˆَู…َุง ุจَุนْุฏَู‡ُ
*(dan [Alloh telah] menjadikan tempat kembali)* yakni kesudahannya *(siapa saja yang mengerti akan hal-hal itu dan mengamalkannya, [akan] kekal di negeri keselamatan)* dalam keadaan yang paling membahagiakan dan paling menyenangkan, tanpa ada kesusahan yang menimpanya di dalam kuburnya dan tahap-tahap setelahnya.

ุจِุฎِู„َุงูِ ู…َู†ْ ู„َู…ْ ูŠَุนْู„َู…ْ ุฐٰู„ِูƒَ ู„ِุชَุฑْูƒِู‡ِ ุงู„ْูˆَุงุฌِุจَ ุฃَูˆْ ุนَู„ِู…َู‡ُ ูˆَู„َู…ْ ูŠَุนْู…َู„ْ ุจِู‡ِ
Berbeda halnya dengan orang yang tidak mengetahui akan hal-hal itu, karena ia meninggalkan perkara yang wajib, atau ia mengetahuinya, namun ia tidak mengamalkannya,

ูَุฅِู†َّ ุฅِุณْู„َุงู…َู‡ُ ูˆَุฅِู†ْ ูƒَุงู†َ ู…ُุชَูƒَูِّู„ًุง ู„َู‡ُ ุจِุงู„ْุฎُู„ُูˆْุฏِ ุฃَูŠْุถًุง ูِูŠْ ุฏَุงุฑِ ุงู„ุณَّู„َุงู…ِ ูˆَู‡ِูŠَ ุงู„ْุฌَู†َّุฉُ ุฅِู„َّุง ุฃَู†َّู‡ُ ู‚َุฏْ ูŠَูƒُูˆْู†ُ ุจَุนْุฏَ ู…َุฒِูŠْุฏِ ุนَุฐَุงุจٍ ูˆَู…ُุคَุงุฎَุฐَุฉٍ
maka sesungguhnya keislaman orang tersebut, meskipun keislamannya itu dapat menjaminnya juga untuk kekal di negeri keselamatan, yaitu surga, hanya saja terkadang kekal [di surganya] itu setelah [ia mendapat] penambahan siksa dan hukuman [di neraka].

=============
๐Ÿ“‹ *CATATAN:*
=============
*⁵* _Khilaful awla adalah perkara yang boleh dikerjakan dan boleh pula ditinggalkan/tidak dikerjakan. Namun, meninggalkannya adalah lebih utama._
More aboutTERJEMAH MINHAJUL QOWIM Bag.4

๐—ง๐—˜๐—ฅ๐—๐—˜๐— ๐—”๐—› ๐— ๐—œ๐—ก๐—›๐—”๐—๐—จ๐—Ÿ ๐—ค๐—ข๐—ช๐—œ๐—  ๐—•๐—ฎ๐—ด.๐Ÿฏ

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak

๐Ÿ“š ๐—ง๐—˜๐—ฅ๐—๐—˜๐— ๐—”๐—› ๐— ๐—œ๐—ก๐—›๐—”๐—๐—จ๐—Ÿ ๐—ค๐—ข๐—ช๐—œ๐—  ๐—•๐—ฎ๐—ด.๐Ÿฏ
====================

ุฅِู…َّุง ุนَู†ْ ู†َูْุณِ ุงู„ْุฅِู†ْุนَุงู…ِ ูَุชَูƒُูˆْู†ُ ุตِูَุฉَ ูِุนْู„ٍ ุฃَูˆْ ุนَู†ْ ุฅِุฑَุงุฏَุชِู‡ِ ูَุชَูƒُูˆْู†ُ ุตِูَุฉَ ุฐَุงุชٍ
adakalanya dari hakikat pemberian nikmat itu sendiri, maka rahmat itu menjadi Sifat Perbuatan, atau [adakalanya] dari kehendak memberi nikmat, maka rahmat itu menjadi Sifat Zat.

ูˆَูƒَุฐَุง ุณَุงุฆِุฑُ ุฃَุณْู…َุงุฆِู‡ِ ุชَุนَุงู„ٰู‰ ุงู„ْู…ُุณْุชَุญِูŠْู„ِ ู…َุนْู†َุงู‡َุง ูِูŠْ ุญَู‚ِّู‡ِ ุงู„ْู…ُุฑَุงุฏُ ุจِู‡َุง ุบَุงูŠَุชُู‡َุง
Dan begitu juga seluruh nama-nama Allลh Ta'ฤla yang mustahil maknanya pada hak Allลh, maka yang dimaksud dengan nama-nama itu adalah tujuan dari nama-nama tersebut.

*(ุงَู„ْุญَู…ْุฏُ)* ุฃَูŠْ ูƒُู„ُّ ุซَู†َุงุกٍ ุจِุฌَู…ِูŠْู„ٍ ุณَูˆุงุกٌ ูƒَุงู†َ ูِูŠْ ู…ُู‚َุงุจَู„َุฉِ ู†ِุนْู…َุฉٍ ุฃَู…ْ ู„َุง ุซَุงุจِุชٌ ูˆَู…َู…ْู„ُูˆْูƒٌ ูˆَู…ُุณْุชَุญَู‚ٌّ *(ู„ِู„ّٰู‡ِ)*
*(๐—ฆ๐—ฒ๐—ด๐—ฎ๐—น๐—ฎ ๐—ฝ๐˜‚๐—ท๐—ถ)*, yakni setiap sanjungan dengan elok. sama saja adanya pujian itu dalam hal merespon kenikmatan ataupun tidak. Itu tetap dan dimiliki dan menjadi hak *(๐—ฏ๐—ฎ๐—ด๐—ถ ๐—”๐—น๐—น๐—ผ๐—ต)*.

ูˆَุฃَุฑْุฏَูَ ุงู„ุชَّุณْู…ِูŠَّุฉَ ุจِุงู„ْุญَู…ْุฏِ ุงِู‚ْุชِุฏَุงุกً ุจِุฃُุณْู„ُูˆْุจِ ุงู„ْูƒِุชَุงุจِ ุงู„ْุนَุฒِูŠْุฒِ
Dan pengarang kitab [Syekh Abdulloh bin Abdurrohman Bafadhol Al-Hadhromiy] mengikutkan lafazh basmalah [selelahnya] dengan lafazh hamdalah, karena mencontoh terhadap gaya bahasa kitab Al-Qur'an yang Mulia, 

ูˆَุนَู…َู„ًุง ุจِู…َุง ุตَุญَّ ู…ِู†ْ ู‚َูˆْู„ِู‡ِ ๏ทบ *ูƒُู„ُّ ุฃَู…ْุฑٍ ุฐِูŠْ ุจَุงู„ٍ* ุฃَูŠْ ุญَุงู„ٍ ูŠُู‡ْุชَู…ُّ ุจِู‡ِ *ู„َุง ูŠُุจْุฏَุฃُ ูِูŠْู‡ِ ุจِุงู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ِู„ّٰู‡ِ ูَู‡ُูˆَ ุฃَุฌْุฐَู…ُ*
dan karena mengamalkan terhadap apa [hadits] yang ter-shohih-kan dari sabda Nabi Muhammad ๏ทบ : “๐™Ž๐™š๐™ฉ๐™ž๐™–๐™ฅ ๐™ฅ๐™š๐™ง๐™ ๐™–๐™ง๐™– ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ข๐™š๐™ข๐™ž๐™ก๐™ž๐™ ๐™ž ๐™๐™–๐™ก ๐™ฅ๐™š๐™ฃ๐™ฉ๐™ž๐™ฃ๐™œ, yakni keadaan yang harus diperhatikan, ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ฉ๐™ž๐™™๐™–๐™  ๐™™๐™ž๐™ข๐™ช๐™ก๐™–๐™ž ๐™™๐™–๐™ก๐™–๐™ข ๐™ฅ๐™š๐™ง๐™ ๐™–๐™ง๐™– ๐™ฉ๐™š๐™ง๐™จ๐™š๐™—๐™ช๐™ฉ ๐™™๐™š๐™ฃ๐™œ๐™–๐™ฃ ๐™ช๐™˜๐™–๐™ฅ๐™–๐™ฃ ๐˜ผ๐™ก-๐™†๐™๐™–๐™ข๐™™๐™ช๐™ก๐™ž๐™ก๐™ก๐™–๐™, ๐™ข๐™–๐™ ๐™– ๐™ฅ๐™š๐™ง๐™ ๐™–๐™ง๐™– ๐™ž๐™ฉ๐™ช [๐™—๐™–๐™œ๐™–๐™ž ๐™ค๐™ง๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ] ๐™ฉ๐™š๐™ง๐™ฅ๐™ค๐™ฉ๐™ค๐™ฃ๐™œ ๐™Ÿ๐™–๐™ง๐™ž-๐™Ÿ๐™š๐™ข๐™–๐™ง๐™ž๐™ฃ๐™ฎ๐™–”.

ูˆَูِูŠْ ุฑِูˆَุงูŠَุฉٍ *ุฃَู‚ْุทَุนُ* ูˆَูِูŠْ ุฃُุฎْุฑٰู‰ *ุฃَุจْุชَุฑُ* ุฃَูŠْ ู‚َู„ِูŠْู„ُ ุงู„ْุจَุฑَูƒَุฉِ
Dan dalam riwayat yang lain [disebutkan]: “[bagai orang yang] ๐™ฉ๐™š๐™ง๐™ฅ๐™ค๐™ฉ๐™ค๐™ฃ๐™œ ๐™ฉ๐™–๐™ฃ๐™œ๐™–๐™ฃ๐™ฃ๐™ฎ๐™–”. Dan dalam riwayat yang lain [disebutkan]: “[bagai hewan yang] ๐™ฉ๐™š๐™ง๐™ฅ๐™ค๐™ฉ๐™ค๐™ฃ๐™œ ๐™š๐™ ๐™ค๐™ง๐™ฃ๐™ฎ๐™–”, yakni sedikit barokahnya [kurang berkah].

ูˆَูِูŠْ ุฑِูˆَุงูŠَุฉٍ *ุจِุจِุณْู…ِ ุงู„ู„ّٰู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…ٰู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู…ِ* ูˆَูِูŠْ ุฃُุฎْุฑٰู‰ *ุจِุฐِูƒْุฑِ ุงู„ู„ّٰู‡ِ*
Dan dalam riwayat yang lain [disebutkan]: “… ๐™™๐™š๐™ฃ๐™œ๐™–๐™ฃ ๐™ช๐™˜๐™–๐™ฅ๐™–๐™ฃ ๐™—๐™ž๐™จ๐™ข๐™ž๐™ก๐™ก๐™–๐™–๐™๐™ž๐™ž๐™ง ๐™๐™ค๐™๐™ข๐™–๐™–๐™ฃ๐™ž๐™ง ๐™๐™ค๐™๐™ž๐™ž๐™ข ...”. Dan dalam riwayat lainnya [disebutkan]: "... ๐™™๐™š๐™ฃ๐™œ๐™–๐™ฃ ๐™—๐™š๐™ง-๐™™๐™ฏ๐™ž๐™ ๐™ž๐™ง ๐™ ๐™š๐™ฅ๐™–๐™™๐™– ๐˜ผ๐™ก๐™ก๐™ค๐™ …”.

ูˆَุจِู‡َุง ูŠَุชَุจَูŠَّู†ُ ุฃَู†َّ ุงู„ْู…ُุฑَุงุฏَ ุงู„ْุจَุฏَุงุกَุฉُ ุจِุฃَูŠِّ ุฐِูƒْุฑٍ ูƒَุงู†َ
dan dengan riwayat yang terakhir ini, menjadi jelas bahwa yang dimaksud adalah mengawali dengan dzikir apa saja.

ูˆَู‚َุฑَู†َ ุงู„ْุญَู…ْุฏَ ุจِุงู„ْุฌَู„َุงู„َุฉِ ุฅِุดَุงุฑَุฉً ุฅِู„ٰู‰ ุฃَู†َّู‡ُ ุณُุจْุญَุงู†َู‡ُ ูˆَุชَุนَุงู„ٰู‰ ูŠَุณْุชَุญِู‚ُّู‡ُ ู„ِุฐَุงุชِู‡ِ ู„َุง ุจِูˆَุงุณِุทَุฉِ ุดَูŠْุกٍ ุขุฎَุฑَ
Dan pengarang kitab [Syekh Abdulloh bin Abdurrohman Bafadhol Al-Hadhromiy] menyertakan kalimat pujian dengan lafazh jalalah [lafazh Allลh], sebagai isyarat bahwa sesungguhnya Allลh Subkhanahu wa Ta’ala berhak terhadap pujian itu karena Zat-Nya sendiri, bukan dengan sebab perantara perkara yang lain.

ูˆَุขุซَุฑَ ูƒَุบَูŠْุฑِู‡ِ ุงู„ْุญَู…ْุฏَ ุนَู„َู‰ ุงู„ุดُّูƒْุฑِ ู„ِุฃَู†َّ ุงู„ْุญَู…ْุฏَ ูŠَุนُู…ُّ ุงู„ْูَุถَุงุฆِู„َ ูˆَู‡ِูŠَ ุงู„ุตِّูَุงุชُ ุงู„َّุชِูŠْ ู„َุง ูŠَุชَุนَุฏّٰู‰ ุฃَุซَุฑُู‡َุง ู„ِู„ْุบَูŠْุฑِ
Dan beliau [pengarang kitab ini, dalam memuji Allลh] seperti ulama lainnya, telah memilih lafazh al-Khamdu [dibandingkan] atas lafazh syukur, karena bahwa lafazh al-Khamdu itu merata kepada ๐—ฎ๐—น-๐—™๐—ฎ๐—ฑ๐—ต๐—ผ̄๐—ถ๐—น [berbagai keutamaan], yaitu sifat-sifat yang dampaknya tidak bisa menular kepada orang lain,³

ูˆَุงู„ْูَูˆَุงุถِู„َ ูˆَู‡ِูŠَ ุงู„ุตِّูَุงุชُ ุงู„ْู…ُุชَุนَุฏِّูŠَุฉُ
dan [merata kepada] ๐—ฎ๐—น-๐—™๐—ฎ๐˜„๐—ฎ๐—ฑ๐—ต๐—ถ๐—น [berbagai pemberian], yaitu sifat-sifat yang [dampaknya] bisa menular/berpengaruh [kepada orang lain],⁴

ูˆَุงู„ุดُّูƒْุฑُ ูŠَุฎْุชَุตُّ ุจِุงู„ْุฃَุฎِูŠْุฑَุฉِ
sedangkan lafazh syukur terkhususkan hanya untuk sifat yang terakhir [Al-Fawadhil].

*(ุงู„َّุฐِูŠْ ูَุฑَุถَ)* ุฃَูŠْ ุฃَูˆْุฌَุจَ *(ุนَู„َูŠْู†َุง)* ู…َุนْุดَุฑَ ุงู„ْุฃُู…َّุฉِ ุฅِูŠْุฌَุงุจًุง ุนَูŠْู†ِูŠًّุง ู„َุง ุฑُุฎْุตَุฉَ ูِูŠْ ุชَุฑูƒْู‡ِ
*(๐—ญ๐—ฎ๐˜ ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐˜๐—ฒ๐—น๐—ฎ๐—ต ๐—บ๐—ฒ๐—ป๐—ณ๐—ฎ๐—ฟ๐—ฑ๐—ต๐˜‚๐—ธ๐—ฎ๐—ป)* yakni mewajibkan *(๐—ฎ๐˜๐—ฎ๐˜€ ๐—ธ๐—ถ๐˜๐—ฎ)* golongan umat [Nabi Muhammad ๏ทบ], dengan wajib ‘ain [kewajiban yang bersifat individu] yang tidak ada dispensasi dalam meninggalkannya,

*(ุชَุนَู„ُّู…َ)* ู…َุง ู†َุญْุชَุงุฌُ ุฅِู„َูŠْู‡ِ ู„ِู…ُุจَุงุดَุฑَุชِู†َุง ู„ِุฃَุณْุจَุงุจِู‡ِ
*([๐˜‚๐—ป๐˜๐˜‚๐—ธ] ๐—บ๐—ฒ๐—บ๐—ฝ๐—ฒ๐—น๐—ฎ๐—ท๐—ฎ๐—ฟ๐—ถ)* segala sesuatu [ilmu] yang kita butuh kepadanya, supaya kita dapat mengusahakan dalam menjalankan sebab-sebabnya.

ูَุงู„ْุนِุจَุงุฏَุงุชُ ูŠَุฌِุจُ ุนَู„ٰู‰ ูƒُู„ِّ ู…ُูƒَู„َّูٍ ุชَุนَู„ُّู…ُ ู…َุง ูŠَูƒْุซُุฑُ ูˆُู‚ُูˆْุนُู‡ُ ู…ِู†ْ ุดُุฑُูˆْุทِู‡َุง ูˆَุฃَุฑْูƒَุงู†ِู‡َุง ูَูˆْุฑًุง ูِูŠ ุงู„ْูَูˆْุฑِูŠِّ
Maka ibadah-ibadah itu diwajibkan bagi setiap mukallaf [untuk] mempelajari hal-hal yang sering terjadi/berlaku [dari ibadah tersebut], yaitu berupa syarat-syarat ibadah dan rukun-rukunnya, dengan segera pada perkara yang bersifat [harus] segera [dilaksanakan],

ูˆَู…ُูˆَุณَّุนًุง ูِูŠ ุงู„ْู…ُูˆَุณَّุนِ ูƒَุงู„ْุญَุฌِّ ูˆَุงู„ْู…ُุนَุงู…َู„َุฉِ ูˆَุงู„ْู…ُู†َุงูƒَุญَุฉِ ูˆَุบَูŠْุฑِู‡َุง
dan dengan dilonggarkan [waktunya] pada perkara yang dilonggarkan [waktu pelaksanaannya], seperti ibadah haji, mu'amalah [transaksi], pernikahan dan selainnya.

===========
๐Ÿ“‹ ๐—–๐—”๐—ง๐—”๐—ง๐—”๐—ก:
===========
³ Contohnya seperti sifat tampan, pandai dan pemberani. Dan sah-sah saja orang dikatakan pandai/alim meskipun ia tidak mengajar atau menularkan ilmunya, sehingga dampak kepandaiannya tidak bisa menular kepada yang lain alias ilmunya tidak bermanfaat kepada orang lain.  

⁴ Contohnya seperti sifat dermawan atau murah hati. Orang bisa dikatakan bersifat dermawan jika ia telah memberikan derma kepada orang lain, sehingga ada dampak (berupa uang, shodaqoh, pemberian) yang manfaatnya ditularkan kepada yang lain.
More about๐—ง๐—˜๐—ฅ๐—๐—˜๐— ๐—”๐—› ๐— ๐—œ๐—ก๐—›๐—”๐—๐—จ๐—Ÿ ๐—ค๐—ข๐—ช๐—œ๐—  ๐—•๐—ฎ๐—ด.๐Ÿฏ